10

5.4K 1K 202
                                    


Berminggu-minggu telah berlalu sejak kejadian itu. Namun ingatan tentang kejadian itu masih benar-benar membekas dipikirannya.

Setiap hari pikiran Senku tak bisa lepas dari mereka. Mengapa? Entahlah.

Padahal Senku kini sudah memiliki kerabat-kerabat yang baru. Namun rasa kesepian dan dendam dalam dirinya masih belum sirna.

Merindu? Jelas.

Namun tak bisa bertemu.

Malam itu angin mendesah lembut menerbangkan helaian-helaian rambut gradasinya. Beribu-ribu bintang yang menghiasi langit menjadi temannya merenung.

"YO SENKU!" Chrome dengan sengaja menendang tubuh ringkih itu hingga terjatuh dari duduknya.

"Kan jatuh kan. Suruh sapa duduk diatas batu. Orang tanah masih luas." Semprot Chrome tanpa berniat untuk membantu Senku yang masih berguling di tanah.

"Kotor elah, dah gitu ganggu aja sik. Rusuh amat." Senku dengan segera berdiri sambil mengibas-ngibaskan bajunya yang penuh dengan debu.

"Yee niatnya kesini mah bukan buat ngerusuh. Tapi liat kau duduk seperti itu jadi melonjak jiwa-jiwa rusuhku." Ucap Chrome sambil terus tertawa geli.

"Perlu apa sampai datang kesini?" Jawab Senku sangar. Ingin rasanya Senku cegokin bakteri collera yang banyak sampe mluber-mluber tuh eek nya Chrome.

"Jadi telepon itu bakal dikirim satu ke markas Tsukasa?" Chorme mulai berbicara langsung pada intinya.

"Ya, aku memiliki 3 orang teman disana. Mereka sudah menjadi mata-mata sejak pertama kali aku datang ke desa ini." Lagi-lagi ingatan tentang (y/n) terlintas di kepala nya. Hal itu berhasil membuat dadanya terasa sesak, apakah ini namanya rindu?

Betapa Senku berharap hari-hari ini segera berlalu. Dia berharap selalu akan ada hari dimana ia akan kembali bertemu dengan para sahabatnya.

Semoga saja.

BRUK!

"ADUH!!"

(Y/n) mengaduh kesakitan ketika Tsukasa dengan kasar membantingnya ke tanah.

"Sudah kubilang untuk tidak berbicara dengan mereka berdua. Mengapa kamu tetap melakukan nya!" Suara Tsukasa terdengar amat menyeramkan. Namun itu tak akan mempan terhadap (y/n).

"Mengapa kamu harus mengaturku? Sementara aku bukan siapa-siapa mu!" Suara nya meninggi. Menandakan bahwa ia sama sekali tak takut padanya.

"Oh, lalu kau ingin aku melakukan itu?"

Tsukasa dengan kasarnya mengangkat kedua tangan (y/n) ke atas, sehingga memperlihatkan lipatan dadanya yang menggoda di mata Tsukasa.

"Apa yang kau!!" (Y/n) menggeliat sambil terus berusaha mendorong tubuh Tsukasa. 'Tidak kumohon jangan lakukan!'

"Tuan Tsukasa." Secara tiba-tiba Hyouga muncul dari arah pintu. Tanpa sadar kehadirannya berhasil menggagalkan rencana pelecehan itu.

"Oh! Ma-maafkan aku tuan." Hyouga menyadari bahwa ia sudah menggagalkan sebuah hal yang menyenangkan. "Ada hal yang perlu mereka sampaikan kepada tuan." Sambungnya sambil menundukkan kepala.

"Aku akan segera datang." Suara Tsukasa dijawab dengan anggukan kepala dari Hyouga. "Saya permisi tuan." Ucapnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan mereka.

Manik merah Tsukasa kini beralih menatap (y/n), membuat bulu kuduknya seketika berdiri dengan indahnya.
"Aku akan melumatmu lain kali (y/n)." Tsukasa mulai berdiri dan seketika pergi meninggalkan (y/n) yang masih terduduk lemas di tanah.

"Senkuu.. tolong cepatlah datang." Gumamnya seraya memeluk lututnya yang gemetar. Tak akan ada yang bisa mengalahkan hangatnya momen ketika bersama dengan mereka bertiga. Yuzuriha, Taiju, dan Senku.

Hiks.. hiks..

Tanpa sadar air mata turun membasahi pipi nya. Ia terus meringkuk sedih, merasakan rasa rindu yang teramat dalam mulai menikam jantungnya.

Ia selalu berharap bahwa hari ini adalah hari terakhirnya berada disini. Semoga. Semoga Senku akan menjemputnya.

________

Pendeck sekyali cyhapter ini..
Ga sampe 600 kata :v

Ne--

Status hiatus Fanfic ini resmi author cabut ❤️
Terima kasih yang sudah setia menunggu~~~

*psstt jangan lupa follow akun author ya~ difolbek kok ;)*

Sincerely, Ten🌸

Only u ✿ Ishigami SenkuWhere stories live. Discover now