三 ( 3 )

1.4K 160 55
                                    

Tiongkok

Kaisar Wang beserta Permaisuri berdiri di atas podium memperhatikan sang Putra Mahkota yang tengah berlatih adu pedang dengan beberapa prajurit di tengah lapangan.

Tatapan mata Pangeran Wang sangatlah awas dan tajam. Jika di Silla punya Jeon Jungkook, di Goguryeo punya Park Bogum dan di Baekje punya Kim Namjoon. Maka di Tiongkok pun ada bahkan banyak orang berkata jika Pangeran Mahkota Wang berada sejajar dengan Kaisar Muda dari Silla, Jeon Jungkook.

Baik Silla dan Tiongkok memang menghindari perselisihan, mengingat kekuatan mereka cukup seimbang dan perselisihan hanya bisa merugikan kedua belah pihak. Silla dan Tiongkok tak pernah terlibat persaingan, mereka membangun benteng tinggi untuk melindungi diri masing-masing dari kemungkinan bersinggungan.

" Yang Mulia, ada Pangeran Mahkota Goguryeo datang ingin menghadap " lapor seorang pengawal.

" Pangeran Bogum ? Goguryeo sudah di tahlukkan Silla, Yang Mulia. Saya memiliki firasat kedatangan Pangeran Bogum pasti ingin meminta bantuan pada kita " tebak sang Permaisuri.

" Apapun tujuannya, lebih baik kita temui dahulu. Bagaimanapun juga dia adalah putra dari kakakmu, meskipun suaminya tidak pernah bisa sependapat dengan kita "

" Baik, Yang Mulia "

Mereka berdua bergegas pergi ke ruang penjamuan untuk menemui Park Bogum yang sudah menanti di dalam sana.


●●●

" Ada apa gerangan sehingga anda berkunjung kemari, Pangeran ? " tanya Wang Xiaojun, sang Kaisar dari negeri Tiongkok ini.

" Anda pasti sudah mendengar kabar kekalahan kami, Yang Mulia. Saya tidak akan berbelit-belit lagi. Saya datang kemari bukan sebagai Pangeran Mahkota Goguryeo tetapi sebagai keponakan dari Yang Mulia Ratu Wang Ziyi " Bogum menyeringai dengan penuh kepercayaan dirinya. " Mendiang Ibundaku telah berpesan, jika suatu saat nanti Goguryeo menghadapi kesusahan, maka menghadaplah pada Yang Mulia Ratu Wang Ziyi sebagai keponakannya dan mintalah bantuan darinya. Inilah yang saat ini sedang saya lakukan, Bibi " sambungnya sambil menekan kata 'Bibi'.

Permaisuri mencoba tersenyum sebaik mungkin meski dalam hatinya sangat was-was, ia sangat tahu bagaimana watak Park Bogum yang tidak berbeda jauh dari Ayahnya. Park Jimin mungkin tak seburuk mereka, namun jauh dalam hatinya ia juga menaruh rasa was-was pada Park Jimin pula.

" Apa yang kau inginkan, Keponakanku Park Bogum ? " tanyanya dengan lembut.

" Beri beberapa prajurit, pelayan, serta tempat peristirahatan sementara disini, sampai saya benar-benar memiliki tempat hunian sendiri "

Permaisuri Wang menoleh pada sang Suami , meminta ijin padanya yang kemudian di setujui oleh sang Suami.

" Baiklah. Aku memberimu 500 prajurit dan 250 pelayan serat sebuah pondok di Provinsi Shanxi "

Bogum memberi hormat pada keduanya sebagai tanda formal rasa terima kasihnya.

" Ah, tentang perjodohan antara adikku dengan Putra Mahkota Wa— "

" Aku sudah pernah mengatakan tidak sebelumnya! " potong seseorang tak lain adalah Pangeran Mahkota Wang.
Sambil melirik sini pada Pangeran Bogum ia kembali berkata " Aku tidak sudi mengikat seseorang yang tidak bisa menghargai orang lain, tidak memiliki welas asih dan berpikir dirinyalah yang jauh lebih penting di bandingkan orang lain. Adiknya termasuk dalam tipe yang tidak aku sukai, Pangeran Bogum. Lagipula ... bukankah sekarang ia bersama Kaisar Muda dari Silla ? itu artinya perjodohan inipun pupus sudah, karena tidak ada jaminan jika Pangeran Jimin masih sesuci sebelumnya "





You Don't Understand My Heart Where stories live. Discover now