10

2.9K 387 109
                                    

Ugh bagian bawahku terasa sakit akibat semalam, aku tidak bisa menatap matanya untuk sekarang. Aku malu..

Seperti biasa dia membawakanku makanan, kenapa sikapnya seolah-olah tidak terjadi apa-apa? Itu membuatku kesal.

Mungkin dia menangkap ada yang berbeda dari cara pandangku
padanya. Dia menanyakan "Kau kenapa?" Astaga mukanya itu loh.. Dia bertanya dengan tampang konyol nya. Kalau aku tidak dalam kondisi sakit seperti ini, kupastikan ada lubang besar di perutnya.

Sepertinya dia dapat membaca pikiranku. Tangannya yang menganggur di gunakan untung meraba-raba areaku. Sambil membisikan sesuatu di telingaku. Aku dapat merasakan hembusan nafasnya yang hangat itu.

"Apa aku terlalu kasar semalam honey?" -Douma

Rasa marah dan Maluku menjadi satu dan selamat, terdapat lubang besar di perutnya hasil dari tinjuku.

"Menjauh lah kau keparat mesum" -(Y/n)

***

Setiap hari aku bertemu dengan orang-orang baru yang mengunjungi kuil Douma dan berdoa kepadanya. Ada salah satu pengikut wanita yang menghampiri ku dan menyentuh telapak tangan dengan berucap

"Sangat menyedihkan, kau pasti melewati hari-hari yang buruk. Walaupun saat ini kau dapat mengatasinya, percayalah.. Kau akan di hadapkan dengan pilihan tersulit. Aku tidak bisa melihat lebih jauh lagi. Auramu berbeda, kau.. seperti orang yang tidak pernah ada di dunia ini. Ikuti kata hatimu, jangan sampai kau menyesal. Sampai jumpa, aku tahu ada yg tidak beres di kuil ini tapi aku tidak bisa untuk tidak terus menghampiri nya.. Kau tau? Douma-sama sangan menawan dengan mata istimewa nya."

Ntah kenapa kalimat terakhirnya membuatku kesal. Dia pergi meninggalkanku yang masih mencerna kata-katanya. Aku tidak terlalu mengerti, lagi pula buat apa aku mendengarkan seseorang yang akan menjadi santapan kami?

Tapi tunggu! apa aku tidak salah dengar? Dia bilang dia curiga dengan tempat ini? Apa dia sudah tau kalau Douma itu seorang iblis? Akh.. Memikirkan itu semua membuatku pusing.

Akhir-akhir ini fisik ku kurang baik, aku selalu mual dan kehilangan nafsu makan. Kalau ini di duniaku, aku akan meminta mama untuk membelikan obat di apotek. Aku jadi merindukan mama.

Hari sudah semakin gelap. Saat aku sedang berbincang santai dengan Douma, Akaza muncul di hadapan kami.

"Apa yang kau lakukan?" -Akaza

Pandangan menusuknya melihatku seperti melihat sesuatu yang sangat di bencinya.

"Ada apa kawan lamaku? Tidak bisakah kau duduk bersama kami menikmati sepotong daging beku ini di malam yang bertabur dengan bintang.. Kau tau? (Y/n) lah yang membekukan kaki ini dan rasanya menjadi sangat enak dan manis.." -Douma

"Diam kau bedebah! Kau tau? (Y/n) telah menyembunyikan sesuatu dari kita" -Akaza

Keringat dingin membasahi pelipis, kebiasaanku saat panik adalah meremas tangan. Douma yang menyadari hal itu angkat bicara.

"Pasti ada alasannya! Kenapa kita tidak mendengarkan alasan (y/n) dulu?" -Douma

Douma bijak? DOUMA BIJAK??! Astaga kenapa ga dari dulu aja sih Douma benernya? Kan aku gaperlu menguras tenaga karna emosi terus..

"Menurutmu apa alasan oni berteman dengan pemburu iblis? Gadis ini belum diberi kutukan oleh Dia, bagaimana kalau (y/n) bersekutu dengan mereka? Atau jangan-jangan (y/n) adalah mata-mata mereka dan pertemuan kalian sudah termaksud rencana me-" -Akaza

"KAU SALAH!" -(Y/n)

Tanpa sengaja aku berteriak, aku tidak mungkin berbuat sejahat itu tapi aku juga masih belum sanggup untuk memberitahu mereka yang sesungguhnya..

Apa yang harus ku perbuat sekarang?

Kimetsu no Hikikomori || Girl Versionحيث تعيش القصص. اكتشف الآن