Chap 22 : Gaduh

4.6K 382 50
                                    

Dunia bawah terjungkir balik dengan segala kekacauan yang ada Akatsuki mengamuk di sana sini belum lagi Taka yang jarang muncul di dunia bawah mulai berhamburan di sana sini mencari di setiap gang gelap, introgasi yang memekakkan telinga dengan jeritan para veteran yang diduga tersangka mulai mengalun dibeberapa tempat.

Kegaduhan ini dimulai semenjak seminggu yang lalu, tidak tahu apa yang terjadi membuat dua organisasi teratas melakukan kegemparan di dunia bawah.

"Brengsek! apa yang terjadi?" Kyuubi yang baru hadir karena dirinya harus mengurus ini dan itu di beberapa perusahaan milik Namikaze sementara si kepala durian tengah mengerahkan tenaganya untuk mencari Sang adik yang tak tahu entah ada dimana sekarang sejak seminggu yang lalu.

Ruangan gelap markas Akatsuki kini dipenuhi beberapa orang, Sasuke duduk di sebuah sofa tunggal sedang memijit pangkal hidungnya dengan perlahan, dirinya tak bisa istirahat dengan tenang sejak hilangnya Naruto seminggu yang lalu.

Firasat buruknya kala itu menjadi nyata saat dirinya menyusul ke supermarket yang dikunjungi Naruto tak melihat sosok yang ia cari hanya sebuah tas belanja yang jatuh didepan pintu dan si kasir yang terjatuh berlumuran darah tanpa nafas. Ia langsung menghubungi Nagato dan Shikamaru untuk memobolitas Akatsuki dan Taka tapi  sudah terlambat, dia gagal mencari jejak yang tersisa.

Kyuubi datang ke hadapan Sasuke dan menarik kerahnya, "Dimana Naruto brengsek?"

Sasuke yang emosinya sudah memupuk menangkap tangan Kyuubi dan menendangnya hingga menghantam tembok, dia memutar tubuhnya untuk mengumpulkan momentum dan menendang tepat diwajahnya Kyuubi.

Bang!

Suara keras dan retakan tembok menandakan betapa sengitnya tendangan itu, membuat semua orang yang ada di ruangan itu menoleh dan melihat apa yang terjadi, Shikamaru menelan ludah sementara Kiba yang juga di sana menyembunyikan tubuhnya dibelakang Shikamaru.

Itachi yang tadi melihat belum sempat bereaksi saat Sasuke dengan gesit menendang Kyuubi tapi, untunglah, Itachi menghela nafas lega saat tendangan Sasuke tidak diarahkan ke wajah Kyuubi walau letak kaki itu hanya beberapa sentimeter dari wajah Kyuubi.

"Jangan memancing emosiku Kurama."

Kyuubi menatap wajah Sasuke tanpa gentar tapi mata itu terlalu menakutkan membuat jantungnya berdetak kencang, mata Sasuke berwarna merah penuh dengan emosi kejam yang tak mampu tuk ditutupi.

"Sasuke tenanglah..." Hanya Mikoto yang di ruangan itu berani menghampiri Sasuke yang beraura pekat, ia menarik pelan yang Sasuke dan menuntunnya tuk kembali duduk di tempatnya.

Sasuke duduk dengan Mikoto yang juga duduk disandarkan lengan mendekap kepala Sasuke. Mikoto dapat merasakan bajunya yang mulai basah, ya seminggu ini Sasuke selalu menangis dalam diam di dalam dekapannya ia dapat merasakan kepalan erat tangan Sasuke yang menggenggam bajunya, hanya dengan begini emosi Sasuke dapat stabil setelah itu ia akan berlarian lagi mencari Naruto jika tidak membuahkan hasil ia akan duduk dan memeluk Mikoto menangis dalam diam lagi terus seperti ini seolah telah menjadi siklus tetap dalam seminggu.

Tak ada yang menertawakan kelakuan manja Sasuke terhadap ibunya semuanya yang ada di ruangan itu malah bersyukur terhadap Mikoto yang selalu hadir di markas Akatsuki, jika Sasuke tidak ditenangkan dia akan mengamuk bahkan Fugaku sempat menjadi sasarannya untunglah Mikoto hadir tepat waktu kala itu.

