Sebelumnya, author ingin menunjukkan peta dunia mimpi Alana, yang akan kalian gunakan saat menjelajahinya.
Tolong simpan baik-baik di dalam tas atau saku kalian!
- Hayylaaa
***
Darah telah mewarnai setiap jengkal lantai. Ballroom istana yang tampak megah, dengan panggung mewah berhias emas, tempat keluarga kerajaan duduk telah hancur.
Tak lupa, mayat-mayat dengan gaun mewah layaknya putri dan pangeran terhampar luas menghiasi ballroom istana yang kini tampak mengerikan.
Wanita itu melayang di tengah-tengah ballroom dengan senyum mengerikan dan aura hitam yang menyelimutinya.
Manik merahnya yang semerah darah menatap tajam bagai bilah pedang mampu membuat orang-orang yang melihatnya bergidik ngeri. Kulit putihnya yang sepucat mayat, bibirnya yang semerah darah tersenyum menyeringai melihat pemandangan yang terpampang di depannya.
Gaun hitam dan rambut hitam legamnya berkibar layaknya bendera diterpa angin. Ia mengangkat sebelah tangannya ke atas.
Perlahan namun pasti tangannya mengeluarkan sihir hitam. Tak berselang lama, seorang pria paruh baya dibalut jas cokelatnya yang sudah dihiasi percikan darah, perlahan terbang ke arah wanita tersebut.
"Kau pikir kau bisa lari dari indra peglihatanku dengan bersembunyi di antara tumpukan mayat tersebut?" tanyanya. Ia menyeringai licik.
"Great mistake."
Kemudian ia menggerakkan tangannya layaknya sedang meremuk sesuatu.
"Aaarrgghh!!"
Teriakan serak pria itu bergema di sepanjang ballroom istana. Wanita itu tersenyum ke arahnya yang tengah meraung kesakitan. Perlahan darah segar mulai mengalir dari mulutnya.
"Kau ... wanita keji!" geramnya.
Wanita itu membalasnya dengan senyuman sinis. "Oh ya?"
Lalu ia melemparkan lelaki tersebut hingga menghantam dinding ballroom istana dengan sekali hentakan.
Wanita itu tersenyum saat mengetahui orang yang ia tunggu-tunggu datang. "Kau membuatku menunggu terlalu lama, Raja Philip."
"K-kamu ...."
Wanita tersebut membalikkan badannya lalu tersenyum manis.
"Do you miss me?"
Pria yang dibalut dengan pakaian khas raja bertabur berlian dan mutiara kini menatap wanita itu dengan tubuh gemetar.
"S-saya selaku raja dari Kerajaan Westernity minta maaf atas kejadian beberapa tahun lalu yang membuat Anda terpukul," ucapnya sambil membungkuk hormat.
"Wah ... saya terharu. Ternyata Anda masih ingat kejadian itu ya? Kukira sudah lupa, hahaha ...." Gema tawanya menambah suasana di dalam ballroom istana semakin mencekam. Raja Philip masih setia menunduk hormat di depan wanita itu.
"Haahh ... sayangnya aku sedang bosan. Aku ingin bersenang-senang. Bisakah kau membantuku wahai Raja Philip nan agung?"
Raja Philip menoleh ke belakang, tempat wanita yang sedang menggendong anak laki-lakinya, tengah menggeleng dengan tangis yang menghiasi wajahnya.
"Apa yang anda mau?" tanya Raja Philip was-was.
"Hanya permainan kecil, tidak akan sakit kok," jawab wanita itu. Kemudian ia mengarahkan tangannya ke Raja Philip.
Perlahan Raja Philip melayang ke atas, hingga tingginya setara dengan wanita itu. Belum sempat wanita itu memainkan beberapa trik sihir untuk Raja Philip-
"KAMU PENYIHIR JAHAT!!"
Ia sontak menghentikan gerakan tangannya dan menoleh ke arah anak laki-laki yang berada pada pelukan wanita cantik, sang Ratu.
Ia tersenyum melihat seorang anak laki-laki di depannya kini tengah memandangnya dengan tatapan membunuh.
"Oh yaa?"
"To-tolong, tolong jangan sakiti putraku. Dia masih anak kecil, dia tidak tau apa-apa. Tolong jangan libatkan dia ...."
"Walau begitu ... ucapannya tetap terasa menyakitkan," ujar wanita itu yang pandangannya sekarang sedang menelusuri setiap inci wajah anak laki-laki yang akan menjadi penerus berikutnya.
Pelan-pelan sang ratu beranjak dari tempatnya sambil menggandeng anak laki-laki semata wayangnya. Namun sebuah suara segera menghentikannya.
"Jika kau melangkah satu langkah saja, pria di hadapanku ini akan mati ...," desis wanita itu.
Sang ratu berhenti, ia menatap suaminya yang kini sedang terombang-ambing di atas. Akhirnya sang ratu kembali duduk. Ia menatap wanita jahat dia atasnya dengan tatapan waspada, tak lupa mengeratkan pelukannya kepada anak laki-lakinya.
Wanita itu tersenyum melihat sang ratu kini kembali ke tempatnya dengan raut ketakutan yang tercetak jelas di wajahnya. Ia begitu menikmati saat-saat ini.
"Bagus. Bisakah aku bermain dengannya sebentar?"
"Tidak! Jangan! Tolong! Dia hanya anak kecil yang tidak berdosa. Tolong jangan sakiti dia!" seru Raja Philip.
Ia menatap anak itu lalu tersenyum menyeringai, kembali menatap sang raja. "Baiklah, aku tidak sekejam itu kok."
Tanpa ampun wanita tersebut langsung menghempaskan Raja Philip begitu saja dari ketinggian beberapa meter dari bawah.
Ratu menjerit melihat suaminya yang sudah terkapar di sana. Ia menangis terisak-isak atas nasib sedih yang menimpa mereka, dan tak bisa berbuat apa-apa.
Wanita itu kini terbang mendekati ratu dan anak laki-lakinya. Ia tersenyum melihat raut wajah anak laki-laki tersebut yang setia memandangnya dengan tatapan membunuh.
Belum sampai ia tiba di tempat mereka, tiba-tiba tubuhnya menghantam dinding ballroom istana dengan sangat keras.
Sang ratu memekik melihat kejadian tersebut. Wanita itu tampak murka dan bersiap mengeluarkan kekuatannya untuk membalas siapapun itu yang berani mengganggunya.
Belum sempat wanita itu berbalik ia kembali terpental dan menabrak dinding ballroom istana, lalu cahaya putih mulai menyelimutinya.
"AAARRGHHH!!"
Ia meraung kesakitan tanpa bisa melihat siapa yang menyerangnya. Dan dalam sekejap semuanya menjadi putih.
***
Note :
1 Cerita ini mengandung banyak teka-teki.
2. Feel free untuk yang mau tebak alur.
3. Jika ada kesalahan kata, mohon dinotis dan dimaafkan ya :')
4. Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak dengan Vote dan Comment untuk support cerita ini.
- salam manis dari Alana di chapter selanjutnya //katanya dia udah ga sabar ketemu kalian __-
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana : That Dream
Fantasy[ Fantasy-mystery & (Minor) Romance ] [ Chapter Completed ] Alana hanya gadis manis yang tidak bisa mengingat mimpinya, hingga suatu kejadian aneh merubah hidupnya dalam sekali kedipan mata. Alana terperangkap dalam dunia mimpinya yang penuh misteri...