Tiga Puluh dua 🐻

664 74 20
                                    

Maaf bikin kalian nunggu cerita ini update😭 ospek sangat menyita waktu ku gaes huhuhu 😭😭

Semoga suka sama part yang penuh drama ini ya gais!💜

*********

Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi namun sampai kini Kai belum bisa tidur pulas. Itu karena saat tadi dirinya selesai lembur, Kai mendapati Anin yang terbangun dan meringkuk di tempat tidur sembari memegangi perutnya. Kai kira awalnya Anin hanya mengigau, tapi ternyata Anin benar-benar kesakitan. Saar Kai tanya, ternyata itu karena siklus datang bulan yang membuat Anin merasakan nyeri di perutnya.

Padahal tadi sebelum Kai pergi ke ruang kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya, Anin sudah tertidur pulas setelah ia meminum obat pereda nyeri. Tapi siapa sangka, ternyata Anin malah kembali terbangun dan merintih kesakitan sampai menangis.

"Sakit banget, Gom...hiks.." Lirih Anin seraya memegangi perutnya.

Kai yang kini tiduran di sebelah Anin dengan posisi tangan yang menumpu kepala nya langsung menelusupkan tangannya kedalam piyama yang dikenakan Anin dan kembali mengusap perut Anin dengan lembut.

"Kasih minyak kayu putih lagi, ya?" Tawar Kai yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Anin.

Kai lalu beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil minyak kayu putih yang ada di meja rias di kamarnya. Setelahnya, pria itu lalu mulai membalurkan minyak kayu putih nya ke perut Anin. Kai menatap Anin yang terlihat kesakitan, Kai sangat tidak tega jika melihat Anin kesakitan seperti ini. Andai saja rasa sakit bisa dibagi menjadi dua, Kai pasti sudah dengan sukarela mengambil rasa sakit itu agar Anin tidak menangis kesakitan seperti ini.

"Sakit banget ya? Kamu sampe keringetan gini." Ujar Kai yang kini duduk dan menyeka keringat di pelipis Anin.

Padahal sekarang AC di kamar ini hidup, tapi Anin masih berkeringat. Mungkin karena rasa sakit yg dirasakan Anin yang membuatnya menjadi berkeringat seperti ini.

"Sakit banget, Gom..." Lirih Anin sembari merapatkan kepalanya ke paha Kai yang kini duduk bersila.

Kai mengusap rambut Anin dengan lembut lalu mulai mengoleskan minyak kayu putih di atas perut Anin.

"Kai tangannya!" Protes Anin kala ia merasakan tangan Kai mulai turun ke bagian terlarangnya.

Kai tertawa tanpa dosa lalu menjawab. "Kirain kamu tidur soalnya merem, lagian kan aku mau modus dikit."

"Aku lagi halangan, dan kamu tau kan apa yang aku pakai kalau lagi halangan? Mau kamu kena darahnya? Atau kalau keterusan lanjutin sendiri di wc?"

"Galak banget sih, Bu." Jawab Kai.

"Galak galak gini juga kamu peristri." Timpal Anin yang membuat Kai tertawa.

Kai lalu meletakkan minyak kayu putih yang baru saja ia gunakan itu diatas nakas. Setelahnya, pria itu lalu membenarkan baju Anin yang tadinya tersingkap keatas. Kai lalu merebahkan dirinya di samping Anin dan menarik Anin kedalam pelukannya, tidak lupa Kai juga memberikan kecupan singkat di kening istrinya itu.

"Sekarang coba buat tidur dulu, ya. Besok kalau belum sembuh juga kita ke dokter." Kata Kai dengan lembut.

"Tapi masih sakit..." Lirih Anin seraya menenggelamkan wajahnya di dada Kai.

Big Boss [Kim Jongin] | ENDWhere stories live. Discover now