Nyatanya

1.3K 160 7
                                    

Selamat membaca

Pagi-pagi Taehyun sudah sibuk mondar-mandir kesana kemari di lorong sekolah yang cukup ramai membuatnya menjadi pusat perhatian siswa-siswi yang ada disana. Bagaimana tidak?

Hari ini ketua kelasnya tidak masuk, Taehyun yang notabenenya adalah wakil ketua harus menggantikannya. Apalagi hari ini adalah hari tersibuk karena hampir semua pelajaran ada pengumpulan tugas membuat Taehyun harus bolak-balik menagih buku di kelas lalu memberinya ke ruang guru.

Oh, sebentar. Tak ada yang tahu Taehyun wakil ketua? Yang benar saja! Taehyun jarang tampak sebagai wakil ketua kelas, beberapa anak kelasnya saja lupa bahwa ia adalah wakil ketua. Kenapa begitu? Karena sang ketua kelasnya itu adalah orang yang dapat diandalkan, jadi yang bekerja selalu ketuanya, tugas Taehyun? Hanya menggantikannya seperti saat ini.

Akhirnya setelah selesai kembali ke kelas untuk keempat kalinya, Taehyun menyandarkan tubuhnya yang lemas di kursi lalu menggeletakkan kepalanya di atas meja yang terasa hangat karena penghangat ruangan.

"Semangat ya pak wakil!" Lelaki di depannya tiba-tiba menyemangatinya walau lebih terdengar sebagai candaan, Taehyun sudah terbiasa dijadikan candaan, jadi ia tak menghiraukannya.

Pandangannya terpaku pada meja perempuan bermarga Lee yang kini tak ada tanda-tanda kehadiran perempuan itu. Ya, mungkin atau memang Lee Chaeryoung absen selama tiga hari karena kejadian kemarin yang bagi Taehyun itu hal sangat bodoh yang pernah ia lakukan.

Kenapa ia menolak orang yang tak pernah salah padanya dengan kasar? Kenapa ia tak bisa menolaknya dengan halus seperti yang Beomgyu lakukan pada perempuan lain?

Dan kenapa ia tak bisa bersikap biasa pada Beomgyu seperti yang ia lakukan sebelum-sebelumnya pada Chaeryoung?

Taehyun kembali menghela napas lalu menjawab pertanyaan dari dirinya sendiri, tentu saja karena aku terlalu bodoh.

Ponselnya terus berdering membuat lamunan Taehyun buyar, ia lupa bahwa sejak pagi ia sibuk dan tak sempat membuka ponselnya yang sudah puluhan bahkan ratusan kali berdering.

Lima belas panggilan tak terjawab dan tenyu saja 76 chat dari tiga orang yang berbeda, 47 pesan dari Euiwoong, 26 pesan dari Hueningkai dan tiga pesan dari Choi Beomgyu yang berisikan:

:Hyun, kau pulang duluan saja nanti

:Aku masih ada urusan

:Agak lama

Miris, ya.. melihat Beomgyu bersikap acuh tak acuh begitu membuat Taehyun meringis dalam diam, bahkan pada temannya sendiri Beomgyu tak pernah acuh tak acuh seperti itu.

Taehyun kini membuka pesan dari Euiwoong yang rata-rata menyuruhnya untuk bertemu saat istirahat, walau bel istirahat selesai baru saja berbunyi. Taehyun menghela napasnya saat sosok Euiwoong sudah berdiri tegak di pintu kelasnya dengan raut wajah yang tak bisa diartikan, dan Taehyun tahu betul apa yang akan Euiwoong bicarakan.

"Tae, kau bertengkar?" Tanya Euiwoong mengawali percakapan tanpa basa-basi, benar-benar tipikal seorang Euiwoong. Taehyun hanya berdeham lalu mengedikkan bahunya tanpa melirik Euiwoong sedikitpun, "apa kau tahu Beomgyu sering bolos kelas untuk sekedar menghabiskan waktu di atap."

Taehyun kembali terdiam masih enggan menatap Euiwoong sampai lawan bicaranya itu membalikkan tubuh Taehyun yang sedari tadi menatap jendela menjadi menatap Euiwoong, "Beomgyu sebulanan ini sering melamun, bahkan nilai praktik nya turun drastis. Beberapa hari yang lalu ia sampai dipanggil ke ruang guru karena penurunannya secara tiba-tiba. Kau pasti tahu alasannya kan?"

The reason why i love you • [BeomTae/TaeGyu] - WATTYS 2019Where stories live. Discover now