2

58 7 0
                                    

Bintang berlari menuju halte bis, ibu menyuruhnya pulang cepat. Karena ada pengantaran kue ke customer.

Setelah lulus sekolah, dia membantu ibunya di toko kue. Ibunya juga menerima pesanan nasi kotak, tumpeng dan sejenisnya. Kadang Bintang disuruh untuk mengantar pesanan.

Bapak dan ibu sudah menyuruhnya untuk kuliah. Tapi, setelah gagal tes SBMPTN, dia memutuskan rehat setahun. Dia ingin mengumpulkan uang untuk biaya kuliah nanti. Setahun ini dia ingin membaca buku sebanyak-banyaknya. Belajar sastra dan latihan soal SBMPTN.

Impiannya sedari dulu, ingin dikenal orang bukan atas namanya, melainkan dikenal atas karyanya. Dia ingin menjadi seorang penulis.

Bintang turun dari bis lalu menuju toko kue ibunya.

"Lama banget" ucap Ibunya yang menunggu Bintang di depan.

"Macet ibu"

"Yaudah ini anter, keburu ditunggu"

"Iya" dengan menggunakan motor tua milik bapaknya, dia langsung tancap gas.

Keluarga Bintang adalah keluarga sederhana dan pribadi yang santai. Pengoleksi barang antik, terlihat dari motor yang dia pakai. Kakaknya pun juga memakai motor tua. Sampai sekarang dia masih belum punya pacar, walaupun wajahnya tampan, jika motornya tidak keren, mana mau perempuan sekarang?

Terlihat alamat yang tertera sedang ramai banyak orang.

"Eh Bintang, udah sampai?"

"Iya bu, ini pesanannya"

"Iya, terima kasih ya. Mampir dulu yuk"

"Nggak deh bu, saya masih ada urusan"

"Oh gitu, ada yang mau di antar lagi?" Bintang mengangguk, lalu berpamitan dan pergi.

Sampai rumah, dia menuju kamarnya. Melanjutkan membaca buku yang sempat ia baca di cafe tadi.

Ponselnya berdering, nama Fasya tertera di sana. Bintang tak peduli dan melanjutkan aktivitasnya. Fasya masih menelfonnya, sampai spam kirim pesan. Akhirnya dia memutuskan menerima telfonnya.

"Ada apa sih?"

"BINTAAANNNGGG!!! kemana aja lo astaga"

"Baca buku, berisik ah"

"Tau gak lo?"

"Gak"

"Belum selesai bintaaaannngg"

"Iya apaan sih cepetan"

"Lo menang lomba puisi juara 1!!!!"

"HAH SERIUS?"

"Iya!!! makanya gue telfon lo, eh lo nya gak angkat-angkat"

"Hehe iya deh maaf"

"Rabu besok ada penyerahan hadiahnya, jadi lo harus dateng"

"Pasti dong"

"Jam 9 ya"

"Siap!"

Tut...
Sambungan telefon terputus.

Alangkah bahagianya dia, tak menyangka akan memenangkan lomba puisi. Juara 1 lagi.

Awalnya, Fasya yang memberitahunya, bahwa di kampusnya ada acara lomba puisi dan di kirim lewat email. Bintang langsung membuka catatannya, memilah puisi yang tepat untuk dia kirim.

Bintang tak mengharapkan apa-apa, dia hanya ingin mendapatkan sertifikatnya.  Jika juarapun hanya bonus baginya. Itung-itung, uangnya untuk tambahan kuliah.

Aku Bukan RumahWhere stories live. Discover now