Chapter XVII

11.5K 1.5K 15
                                    

Sorry for typo...







.






Tuan dan nyonya Na bersama keluarga Mark juga Yuta dan Luois turut berdiskusi hingga kehadiran Mark mengalihkan atensi dan keseriusan beberapa belah pihak dalam diskusi. Mereka mulai membahas beberapa hal yang berkaitan dengan masa lalu yang di bawa oleh sang nyonya Na, kemudian beberapa hal juga yang turut berkaitan dengan kutukan yang di miliki oleh Jaemin. Belum lagi mereka sempat menyaksikan secara langsung betapa kuat dan berbahayanya kekuatan terkutuk itu untuk pengguna dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Mereka memerlukan waktu sejenak untuk memikirkan hal apa yang harus mereka perbuat kala itu, tapi mereka tak memiliki kesempatan untuk mendekat.


Kekuatan besar dengan aura hitam pekat menyelimuti Na Jaemin bagai badai, aura hitam menguar dan terlihat begitu padat, belum lagi setiap kenaikan kekuatannya menyebabkan tubuh si pengguna terluka cukup parah, kulit yang melepuh dan kesadaran yang terkikis seolah di ambil alih. Alam bawah sadar dapat menggantikannya sementara waktu, namun tak dapat menahan dengan pasti seberapa lama mampunya ia bertahan. Kekuatan itu amatlah besar, Jaemin sendiri bahkan tak mampu mengendalikan dasar amarah yang mengendalikan isi pikirannya.


"Kita harus menemukan pasangannya sesegera mungkin." Perkataan tetua menjadi pemikiran untuk kelanjutan langkah mereka agar dapat melepaskan Jaemin dari situasi berbahaya yang kemungkinan akan kembali datang entah kapan itu. Mereka takut, jika nanti, ketika hal itu terjadi, mereka semua tak berada di tempat yang sama dengan Jaemin. Mereka takut akan mendapati kondisi yang sama seperti ini lagi.


"Sebenarnyaㅡ" nyonya Na melirik seorang penasihat kepercayaan keluarga Na turun temurun, setahunya pria setengah baya itu juga mampu memprediksi hingga meramal. Semua atensi mereka teralih pada pria setengah baya itu, pria itu bahkan mendadak gugup seketika, berpikir bahwa suaranya terlalu menarik perhatian.

"ㅡpemuda yang bersama tuan muda Na adalah pasangannya. Seperti yang sudah pernah saya beritahukan ketika saat itu Jaemin berusia satu bulan, saya merasakan kehadiran sosoknya entah kenapa. Mereka hanya tidak sengaja terlilit dengan benang merah yang begitu kuat dan saling menarik satu sama lainnya." Nyonya Na melirik sekilas, kemudian memalingkan wajahnya untuk membiarkan pandangannya lepas ke luar sana.





" Nyonya Na melirik sekilas, kemudian memalingkan wajahnya untuk membiarkan pandangannya lepas ke luar sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Jaemin melepaskan mantel cokelatnya, ini sudah hari ketujuhㅡ yang artinya seminggu setelah kejadian itu berlalu. Tubuh Jeno nampak mulai pulih dari luka, perban yang membalut tubuh bagian atasnya juga nampak berkurang, tak seperti sebelumnya yang sempat Jaemin kira adalah mumi. Pemuda Lee itu nampak duduk di kursi yang ada di teras balkon, memandangi langit sore dengan tubuh bagian atas tanpa mengenakan apapun, hanya dihiasi sedikit lilitan perban dan beberapa plast mengandung cairan obat lainnya di sekujur tubuh atas.



Mantel itu di taruhnya di sandaran kursi, kemudian Jaemin melangkah dengan pelan tanpa menimbulkan suara, menghampiri Jeno yang sedang duduk termenung. Duduk dengan pelan di kursi samping pemuda ituㅡ hingga kepala Jeno menoleh kearahnya tepat ketika Jaemin mendaratkan tubuhnya. Jeno tersenyum membalas sapaan Jaemin, sedang tangannya terulur untuk mengelus kepala dan rambutnya dengan lembut. "Kau sudah pulang?" Jaemin mengangguk, sedikit kebingungan mau membicarakan apa. Kemudian keduanya di selimuti keheningan hingga Jeno merapatkan kursi ke arah dirinya dan memeluk tubuhnya dengan erat.


Moonwalk ✔| Nomin ver.Where stories live. Discover now