28. Pilu

1.1K 128 23
                                    

Pagi ini tidak seperti biasanya, jauh lebih dingin karena cuacanya agak mendung, dan rintikan hujan mulai berjatuhan ke tanah.

Bau tanah, siapa yang tidak suka dengan aroma tanah yang basah terkena percikan hujan.

Sang ayah dengan lihai membuat sarapan sederhana sebelum ia berangkat kerja untuknya dan juga putrinya.

"Makasih atas do'a dan semangat dari anak Ayah, Ayah jadi bisa bangkit lagi." Ujar lelaki paruh itu dengan pakaian formalnya sambil menaruh sepiring nasi goreng dimeja anaknya yang sedang fokus menulis tugasnya.

Aroma nasi goreng menghentikan aktivitasnya, dia merasa sedih melihat sang ayah yang makin kuat dari hari ke hari.

"Ayah?" Panggil Dahyun saat melihat ayahnya sedang menyapu lantai dengan kaku.

"Iya kenapa?"

Dahyun sempat menghela napasnya, dia merasa jika dia harus bercerita pada sang ayah soal ibu kandungnya sekarang, tapi dia tidak ingin ayahmya sakit hati dan mengganggu pekerjaannya nanti.

"Kayaknya nasi gorengnya enak kalo pake sosis, besok pake sosis ya Yah bikin nasi gorengnya." Ujar gadis itu, sebenarnya bukan itu yang ingin dia katakan.

"Boleh boleh, oh iya itu Ayah liat di kamar kamu banyak barang, siapa yang lahiran?" Tanyanya.

"Oh? Itu, temen sekolah aku abis lahiran tapi aku belum sempet kasih, kayaknya abis ujian aja ngasihnya." Ujar gadis itu.

"Banyak juga ngasihnya."

"Gak apa-apa, emang baik orangnya sama aku."

"Yaudah gak apa-apa, Ayah gak marah kok."

"Yah, udah siang lho, gak berangkat?" Tanya Dahyun.

"Yaudah ayah berangkat dulu ya, hati-hati kamu disini." Ujar lelaki berumur itu lalu bergegas pergi dari sana.

"Ayah, bekelnya." Pekik Dahyun mengejar ayahnya yang sudah turun tangga sambil membawa sekotak bekal.

"Oh iya lupa! Ayah berangkat ya!"

"Hati-hati Yah." Ujar gadis itu.

Setelah kepergian sang ayah, dia kembali mengerjakan tugasnya dan memakan sarapan yang dibuatkan ayahnya.

Matanya berbinar saat sesuap nasi itu masuk kedalam mulutnya.

"Hambar." Gumamnya lalu dia menenggelamkan wajahnya diatas meja dan menangis.

Biasanya Yoongi setiap pagi selalu membawakan sarapan untuk dia dan ayahnya, tapi sekarang sudah pukul delapan Yoongi tidak juga datang kesini, bahkan whatsappnya tidak aktif dari semalam.

"Mbak?" Panggil Ryujin dari bawah lantai rumahnya.

"Ada Go-food dari Mas Yoongi." Ujar Ryujin.

Dahyun yang mendengar itu segera bergegas kebawah.

"Mbak, ini ada Go-food atas nama Min Yoongi, pesanan sesuai alamat." Ujar driver lelaki itu pada Dahyun sambil memberikan bingkisan pada gadis itu.

"Oh iya makasih Pak." Sahutnya.

"Oh iya Mbak, ini pake akun temennya, tadi Masnya bilang nanti dia kesini selesai kuliah." Ujar lelaki berjaket hijau itu.

"Oh iya Pak, makasih ya Pak."

"Iya Mbak sama-sama."

Akhirnya driver itu pergi dari sana, Dahyun menatap makanan itu sebelum dia beralih menatap Ryujin.

"Udah sarapan kamu?" Tanya Dahyun pada pegawainya itu.

"Udah Mbak."

"Aku makan dulu." Ujar Dahyun lalu berjalan menuju freezer marketnya.

Mini Market ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz