Chapter X

11.6K 1.6K 47
                                    

Sorry for typo....

Sorry for typo

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.






"Jaem!" Mark berteriak di belakang pemuda manis yang sedang berlari cepat membelah hutan gelap, menerobos semak tanpa memperdulikan kulit yang tergores oleh duri. Mata merah menyalanya bersinar begitu terang. Mark di belakangnya lantas begitu khawatir, Jaemin tak boleh melewati batas. Jika tidak, pemuda itu  tak akan bisa mengontrol kekuatan yang di milikinya.

"Jaemin!" Mark mencoba memanggil lagi, namun tak ada respon sama sekali. Seolah-olah pemuda di depannya tuli. Mark menggeram dalam hati, Jaemin akan jadi begitu berbahaya jika sampai pemuda itu melewati batas dan tak dapat mengontrol kekuatannya dengan baik. Jaemin bukanlah sosok vampire pure blood biasa. Ia anak terkutuk. Anak yang di lahirkan bersama dengan sebuah kutukan. Semua orang dalam keluarga, clan bahkan clan tetangga begitu ketat menjaga anak itu ketika ia masih kecil.






"Tidak mungkin!" Tuan Na menoleh ke arah jendela, langit menghitam dengan badai petir menghantam bumi begitu dahsyatnya. Beberapa pepohonan di kejauhan ikut hangus terbakar akibat rentetan cambuk kilat menghempas ke bumi. Tangisan si mungil reda tat kala badai semakin kuat, menerjang apapun yang berada di bawahnya. Meluluh lantakkan sebagian hutan, membakar beberapa area dan kemudian hujan badai ikut turun menerjang segalanya.



"Tuan, putra bungsu anda membawa kutukan di hari kelahirannya. Tanggal 13." Tuan Na menoleh pada seorang peramal kepercayaan clan besar Na, menatap pria tua itu dengan mata berkaca-kaca.




"Apa yang harus ku lakukan? Istriku akan kehilangan nyawanya jika masih mempertahankan si bungsu." Tuan Na di balut dilema besar dalam relung hatinya, antara memilih sang istri atau si mungil yang sayangnya terlahir dengan kutukan menyertainya. Tuan Na tak mampu berkata-kata ketika beberapa tetua bahkan memilih untuk  melenyapkan putra bungsunya.



"Maafkan ayah." Tuan Na menutup mata ketika beberapa tetua mulai membawa sang bayi menuju pintu keluar. Namun sang istri yang dalam keadaan tak sadarkan diri, membuka matanya.  Merebut dengan begitu cepat sang bayi dari tangan tetua.




"Putri!" Mereka berseru, sedang nyonya Na menatap angkuh ke sekeliling.


"Kalian tak bisa memutuskan untuk membunuh seorang bayi yang tak berdosa. Kutukan itu di bawa dari keluargaku, dan turun ke si bungsu." Nyonya Na menatap sinis ketika tuan Na mencoba mendekatinya.



"Sayang, tenanglah."




"Apa yang tenang! Kau merelakan bayi kita di korbankan!" Nyonya Na melemparkan tatapan permusuhan, sedangkan beberapa orang kepercayaan clan mulai mundur perlahan, mereka tak akan bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika kedua pasang suami istri itu beradu kekuatan. Maka seluruh clan akan luluh lantak dalam semalam.





Moonwalk ✔| Nomin ver.Onde as histórias ganham vida. Descobre agora