Bab 3

8K 459 9
                                    

Rules 3

" people who are in love will never hurt each other intentionally,  it is because if you hurt people that you love, you will hurt yourself too, "

" Adwa, "

adwa menepis lembut tangan yang sedang menggocang bahunya.

"Adwa, " sekali lagi suara itu memanggil.  Adwa semakin menyembam wajahnya ke bantal.  Liat sungguh untuk bangun.

"Adwa Sofea, you better wake up right now, " suara itu bertukar tegas.  Namun Adwa sekadar buat endah. Aakiff melepaskan keluhan berat. She really is not a morning person.

"Adwa, " sekali lagi Aakiff mengoncang bahu Adwa.  Aakiff melahirkan riak menyampah apabila Adwa semakin menarik selimut.

"Nasib kau lah Akiff dapat isteri macam ni, " gumam aakiff.

Aakiff tanpa berfikir panjang menarik selimut yang berbalut di badan Adwa.  Namun isterinya itu tetap tidak mahu bangun. 

"You ask for it," ujar Aakiff sebelum bergerak dan mencempung badan Adwa membuatkan gadis itu terus segar.

"Aakiff,  what are you doing? " Adwa menjerit kecil. 

"Waking you up, " balas Aakiff sebelum menolak pintu bilik air.  Mata Adwa terus terbuntang luas.

"Aakiff,  kau jangan macam-macam. Put me down now! " Adwa bersuara memberi amaran. Namun Aakiff sekadar meneruskan perbuatannya.

Apabila dapat mengagak apa yang ingin dilakukan oleh Aakiff, Adwa menguatkan pegangannya di leher Aakiff. 

"Aakiff, " Adwa memberi amaran. 

"Yes wife!" Aakiff tersenyum senget.

"Dont you dare, " Adwa mengecilkan matanya.

"Well.  Tak salah aku nak mandikan isteri aku sendiri, " Aakiff menjawab senang.  Adwa semakin menguatkan pegangannya pada leher Aakiff.

"Are you trying to choke me to death? " Aakiff mengangkat kening kirinya.  Adwa sekadar menjeling geram.

"Aakiff, "Adwa mula merengek. Tidak mahu terus membasahkan bajunya.  Aakiff terus ketawa besar.

"Lain kali, orang kejut terus bangun, " kata Aakiff sebelum berlalu keluar dari bilik air.  Adwa menarik nafas lega. Aakiff meletakkan Adwa di tengah-tengah bilik.

"Pergi siap.  Kita solat jemaah sama-sama, " ujar Aakiff. 

"Dasar kaki buli, " Adwa menggumam tidak puas hati.

**

Setelah sarapan,  Adwa ke ruang tamu. Kelibat Aakiff tiada di situ.  Adwa terus berjalan menuju ke pintu.  Dari situ,  dia melihat Aakiff sedang bercakap melalui telefon.  Wajahnya serius.  Jarang sekali dia melihat Aakif tegang.  Kebiasaannya lelaki itu lebih suka tidak menunjukkan sebarang riak di wajahnya. 

Perasan dengan kehadirannya,  Aakiff sempat menghantar senyuman nipis.  Tidak lama selepas itu,  Aakiff menamatkan talian.

"Jom jalan-jalan, " ajak Aakiff tiba-tiba.  Adwa memandang aakiff dengan hairan.

"Nak jalan kat mana?" soal Adwa bersandar pada pintu. 

Aakiff tidak menjawab sebaliknya,  menggapai tangan Adwa dan menarik Adwa untuk mengikutinya.

Sepanjang berjalan,  Aakiff sekadar diam.  Susah betul untuk faham lelaki ini.  Sejak dulu,  Aakiff masih misteri bagi Adwa.

Adwa teringatkan sesuatu.

Mine (Always & Forever) ✔️ CompletedWhere stories live. Discover now