Empat 🐻

1.1K 126 18
                                    

"Woy Anin ngelamun mulu lo kenapa sih?" Tanya Yeri yang sekarang duduk di samping Anin.

Anin mengambil gelas berisi es jeruk didepannya lalu meminumnya sedikit dan menjawab, "Pusing gue Yer, coba deh kalau lo di posisi gue lo jadi sekertaris tapi lo sama sekali gak dianggap sebagai sekertaris"

"Maksudnya gimana deh Nin? Yang gak nganggep lo jadi sekertaris siapa?" Tanya Yeri yang masih tidak mengerti dengan maksud perkataan Anin.

Anin belum sempat menjawab perkataan Yeri karena Nayeon lebih dulu menimpalinya. "Jangan bilang Pak Kai yang gak nganggep lo jadi sekertaris dia terus dia sama sekali gak ada ngasih kerjaan ke lo dan di dalam ruangan, lo cuma duduk sambil gak tau mau ngapain" Tebak Nayeon sementara Anin hanya mengangguk lesu lalu menyandarkan kepalanya di meja dengan wajah yang lesu.

"WHAT? SERIUS ANIN? PAK KAI BEGITU?" tanya Yeri heboh

"Iya Yer gue serius, nih ya kalau gue tanya ke dia juga apa dia butuh bantuan gue atau enggak dia pasti jawabnya 'Saya gak butuh bantuan kamu' gitu terus pusing gue bangke, kalau dia gak butuh bantuan terus kenapa dia buka lowongan buat sekertaris kan?" Jawab Anin menjelaskan semuanya sementara Nayeon dan Yeri mengangguk setuju.

Apa yang dikatakan Anin itu benar, ini sudah hari ketiga Anin bekerja disini dan selama tiga hari itu dia benar-benar tidak diberikan sedikitpun pekerjaan yang bisa dia lakukan sebagai seorang sekertaris oleh Kai. Tidak cuma itu, Anin bahkan tidak diizinkan memasuki ruangan Kai. Satu perkataan Kai yang sampai sekarang membuat Anin sangat kesal, kemarin Anin sewaktu Anin sedang membaca novel Kai tiba-tiba keluar dari ruangannya. Anin yang melihat itu jelas berdiri dan menyapa Kai dong, tapi apa yang terjadi? Kai malah menjawab seperti ini saat Anin tanya...

"Maaf Pak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Anin dengan sopan

"Saya gak butuh bantuan kamu. Dan saya juga gak bisa menerima bantuan dari sembarang orang yang belum saya kenal walaupun itu sekertaris saya sendiri" Jawab Kai dengan angkuh dan Kai langsung keluar begitu saja entah kemana.

Anin menghela nafasnya lalu menyumpahi Kai dan menggerutu kesal karena perlakuan Kai kepadanya.

"YA TERUS MAU LO APAAN SIH ANJIR? KALAU LO GAK BUTUH BANTUAN GUE KENAPA LO NYARI SEKERTARIS BARU" Gerutu Anin.

"What? Serius Nin? Pak Kai ngomong gitu?" Tanya Nayeon saat Anin baru saja menceritakan hal yang terjadi padanya kemarin.

"Iya Na, gue serius. Edan kan? Sumpah ya kesel gue apalagi pas dia bilang kalau dia gak bisa menerima bantuan dari sembarang orang, Ya ampun gaya ngomongnya ya udah kayak orang yang paling hebat di muka bumi" Jawab Anin dengan menggebu, "Dih padahal nih ya ntar juga kalau dia mati dia gak mungkin kan jalan sendiri ke liang lahat nya? Pasti dia butuh bantuan orang kan? Kesel gue gayanya udah kayak orang yang kalau mati mau jalan sendiri ke kuburan" Anin mendecih kesal kala mengingat perkataan Kai kepadanya tempo hari.

Anin sekarang ini masih benar-benar membayangkan bagaimana angkuh nya Kai saat dia berbicara dengannya, sementara Yeri dan Nayeon malah mengangguk dengan ragu.

"Lo berdua kenapa sih? Kaku banget kayaknya" Tegur Anin saat melihat tingkah aneh kedua temannya itu.

"N-nin gue saranin lo tarik deh kata-kata lo barusan" kata Yeri dengan sedikit terbata dan pandangan mata Yeri juga tidak menatap Anin.

Anin mengernyit, "Maksud lo apaan sih Yer? Lo berdua kenapa sih? Bukanya lo berdua tadi sepemikiran sama gue ya? Oh iya gue tau sekarang, apa mungkin Pak Kai bersikap gitu ke gue karena dia sebenarnya pengen sekertaris cowok bukan cewek! Kayak kata lo kemarin yang katanya dia agak gay, iyakan?" Anin masih melanjutkan perkataannya sementara Yeri dan Nayeon hanya tertawa garing dan lagi-lagi membuat Anin curiga dengan keduanya.

Big Boss [Kim Jongin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang