Re : Overlord [Slow Update]

Ch. 23 : Labirin Neraka

"Maaf? Kau pikir berapa banyak waktu tuan muda ini yang terbuang karena ditabrak olehmu? Dan bagaimana dengan cedera yang tuan muda ini alami? Seharusnya kau memberikan tuan muda ini kompensasi atau setidaknya, sebutkan namamu jika kau berani!" Sosok pemuda yang berusia sekitar lima sampai enam belas tahun itu berkata dengan nada yang sungguh arogan. Karenanya, tidak butuh waktu lama sebelum akhirnya mereka menjadi pusat perhatian.

Dalam hatinya, Ryuu mengumpat. Sial, kenapa banyak orang aneh yang menganut aliran hiperbolis di dunia ini? Ryuu benar-benar frustrasi hingga di tingkat dimana ia bisa mengadu kepala seseorang dengan dinding baja karenanya. Di zamannya dulu, bahkan bersenggolan bahu tidak akan dianggap apa-apa, duduk di bangku bus yang sama dapat menciptakan teman. Apa yang harus ia lakukan dengan orang-orang ini sebenarnya?

"Cedera apa yang dapat anak kecil seperti kami ciptakan padamu?" Sebelum Ryuu menjawab, Reiji terlebih dahulu berseru dengan impulsif. Jika Ryuu tidak menahannya, Reiji benar-benar akan meledak. Setelah menarik Reiji ke belakang tubuhnya, Ryuu membungkukkan tubuhnya, "Yang ini bernama Feng, dan teman di samping ini bernama Jin. Boleh kami tahu siapa nama Anda?"

"Feng? Ha! Hanya boleh ada satu Feng di sini!" Tuan Muda yang Ryuu kira bernama Feng juga itu berkacak pinggang. Ryuu yang merasa sulit mencari nama lagi segera berkata, "Jika saya tidak salah, bukankah Feng pada nama Anda memiliki arti Phoenix sementara Feng milik saya berarti Angin? Bukankah itu baik-baik saja karena nama kita memiliki makna yang berbeda?"

Feng tertawa sinis, "apapun maknanya, jika penyebutannya sama bukankah itu akan merepotkan? Dan lagi, tuan muda ini tidak ingin disamakan oleh orang rendahan yang udik sepertimu. Bagaimana jika kita mempertaruhkan nama ini dengan berlomba di dalam Labirin Neraka di sana? Siapapun yang berhasil mengambil Telur Misteri dan keluar dengan selamat dari Labirin Neraka akan menjadi pemenangnya?"

"Jika begitu, maka akan lebih baik jika saya mengganti nama yang saya gunakan. Saya tidak tertarik untuk berkompetisi dengan Tuan Muda Feng, jadi, saya permisi." Ryuu benar-benar tidak ingin mengundang kebencian di hari pertamanya masuk ke akademi, namun pikiran tak masuk akal para tuan muda kebanyakan di era ini membuat Ryuu frustrasi sendiri.

Feng yang jengkel melihat sikap tabah Ryuu mencekal tangan anak itu. Ryuu, yang sangat tidak suka ketika orang asing menyentuhnya sembarangan hanya bisa berdecak kesal. "Tuan Muda Feng, saya sudah berniat menyelesaikan masalah ini dengan damai, tapi mengapa Tuan Muda Feng terus saja menguji batas kesabaran saya? Apakah Tuan Muda kehilangan akal atau saya yang terlalu santai di sini? Saya rasa, pilihan pertama adalah yang paling mungkin."

Ryuu benar-benar melepaskan rasa kesalnya tanpa memperhatikan pemilihan kata yang ia gunakan lagi. Reiji yang mendengarkan dari samping mulai panik. Ia tahu benar kalau temannya itu sudah mulai melepaskan segala norma-norma ucapan, kasta, dan penghormatan antara junior-senior, maka kata-kata berikutnya yang keluar adalah kata-kata yang mungkin saja akan dia sesali atau semakin menyinggung lawan bicara yang ia ajak berdebat.

"Huh! Berani-beraninya kamu menyebut tuan muda ini kehilangan akalnya? Jika memang kau seberani itu, mengapa tidak mengambil serius atas tantangan tuan muda ini? Kau takut? Hmph! Dua anak kampungan seperti kalian memang benar-benar terlihat seperti seekor katak dalam sumur!" Feng benar-benar mengejek Ryuu dan Reiji habis-habisan. Dalam hati, Reiji mengumpat pada tuan muda itu karena tak henti-hentinya membakar sumbu temperamen milik Ryuu yang memang sedari dulu pendek.

Ryuu mengeratkan kepalan tangannya. "Baik! Sangat baik! Aku akan menerima tantanganmu! Dengan syarat, jika aku berhasil menemukan Telur Misteri, kau harus meminta maaf sembari berlutut padaku dan memberikanku kompensasi sebesar lima ratus koin perak! Itu berlaku sebaliknya jika aku tidak berhasil menemukannya!"