8

30 3 2
                                    

Malam cerah dengan purnamanya. Sudah pukul 00:00 dan Bintang masih berkutat dengan laptopnya, jika ibunya tau pasti akan memarahi anak itu. Ponsel disebelahnya berbunyi, tanpa ia lihat siapa nama yang tertera, ia mengangkat telpon tersebut.

"Hallo?"


"Kenapa gak tidur?" Bintang sudah mengetahui suara disebrang sana. Entah, Bintang suka dengan suara bass itu.


"Belum ngantuk"


"Mengerjakan sesuatu?"


"Lagi nulis aja apa yang ada dikepala, ada apa nelpon? kamu kenapa gak tidur?"


"Tanya satu-satu Bintang"


"Kamu bisa jawab satu persatu Alam"


"Kamu mau jawaban jujur atau bohong?"


"Ya jujurlah, ngapain bohong segala?"


"Ya sudah aku jawab bohong"


"Kok gitu?"


"Suka-suka yang jawab dong, kok protes?"


"Ish" Bintang mulai kesal, Alam memang suka membuatnya naik pitam.


"Aku lagi ingin ganggu kamu biar ide dikepalamu hilang"


"Itu jawaban bohong?"


"Iya"


"Terus kalau jujur?"


"Pikir sendiri"


"Aku bukan kamu Alam, jelas gak tau isi kepalamu"


"Untungnya"


"Kamu kalau cuma mau iseng, mending tidur sana"


"Kok nyuruh-nyuruh?"


"Abisnya kamu nyebelin"


"Iya makasi"


"Kok makasi?"


"Aku tau kamu mau bilang aku ngangenin, karna kamu gengsi, jadi kamu ganti nyebelin"

Aku Bukan RumahWhere stories live. Discover now