Itachi menuntun Kyuubi yang terdiam, walau wajahnya terlihat tenang ia dapat merasakan tangan Kyuubi yang gemetar menandakan betapa syoknya ia kala reaksi Sasuke begitu sengit.
"Jangan memancing emosinya, emosinya sedang tidak stabil dalam seminggu ini." Itachi berkata pelan sambil memeluk bahu Kyuubi.

Kyuubi duduk dengan Itachi yang terus menempel padanya, Karin datang dan menyeduhkan teh.
"Tenangkan dirimu Kyuu."

Ruangan itu terasa suram, melihat semuanya tenang Nagato memulai pertemuan itu.
"Semuanya sudah kumpul, aku mendapat beberapa informasi dari beberapa anak buah yang ada di daerah selatan."

Konan datang membawa beberapa berkas ke hadapan Nagato dan Nagato mulai menyebarkannya di atas  meja, beberapa berkas itu berisi foto Kizashi dan beberapa anak buahnya serta beberapa keterangan kecurigaan interaksi Kizashi dan penguasa daerah selatan, Orochimaru.

"Orochimaru!" Tsunade yang melihat bahwa Orochimaru juga tercampur dalam keruhnya air sekarang, menggertakkan giginya dan meremas berkas yang berisi informasi itu.

"Tenanglah Tsunade." Jiraya menepuk pundaknya berusaha menenangkan istrinya yang termakan emosi.

Menarik nafas dan menenangkan pikirannya yang mulai memanas, Tsunade berusaha menekan emosinya, "Oke, oke aku harus tenang."

"Aku akan menuju selatan untuk menyelidiki lebih lanjut yang mau ikut harap bersiap-siap, Konan kau menjaga markas dan laporkan jika ada gerakan yang mencurigakan." Nagato berucap dengan nada datar dan menatap Konan yang mengangguk.

--------------














My Little Wife





Naruto duduk di balkon dengan tatapan murung memandang pemandangan hutan bambu yang terpampang di hadapannya, pikirannya melayang mengingat kenapa ia ada ditempat yang tidak ia kenal ini. Waktu itu dirinya akan bersiap pulang dari supermarket tempat ia biasa berbelanja dengan Sasuke, tak sempat ia bereaksi lelaki berbaju hitam langsung membiusnya dan pemandangan terakhir yang ia ingat hanyalah langit dan suara tembakan yang terdengar. Saat ia sadar dirinya sudah ada di tempat ini rumah yang besar namun terkesan suram dengan lebatnya hutan bambu, Naruto bersandar ditiang menatap ke bawah melihat pengawal berpakaian hitam berjalan mondar mandir menjaga tempat itu dengan ketat, "Aku takkan mampu kabur jika begini." Ia bergumam pelan melihat senjata tersembunyi para pengawal yang sempat ia lihat tadi.

"Kalau aku jadi kau aku tidak akan repot-repot kabur."

Naruto menoleh mendengar ada seseorang yang menjawab gumamannya. Ia melihat bocah itu lagi, anak berusia lima tahun yang memiliki rambut perak memakai kimono biru dengan ekspresi datar namun polos.

"Mitsuki kau datang lagi." Naruto tersenyum lemah melihat remaja itu, seseorang yang ditugaskan untuk menemani dan melayani kebutuhannya.

"Ya, mengantar kimono mu, segera bersihkan diri dan ganti pakaian Tuan akan berkunjung dan kita akan makan malam bersamanya." Setelah mengatakan itu Mitsuki meletakkan kimono di meja makan samping tempat tidur Naruto dan dia berbalik untuk kembali tapi ia menghentikan langkahnya tepat diambang pintu, "Jangan repot-repot kabur, tempat ini dijaga begitu ketat, itu akan menyusahkan dirimu sendiri biarkan keluargamu yang menjemputmu, Uzumaki." Tanpa menoleh ia melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti.

Naruto menatap punggung Mitsuki sambil merenung kemudian dia tersenyum kecut sambil memandang langit, "Sasuke aku merindukanmu ...."


Suara bisiknya seperti terbawa angin yang berhembus kencang saat sore menjelang dengan mentari yang hampir tenggelam.

My Little Wife (Ver. SasuNaru)Where stories live. Discover now