Ch. 24 : Telur Mana yang Asli?

380 73 79
                                    

"Tuan Muda Feng ini sudah menemukan Telur Misteri, bagaimana mungkin dua kawan kecil itu mendapatkan telur misteri lain? Bukankah ini agak menyedihkan?"

Orang lain mengangguk membenarkan, "itu benar, tapi yang patut kita khawatirkan saat ini adalah, apakah mereka berhasil keluar dengan selamat atau tidak. Telur Misteri dan Labirin Neraka benar-benar bukan hanya sepotong kue, bahkan untuk murid pelataran inti. Sayang sekali, padahal sepertinya dia adalah murid baru di akademi."

Feng dan teman-temannya yang mendengar hal ini semakin mengangkat dagu mereka ke atas. Mereka seratus satu persen yakin bahwa kedua anak itu tidak akan keluar dengan selamat dari Labirin Neraka yang bahkan telah coba mereka lalui selama puluhan bahkan ratusan kali semenjak mereka menginjakkan kaki di Labirin Neraka. Mereka sudah sangat hafal dengan seluk beluk Labirin Neraka untuk siswa pelataran luar.

Sementara itu, di dekat pintu keluar labirin, Reiji mengerutkan keningnya, "apa mereka menyumpahi kita untuk mati di dalam sana? Berengsek! Orang-orang sialan itu harus diberi pelajaran! Tuan Muda ini tidak akan mati sebelum mencetak nama salam sejarah!" Reiji sudah menarik lengan bajunya dan hendak berlari keluar dengan cepat, namun ditahan oleh Ryuu.

"Jaga bahasamu." Ryuu mengingatkan, "Lebih dari itu, informasi lain yang harusnya kau tangkap adalah fakta bahwa mereka menemukan Telur Misteri lain!" Ryuu mendesis tidak senang. Matanya yang sudah setajam elang itu memicing dan mengelus bibirnya secara berkala dengan tempo tetap, menyiratkan bahwa ia tengah berpikir keras.

Reiji yang menyadari hal itu juga ikut memutar otaknya. Namun hanya sejenak sebelum mengatakan sebuah kesimpulan, "itu jelas milik kita yang asli. Kau tahu betapa pandainya ia menipu! Sudah, jangan dipikirkan lagi, kita harus segera membungkam mulutnya yang bau itu dengan kenyataan!" Reiji hendak berbalik dan membopong telur besar itu ke arah pintu keluar.

"Tunggu sebentar, Nakayama." Ryuu berkata dengan serius. Mimik wajah dan gaya bicara Ryuu yang berubah membuat Reiji menurut. "Jika orang-orang tidak melihat keanehan bahkan setelah selama ini... Itu artinya besar kemungkinan bahwa telur itu memang asli. Akan tetapi, jika telur yang dimiliki mereka adalah yang asli, lalu apakah yang ini palsu? Apakah ini jebakan? Bagaimana menurutmu, Rei?"

Reiji memejamkan matanya kemudian melambaikan tangan kirinya dan memijat pelipis kanannya. Bocah berusia sepuluh tahun itu benar-benar menguras semua kecerdasannya sekarang. Ia begitu heran, di usianya saat ini, ia bisa dibilang sosok yang cerdas, bahkan jenius. Namun ketika menghadapi Ryuu, ia merasa dirinya hanyalah anak-anak berusia sepuluh tahun yang menghadapi Ayah atau Pamannya tengah berdiskusi. Hal ini benar-benar membuatnya frustrasi.

"Sebentar, sebentar. Biarkan aku berpikir." Reiji terdiam sejenak sebelum berkata, "Anggap saja ada dua telur di dalam labirin ini. Bisakah kita mengambil kesimpulan seperti itu? Jika hal ini adalah jebakan, bukankah si mulut bau itu terlalu melebih-lebihkan kekuatannya? Mengutak-atik isi labirin yang terkenal ini tidak mungkin ada dalam jangkauannya."

Ryuu kembali mengelus bibirnya sebelum memutuskan. "Baiklah, mari kita keluar." Reiji hendak menurut saja, namun tiba-tiba ia seolah tersadar akan sesuatu, "jelaskan dulu rencananya, tembok! Bisa-bisa aku tidak kedapatan dialog saat beradu argumen nantinya!"

Di situlah Ryuu tersadar bahwa anak yang ia ajak berdiskusi hanyalah seorang bocah berusia sepuluh tahun dengan kepintaran di atas rata-rata untuk umurnya. Meski memiliki kecerdasan intelektual yang cukup tinggi di usianya, kecerdasan dalam menghadapi situasi adalah sesuatu yang alami tercipta saat seseorang telah melalui banyak waktu. Ryuu tersenyum miring kemudian menyentuh leher Reiji, "Jadi, begini..."

✨✨✨

"Itu mereka!" seru seseorang kala melihat bayangan dua anak kecil berjubah yang cukup familier. Namun seseorang lainnya segera berseru lagi, "apa yang mereka bawa itu? Telur? Ukurannya dua kali lipat Telur Misteri!"

Re : Overlord [Slow Update]Where stories live. Discover now