5

3.2K 485 192
                                    

Aku terbangun di atas futon dengan kain yang menutupi keningku. Kepalaku sangat sakit, Douma datang membawa sarapan.. Apa itu? Bentuknya seperti mata(?) dan jari(?)

Aku bergegas lari keluar kuil, Douma berusaha menghentikan tapi aku sudah berada di bawah sinar matahari

"AKH ASTAGA PANAS" -(y/n)

Tubuhku serasa terbakar disulut oleh api, aku berusaha menutupi tubuhku tapi tidak bisa.

"Teknik darah iblis, Lotus anggur"

Sesuatu seperti jalar menarikku kembali kedalam kuil dan menutup pintunya. Aku hanya bisa terengah-engah saat tersengat sinar matahari.

"Dasar bodoh, kau itu sudah menjadi iblis. Ternyata kebodohan mu itu permanen ya" -Douma

Douma menyembuhkan dan mengembalikanku seperti semula.

"Seharusnya kau bisa beregenerasi sendiri, tapi mungkin kau belum mengetahui caranya.. Baiklah nanti kita lihat ya apa kekuatanmu" -Douma

Douma tersenyum sambil mengelus puncak kepalaku. Seharusnya aku benci padanya karna sudah mengubahku menjadi iblis, tapi ntah lah aku tidak bisa membenci nya.

***

D

isinilah kami.. Di tengah hutan berduaan dengan Douma melatih kekuatan.

Aku sudah berjuang keras hingga babak belur di hajar Douma dengan jurusnya. Dia sepertinya tidak segan segan untuk membunuhku.

Aku sudah terlalu lelah dengan semua ini, percuma saja kekuatanku tidak akan muncul.

"Sepertinya aku terlalu menaruh harapan pada iblis bodoh sepertimu." -Douma

Douma pergi karna matahari hampir terbit. Memangnya siapa yang ingin menjadi iblis? Siapa yang mengubahku menjadi iblis? Aku tidak memaksanya untuk terus bersamaku kok, seharusnya biarkan saja aku di tolong kochou waktu itu. Aku benci Douma

Amarahku memuncak hingga ubun-ubun. Menggeram kesal dan mengepalkan tanganku sekuat tenaga hingga kuku-kuku panjangku menancap kedalam telapak tangan. Darah menetes dari selah-selah jari.

"Teknik darah iblis, Bola Dondurma"

Bola-bola berukuran kecil muncul di sekitar Douma dan meledakkannya sebelum Douma bisa menghindar.. Beberapa bagian tubuhnya hancur tapi dia berhasil melindungi lehernya.

Aku terkulai lemas, dia menoleh dan segera membawaku ke dalam kuil sebelum matahari benar-benar menyentuhku.

Aku terbangun di atas futon dengan kain yang menutupi keningku. Kepalaku sangat sakit, Douma datang membawa sarapan.. Apa itu? Bentuknya seperti mata(?) dan jari(?)

Kok Dejavu ya?

Douma memelukku dan berbicara dengan nada riang.

"Kau- kau hebat (Y/n).. Siapa yang sangka kau dapat membuat peledak dari Bola-bola salju? Aku baru melihat jurus itu.. Kau hebat" -Douma

Douma memelukku tambah erat hingga aku kehabisan nafas.. Douma memberikan sarapan tersebut dengan tambahan lengan perempuan.. Astaga aku belum terbiasa dengan daging manusia.

***

Oh Tuhan~
Ku cinta eskrim~
Kusayang eskrim, rindu eskrim, inginkan eskrim~

Ngomongin eskrim.. Aku jadi teringat kakak yang suka makan eskrim vanila kesukaanku. Aku kembali termenung memikirkan bagaimana caranya aku kembali ke duniaku.

Karna bosan aku mencoba untuk melatih teknik darahku kembali, aku dapat membuat awan kecil.. Sangat lucu dan dapat membuat hujan salju buatan.

Terdengar suara langkah kaki seseorang menuju kemari, kakek tua membuka Shoji* dengan tergesa.

"A-astaga.. Apa yang-? TUAN.. TUAN.. (Y/N) MEMBUAT ULAH LAGI!"

Pak tua itu pergi untuk memberi tahu Douma apa yang terjadi. Astaga apakah aku membuat kesalahan?

***

Malamnya aku mencari makanan sendiri di suruh Douma sebagai hukuman karna aku sudah membekukan ruangan itu menjadi es.

Aku sedang berkeliling, seseorang dengan postur tubuh tinggi itu hanya menatapku di balik bayang dengan mata merahnya.

Niatku berbalik terhentikan oleh tangan panjang berbentuk seperti dan setajam pisau itu. Kalau aku tidak menghindar, mungkin tubuhku sudah terbelah menjadi dua.

"Ternyata kau cukup hebat juga nak"
























-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_
*Shoji: pintu geser di Jepang(?)

Kimetsu no Hikikomori || Girl VersionWhere stories live. Discover now