Ch. 13 : Berburu Bersama Guru (2)

1.5K 181 30
                                    

Berburu bersama adalah hal yang tepat untuk mendeskripsikan kondisi yang tengah kualami. Guru berburu aku menemani. Ya, diam, tidak melakukan apapun selain menampung kristal jiwa yang guru dapatkan.

Guru benar-benar terampil. Bayangkan saja, dengan sekali tebasan pedangnya, aku bisa melihat tiga hewan tertebas begitu saja. Aku hanya bertugas untuk menguliti hewan-hewan itu atau mungkin memotong dan memasak mereka.

"Keito, setelah ini aku ingin kamu yang berburu,"

"Hah? Saya?"

"Iya, siapa lagi yang aku ajak bicara kalau bukan kamu?" ujar guru sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu harus bisa benar-benar menerapkan ilmu bertahan hidup dimanapun kamu berada, karena tidak mungkin guru akan selamanya di sisimu, bukan?"

"Mn. Keito mengerti, guru."

"Bagus. Sekarang, aku melihat seekor babi hutan sekitar duapuluh meter dari arah barat, kau harus menghabisinya dengan cara apapun dalam waktu sepuluh menit. Mulai dari.... Sekarang!"

Tak lama dari itu, seekor babi hutan muncul dan menerjangku. Aku mengelak ke samping dan mengeluarkan pedangku. Dengan cekatan aku menyerang titik-titik vital  yang terlihat. Dengan satu tebasan di lehernya, babi hutan tersebut jatuh.

"Bagus. Lima menit lebih 20 detik hanya dengan tebasan biasa. Kau memang jenius pedang, Keito."

"Terima kasih pujiannya, guru. Keito akan mulai berburu lagi."

Aku mulai mencari mangsa baru. Mulai dari hewan-hewan remeh dan secara bertahap berubah menjadi hewan-hewan yang hidup hampir seratus tahun.

Ada hewan yang kumasak, ada yang kulitnya kukumpulkan, ada pula yang dijadikan umpan hewan besar lainnya. Hari-hari lewat begitu saja. Aku dan guru juga semakin dekat tiap harinya. Guru adalah sosok ayah kedua yang berhasil mengerti diriku sepenuhnya.

Dan, ada hal yang kitemukan beberapa hari ini. Yaitu, bahwa saat berhasil membunuh hewan-hewan buruanku, entah mengapa sesuatu bergolak di jantungku. Seolah... Aku sangat menikmatinya.

Oh. Ini buruk. Apa ini tanda bahwa aku suka membunuh?

"Oke, Keito. Kurasa cukup untuk hari ini. Besok gerbang akan kembali dibuka. Sudah cukup banyak kristal jiwa yang kita dapatkan. Oh ya, hampir saja aku lupa memberitahu mu sesuatu."

"Apa itu, guru?"

"Akademi Naga Api telah membuka pendaftaran murid baru. Pendaftarannya akan diadakan sekitar satu bulan dari sekarang. Kau tertarik untuk ikut?"

"Berapa tahun yang harus kutempuh di sana, guru?"

"Entahlah. Mungkin tidak dihitung dengan tahun, tapi seberapa tinggi tingkatmu hingga menjadi murid kehormatan dimana kamu bisa berkeliaran dimana saja tanpa terikat dengan peraturan Akademi Naga Api. Kalau kau tertarik, mungkin aku bisa mendaftarkanmu untuk ikut."

"Keito tertarik untuk menjadi lebih kuat. Tapi apa tidak apa-apa guru? Bagaimana jika nanti ada yang berminat menjadikan saya murid? Bukankah tidak boleh memiliki lebih dari satu guru?"

Guru tertawa kemudian menepuk kepalaku. "Kata siapa? Sepanjang hidupku aku bahkan memiliki lima guru. Yah, walaupun di lima bidang yang berbeda, sih."

"Keito tetap hanya menerima guru sebagai guru. Keito tidak akan menerima guru lain!"

"Baiklah, untuk sekarang mari kita anggap serius ucapanmu. Tapi, kau harus berguru pada orang yang jauh lebih kuat dari guru jika saat itu tiba, oke?"

Aku hanya mengangguk. Namun jujur, dalam hatiku aku tidak akan pernah mengangkat guru selain Guru Shin! Tidak akan pernah!

✨✨✨

Re : Overlord [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang