Chapter XVIII [END]

15.4K 1.5K 75
                                    

Sorry for typo....

Makasih banyak untuk kalian para readers eren yang tercinta sudah mau mengikuti cerita abal-abal ini yang super duper aneh wkwkwkwwk. Makasih banyak sekali lagi.


Big Thanks by sogsanghae/ eren na







.

(Moonwalk ; ketika waktu seakan berjalan mundur, ketika sesuatu datang bagai deja vu dan ketika sesuatu terus di rewind tanpa henti.)

.






Jaemin menghela nafasnya dalam dan berat, waktu seolah berjalan mundur dan ia tak mengetahui apa-apa. Entah kenapa semua ini bisa kembali terjadi, semua bagaikan deja vu membuat ilusi menyakitkan yang menyesakkan dada hingga dirinya tak mampu bersuara. Darah itu, belati yang menancap ituㅡ bagaikan sebuah boomerang yang di rewind di detik tertentu dan terus berulang-ulang menyakiti isi pikirannya.





Darah itu merembes dari telapak tangannya, tapi ia tahu bahwa itu bukanlah darahnya, melainkan darah seseorang yang begitu ia kenali. Genangan darah berada di bawah kakinya, merah pekat menghambur bagaikan air yang sengaja di siramkan ke kakinya. Tubuhnya bergetar hebat, bagaimana semua ini terasa seperti deja vu juga entah kenapa adegan itu terus di rewind seperti memang sengaja di lakukan, entah dasar apa. Bisikkan datangㅡ kata seperti itu terdengar lagi. Tubuh Jaemin melemas, rasanya kulitnya melepuh dengan sesuatu hitam bagai asap dengan ketebalan yang padat keluar dari luka di kulitnya, benda hitam itu semakin pekat dan banyak, seolah berusaha untuk menelan dirinya.


"Na Jaemin." Bisikkan itu lagi-lagi datang menghampiri, senyum sosok hitam bermata merah menatap tajam ditambah senyum yang semakin lebar dan mengerikan di arahkan kepadanya.



"Berikan tubuhmu padaku dan aku berjanji akan menyelamatkan pemuda itu." Jaemin tercenung, seolah ucapan itu bagai mantra, tubuh Jaemin menunduk dengan kedua kaki yang lemas dan tatapan mata yang kosong. Kesadarannya mulai lenyap dengan sekelebat bayangan hitam yang kentara di ruangan gelap itu terlihat sangat nyata seolah menelan dirinya. Relung tergelap hati seorang Na Jaemin yang di huni sang iblis terkutuk.



Jaemin mengangguk lemahㅡ tubuhnya sudah tak dikuasai dirinya lagi. Sosok aslinya terlempar dan terikat di salah satu kegelapan yang mengosongkan akal serta pikirannya, alam bawah sadarnya pun tak mampu melawan. Tubuhnya bergerak bagai mayat hidupㅡ seakan jiwanya sudah tak berada pada tubuhnya lagi. Luka dan semua rasa perih itu bahkan tak mampu ia rasakanㅡ semua mati rasa.





Seperti mimpi bagai deja vu di siang hari,  kesakitan itu pun terus berulang-ulang, seolah waktu berjalan mundur dan mempermainkan dirinya.




"Akuㅡ datang untuk menjemputmu sayangㅡ" mata Jaemin membola, kekosongan terisi akan secercah cahaya dari sinar matanya, degub jantungnya berlomba-lomba dengan tangan dan kaki berkeringat dingin. Jiwa dan kesadarannya seperti terikat oleh sesuatu tak kasat mata.





Mimpi buruk itu, sedari kecil sudah sering ia mimpikan dan ketika pemuda itu  datang mengisi kekosongan hatinyaㅡ mimpi itu menjadi kenyataan.




"Nana~" Jaemin tersentak dalam kegelapan, mengitari sekitarnya yang gelap dengan tatapan matanya yang menyapu keseluruhan.  Tak menemukan  apapun, hanya kegelapan yang begitu kental dan air mata Jaemin yang meleleh. Isak tangisnya terdengar lemah sembari memanggil sebuah nama dan berharap orang itu ada di sisinya dan mengisi kekosongan itu kembali.



Moonwalk ✔| Nomin ver.Where stories live. Discover now