Chapter XI

11.1K 1.5K 42
                                    

Sorry for typo....






.










Jika saja sebuah dendam tak menutup hati dengan kegelapan penuh akan kebencian, jika saja sebuah perbuatan kejahatan dapat dimaafkan dengan  begitu mudah, maka sosok itu tak akan menjadi seperti ini. Dirasuk iblis karena dendam  di masa lalu, terbawa kekecewaan penuh yang terasa dalam hatinya. Menutup cahaya yang mencoba menariknya pada kenyataan yang ada. Tak ada gunanya untuk menjelaskan, ia sudah menutup mata dan telinga. Hatinya pun juga ikut tertutup kegelapan.





"Kau terlalu naif Louis." Ethan melirik sinis, terlalu muak dengan kelakuan keturunan atas yang nampak semena-mena, meski mereka sebangsa. Hidup dan meminum darah yang sama, belajar bersama untuk berbaur dengan para manusia. Tapi keserakahan membawa mereka untuk membandingkan perbedaan kasta. Tak mencoba untuk menghargai seseorang di bawah mereka, di jadikan layaknya pembantu dan di peras tenaganya dengan balasan serta perlakuan yang tak setimpal. Rasa itu, pernah Ethan alami di keluarga Hwang.





"Nasibku tak seberuntung dirimu,  tapi perbuatan mereka harus di balas." Ethan menggeram tertahan, mata merah menyala. Mereka sebegitu rendah di perlakukan, di korbankan dalam permainan bisnis dan persaingan yang mereka jalani. Keserakahan mereka sama saja dengan para manusia pada umumnya. Namun persaingannya lebih keraas daripada itu.







Kedua orangtuanya adalah pelayan yang setia, melayani keluarga Hwang sedari lama. Di jaman ketua klan keluarga Hwang pertama, mereka hidup dengan layak. Mereka di kasihi dan di anggap tak jauh berbeda, kasta bukanlah sebuah halangan untuk menjalin tali persaudaraan.







Namun keserakahan di bawa oleh ketua klan Hwang yang selanjutnya. Ayah dari pemuda di depannya, ayah dari Hwang Hyunjin mengorbankan kedua orangtuanya untuk melindungi keluarga mereka. Bersikap seolah-olah ia adalah beban tanpa memandang jasa kedua orangtuanya, kemudian menuduhnya melakukan sesuatu yang tak ia lakukan. Ia dikurung tanpa makanan selama hampir dua minggu, kemudian di buang ke hutan dan bertemu komplotan yang menjamin sebuah kehidupan bebas. Meski harus ia jalani dengan berat, disana ada teman yang sama sesatnya dengan nasib yang sama dan perjalanan hidup di masa lalu yang lebih berat darinya.




Mereka juga sama terbuangnya, dendam pada permainan kasta dan keserakahan para orang kaya di bangsa mereka adalah sebuah jalan yang mereka pilih. Bangsawan di bangsa vampire memang harus menerima balasan setimpal atas perlakuan yang di lakukan oleh bangsawan lainnya.









"Kau bisa memulai dari awal, Ethan."   Louis mencoba memberi pengertian, pria itu perlu seseorang untuk mendukungnya.  Meski sulit untuk menyadarkannya karena pria itu sudah melangkah terlalu jauh melewati batas.





"Apanya yang dari awal? Hahahaha kau bercanda Louis?" Ethan menggelengkan kepalanya, menolak untuk mempercayai perkataan sang teman lama.









Sedangkan di atas sana, Jeno  mulai membuka mata. Menyadari ringisan dan isakan pelan di sampingnya. Haechan menutup matanya, suara rintihannya terdengar begitu pelan.




Meski dalam kondisi tidak sepenuhnya sadar, Jeno masih dapat mendengar Louis berbicara dengan sosok di bawah sana. Sepertinya tengah melakukan negosiasi atau semacamnya. Jauh di lubuk hatinya ia berharap akan segera mendapat kemurahan hati dan di turunkan dari atas sini. Kepalanya semakin pening karena aliran darahnya terganggu akibat di gantung dengan posisi terbalik.







Apakah Jeno menyesal mengenal Jaemin karena sekarang ia malah tertimpa masalah yang tak ia tahu sama sekali, yang kemungkinan mengancam jiwanya. Jawabannya adalah tidak, ia tak pernah menyesal. Hanya saja keberuntungan memang tak pernah selalu berada di sekitarnya, ia benar-benar tak menyesal. Di antara sederet kesakitan hidup yang menimpa dirinya, Jaemin adalah sebuah pengecualian.










Moonwalk ✔| Nomin ver.Where stories live. Discover now