15 | Kalimat Perhatian

3.4K 529 123
                                    

ada yang kangen, gak? :v

baca ulang aja kalo lupa yaaa. hehehe.

###

Jika keinginanmu belum terjadi, bersabar saja. Atau, coba sadar diri, siapa tahu keinginanmu itu memang tak pernah sejalan dengan maunya Tuhan.

¤•¤

"Jadi, mulai minggu depan, aku bakal kerja di kafe pastry gitu, Ma."

Nada riang itu membuat Ira tertawa kecil.

"Itu kafe punya sepupunya Genta. Mama inget Genta, kan? Yang nolongin aku waktu itu. Dia tuh, akhir-akhir ini sedikit aneh lho, Ma. Masa ya..."

Kemudian cerita itu terus berlanjut, sambil sesekali Audri akan menyuapkan makan malamnya. Kegembiraan yang dirasakannya sejak tadi sore tak terhenti sama sekali, bahkan ketika cerita itu sudah berkali-kali diutarakannya pada sang mama.

Ira mengulum senyumnya. "Anak kecil. Makanannya dihabisin dulu, ya? Mama nggak ke mana-mana, kok. Kamu masih bisa cerita lagi habis kita makan."

Meringis pelan, Audri akhirnya menganggukkan kepala. Tetapi senyum binar bahagianya tak juga luntur. Sampai makan malam selesai pun, Audri langsung bergegas masuk ke kamar setelah membantu mamanya membersihkan dapur.

Kembali memekik riang, kalau salah satu impiannya bekerja membuat pastry akan terwujud.

Ketika tadi Genta tidak langsung mengantarkannya ke tempat kerja, tapi justru ke sebuah kafe tanpa menjelaskan maksud kerja sama yang dimaksud cowok itu, Audri merasa sangat bodoh karena mau saja tertipu oleh cowok itu. Tapi ketika masuk ke dalam kafe itu, Audri hampir tak bisa menutup bibirnya saat melihat betapa menariknya tempat itu.

Monochrome Cafè.

Itu nama tempat yang ternyata milik sepupu Genta bernama Odyin. Perempuan cantik yang membuka usaha kafe bersama sang tunangan.

Audri jelas langsung menerima ketika Odyin mengatakan akan mempekerjakannya di Monochrome Cafè. Pertama kali masuk ke dalam kafe itu, Audri harus berkali-kali menahan kekagumannya ketika melihat dekorasi klasik di dalamnya.

Sangat menarik. Karena hanya ada dua warna di sana. Hitam dan putih. Apalagi ditambah dengan setiap hiasan yang menjadi pemanis di sana, terlihat begitu pas dan elegan dengan sederhana.

Intinya, Audri sangat suka. Bukan hanya karena berhasil bekerja menjadi seorang pembuat pastry, tapi juga karena setiap hari akan berada di kafe dengan dekorasi yang bisa dijadikan tempat berfoto itu. Sejak tadi, Audri bahkan sudah membuat daftar akan berfoto di sudut mana saja ketika berada di Monochrome Cafè besok.

Ah! Audri benar-benar tidak sabar untuk besok. Ya ampun!

Gerakan guling-guling bahagia di atas kasur kecilnya itu terhenti ketika mendengar dering pada ponselnya. Senyumnya semakin merekah ketika melihat nama si penelepon.

"Deva!!" Audri memanggil riang, setelah menerima panggilan itu.

"Yang lagi seneng banget." Deva pura-pura mencibir, tapi senyumnya juga melengkung di bibir. Dia sudah diberitahu lewat chat ketika Audri memberi kabar kalau cewek itu sedang bahagia bukan main.

Limerence [Completed]Where stories live. Discover now