19

5K 869 110
                                    

(Senku POV)

Manik maronku menatap sayu kedepan.
Hembusan napas terasa begitu menyayat paru-paru.

Lensaku mulai bergulir, kini berganti menatap lelaki tinggi nan kurus tengah tertunduk sambil terisak. Seorang lelaki bersurai blonde terduduk di sampingnya. Berusaha untuk menenangkan.

Yuzuriha menangis pilu. Tak kuasa menahan emosi di dadanya.

Taiju masih setia dengan kebungkaman mulutnya. Meratap sedih ke arah gadis yang sedang tertidur lelap di depannya.

" (y/n)-chan.. lekaslah sadar." Tangan Yuzuriha menyapu pelan pipi (y/n). Pipi yang selalu merona itu terganti dengan pipi pucat nan sedingin es.

Aku bukanlah dokter. Tapi, aku yakin bahwa luka yang di dapati (y/n) berdampak fatal pada tubuhnya.

Lihat saja. Sedari tadi ia tertidur dengan bercucuran keringat.

Aku bisa merasakan napasnya yang semakin melemah seiring waktu.

Manik ku lekat menatap ke arah darah yang masih deras mengucur menodai perbannya.

Rahang ku mengatup rapat-rapat. Berusaha meredam emosi yang berkecamuk mencakar dadaku.

Asagiri terus menatap dari pintu. Menatap punggung lelaki bersurai gradasi itu dengan seksama.

'Dialah yang merasa paling terpukul disini ya?'

"Teman-teman.. biarkan (y/n) beristirahat." Chrome berucap lantas dibalas tatapan mematikan dari seluruh pasang mata di ruangan itu.

"Aku mau cari udara." Aku yang tak tahan akan tekanan dalam ruangan itu mulai melangkah pergi ke dalam hutan.

Langkah ku gontai menyusuri hutan. Konsentrasiku mulai kacau kala sosoknya menghadiri relung pikiranku. Hatiku terasa kacau berantakan. Rindu yang selama ini menikam diriku, anganku yang selalu melukiskan sosoknya terasa semakin menyiksa. Melihatnya terbaring seperti itu--

BRUK!

Kaki yang melemas tak mampu lagi menahan berat tubuhku.

"Hik-hiks"

Terasa seperti ada deburan ombak yang menerjang hati. Kejujuran hatiku mengatakan bahwa ia lah orang yang selama ini mengisi kekosongan hatiku. Aku tak siap kehilangannya lagi.

Aku semakin terisak. Meluapkan seluruh emosi yang ku tanggung di dada.

Manik maron yang selalu terlihat tegas kini basah penuh air mata. Aku mulai teringat kembali ucapan tabib yang terus terngiang-ngiang di kepalaku.

"Aku tak bisa melakukan apapun. Lambungnya benar-benar robek hingga ke sisi lainnya. " Hembusan napas gusar terdengar sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan ucapannya "Maafkan aku. Jika besok ia masih hidup itu adalah sebuah anugrah."

Hatiku terasa sakit mendengar ucapan itu. Air mataku perlahan-lahan membasahi pipiku, tak sanggup ku merasa sakit yang ku rasa kini. Sekuat tenaga aku mengatur napas yang mulai sesegukan.

Ya tuhan, betapa bahagia aku saat bersamanya.

Dada terasa berat mengambil udara. Aku merutuki betapa lemahnya diriku sampai tak mampu untuk melindunginya.

Takdir, andai kau bisa menyatukan kasihku padanya tanpa luka, menyayat lara, tiada air mata yang terbuang percuma. Aku hanya ingin bersamanya. Lebih lama untuk aku merasakan indahnya cinta yang mulai membodohiku ini.

Tidak kah kau iba atas rengkuhan doa memanggil cinta?

Tangan takdir terlalu kuat. Ku mohon. Berikan aku kesempatan sekali lagi untuk menggenggam tangannya. Setidaknya berikan aku sedikit waktu saja untuk mengungkapkan perasaan yang telah lama ku pendam.

Takdir, berikan satu kesempatan itu untuk ku.

__________________

Ini pendek sekali:v

Hanya 479 kata asoy😂
Tapi gapapa karena kalau sanggup besok saya up lagi h3h3

Ja~Sincerely Ten🌸

Only u ✿ Ishigami SenkuWhere stories live. Discover now