Ch. 22 : Teman Sekamar

436 80 52
                                    

"Ini kamarnya?"

Reiji melangkah masuk ke dalam ruangan yang akan menjadi kamar tinggalnya selama menempuh pendidikan di Akademi Naga Api. Ruangan itu tidak terlalu besar, hanya diisi dua ranjang tingkat, dua lemari besar, satu kamar mandi, dan empat meja tulis sederhana dengan lentera belajar. Ryuu menggelengkan kepalanya pelan ketika melihat pemandangan ini.

Anak pelataran luar benar-benar dijadikan anak buangan. Begitulah pikiran Ryuu saat melihat kamar tersebut. Setelah melihat-lihat kamar itu, Ryuu teringat bahwa mereka akan memiliki satu orang teman lain yang akan berbagi kamar dengan mereka. Namun Ryuu belum melihat batang hidung dari teman sekamar mereka ini.

Mengabaikan teman yang tak terlihat itu, Ryuu dan Reiji mulai membereskan barang-barang mereka, seperti meletakkan pakaian di lemari, memasang sprei, mengganti bantal, mengisi meja dengan peralatan masing-masing dan lain-lain. Melihat ranjang di seberang terlihat sangat usang, menimbulkan rasa gatal di mata Ryuu. Bocah berambut perak itu berusaha mengabaikan karena menurutnya hal tersebut bukan urusannya, namun semakin ia abaikan, semakin gatal dirinya.

Reiji yang diam-diam memperhatikan temannya yang seperti mengidap fobia kotor (mysophobia) itu berusaha mengabaikan kekotoran di seberangnya terkekeh. Setelah beberapa saat, ia menarik tangan Ryuu, "ayo, kita bersihkan. Aku tahu kau gatal sampai mati melihatnya, Ryuu." Reiji mulai melepaskan sprei di ranjang itu dan membiarkan Ryuu menepuk-nepuk kasur dan memakaikan sprei baru yang bersih.

Setelah selesai berberes kamar, seorang pemuda yang terlihat satu atau dua tahun lebih tua dari Ryuu dan Reiji masuk ke dalam kamar. Orang itu melihat ke arah Ryuu dan Reiji bergantian, "apa yang kalian lakukan di sini? Keluar." ujarnya dengan dingin dan ketus yang membuat Ryuu mengernyitkan keningnya dengan dalam.

Namun sebelum berhasil menyuarakan duri di hatinya, Reiji sudah terlebih dahulu bersuara, "Apa maksudmu keluar? Ruangan ini akan menjadi kamar kami juga mulai hari ini, seharusnya kau menyambut teman sekamar dengan baik, bukan malah mengusirnya! Cih, dasar menyebalkan!" Reiji mendengus kesal. Ryuu memiliki kepribadian yang pendiam dan cenderung terasa dingin, tapi Ryuu tidak menyebalkan, seperti orang baru di hadapannya itu. Tapi memikirkan bahwa dia akan berada dalam satu ruangan bersama orang-orang dingin membuat Reiji frustrasi.

"Aku tidak pernah menginginkan teman kamar. Cepat keluar dan tukar kamar." ujar orang itu sembari melihat ke arah ranjangnya yang rapi dan bersih kemudian duduk di meja tulisnya. "Karena kalian akan pergi, maka akan aku maafkan kalian karena menyentuh barangku untuk sekali ini. Pergilah."

Reiji hendak menarik rambut orang tersebut jika saja Ryuu tidak menahannya. Bahkan saat ini, Ryuu yang biasanya tidak ambil pusing ingin sekali memakan orang itu bulat-bulat. Ia tidak menyangka ada orang lain yang lebih menyebalkan dari dirinya dan ia sangat tidak menyukai hal itu. Apakah orang ini ingin beradu sifat menjengkelkan dengannya? "Kami tidak berniat pindah," ujar Ryuu yang membuat orang tersebut berhenti menulis. "Kami tidak akan menganggap dirimu ada, jadi lakukan saja apa yang kau inginkan."

Reiji yang mendengar perkataan Ryuu tidak bisa tidak mengacungkan ibu jari kepadanya. Yah! Inilah kemampuan paling hebat dari temannya, membuat orang lain terbungkam. Orang baik lain mungkin akan berkata, anggap saja kami tidak ada namun Ryuu mengatakan akan menganggap orang itu tidak ada sebagai gantinya. Benar-benar canggih!

Saat hening terasa, tiba-tiba pintu kamar diketuk dan dibuka oleh seseorang. "Halo, aku Noya dari kamar sebelah. Apakah kalian berniat pergi ke pasar malam? Teman sekamarku sedang ada keperluan... Jadi kupikir bagus mengajak kalian." Mendengar kata Pasar Malam, mata keemasan milik Reiji bercahaya terang, "Pasar Malam?" "Ide bagus! Ryuu! Ayo kita ke pasar malam! Aku ingin beli camilan banyak-banyak setelah menguras emosi karena seseorang." Reiji melirik sinis ke arah teman sekamar asingnya itu.

Re : Overlord [Slow Update]Where stories live. Discover now