28 | Twenty-eight Dream : Last Step

308 56 24
                                    

"Para Vampir cepat serang mereka!"

Sekelompok Vampir langsung berjalan mendekati kami. Elysian segera membuat sebuah cahaya terang dan mengarahkannya ke para Vampir.

"Hei para Vampir!" seru Elysian. "Memangnya apa yang akan kalian dapatkan jika kalian menghancurkan Dunia Wonderous?"

"Apa yang mahluk lemah itu janjikan jika kalian membantunya menghancurkan Dunia Wonderous?"

Elysian terkekeh pelan lalu kembali berucap dengan nada mengejek, "Bagaimana bisa kalian percaya pada mahluk lemah itu? Aku merasa kecewa melihat kalian dengan seenak hati diperbudak olehnya."

Seketika para Vampir itu saling menoleh dalam diam, berkomunikasi dengan caranya, yaitu telepati. Raut wajah mereka tampak ragu, Elysian berhasil menghancurkan kepercayaan para Vampir kepada diriku yang dulu.

"Berani-beraninya kau bilang aku lemah!?" berang Alana.

"Kalau begitu buktikan dirimu kuat, jangan hanya berani bilang saja. Dasar lema-"

"AWAAAS!!!"

WUUUSHHH ....

Alana terbang hendak menyerbu kami, tapi Alex berteriak terlebih dahulu memperingati kami sehingga kami berhasil menghindari serangannya. Bahkan para Vampir sudah membubarkan diri, tak mau ikut campur urusan kami yang menurut mereka tidak penting.
Tanpa memberi jeda terlebih dahulu, ratusan es tajam keluar dari dalam tangannya, hendak menyerang kami.

"Alana, Pangeran Alex, bersiap!" Elysian memperingatkan.

Segera, Elysian membuat pelindung es dengan sebelah tangannya sambil berlari ke arahnya. Sementara tangan lainnya teracung, melemparkan pusaran angin besar ke arahnya.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, aku bersiap ikut menyerang Alana. Kedua tanganku kuhantamkan ke tanah. Bunyi 'BUM' terdengar kecil. Lalu sepersekian detik setelahnya sebuah akar tanaman muncul dari dalam tanah yang berada di dekat Alana dan langsung mengikat kedua kakinya.

Kini giliran Pangeran Alex yang maju sambil mengayunkan pedangnya. Tepat sebelum ujung pedang Alex yang tajam mengenai Alana, Ia sukses meloloskan diri dari jeratan akar tanamanku dan terbang ke langit-langit gua.

"Beraninya kalian mempermainkanku!" geramnya. Seketika tentakel hitam muncul dari balik tubuhnya dan langsung terbang menerjang kami.

"AWAS-"

SRIIINGGG!!!

Tentakel itu terputus begitu Pangeran Alex mengayunkan pedangnya. Elysian segera mengikuti Pangeran Alex dengan memotong tentakel hitam yang hendak menusuknya, dengan sihir yang ia punya. Tapi beberapa detik setelahnya tentakel itu kembali bangkit dan menumbuhkan bagian ujungnya yang tajam.

"Sial ...," desis Elysian.

Dengan lincah tentakel-tentakel itu kembali menyerang Pangeran Alex dan Elysian, sesekali akar itu jatuh saat terkena pedang dan sihir Elysian lalu kembali bangkit dan menyerang lebih ganas. Aku masih bersembunyi di balik salah satu batu besar sambil memikirkan cara yang bagus untuk menyerangnya dan menghentikan tentakel hitam itu.

Di satu sisi, Elysian tampak kuat membalas segala perlawanan tentakel itu, ia bahkan tampak menikmatinya. Namun di sisi yang lain Pangeran Alex tampak tersudutkan dengan 5 tentakel di segala arah yang bersiap mencabik-cabik tubuhnya.

"Alex!"

Lalu seperkian detik setelahnya tubuhku berada di belakang tentakel itu dengan kondisi 5 tentakel itu terputus. Aku menghela napas lega melihat kelima tentakel itu kini tumbang dan Alex dalam kondisi selamat. Namun hanya perlu menunggu sepersekian detik saja untuk tentakel itu kembali tumbuh.

Alana : That Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang