十五 ( 15 )

1.7K 216 49
                                    

Pagi-pagi sekali Jungkook telah membangunkan Jimin serta Jihoon supaya lekas mempersiapkan kepergian mereka kembali ke Istana.

Taehyung sendiri mencoba abai dengan kenyataan bahwa pertemuan mereka yang saling merindu satu sama lain hanya berlangsung dalam hitungan hari saja karena keegoisan keduanya untuk mempertahankan prioritas masing-masing.
Taehyung memilih menyibukkan diri dengan menjahit baju hangat untuk Younghoon. Tanpa peduli bahwa sebentar lagi sang Suami akan pergi.

Younghoon kecil yang baru terbangun mengusap kedua kelopak matanya dengan tangan-tangan mungilnya. Tepat disebelahnya adalah Ayahnya yang sibuk dengan jahitannya. Ia menguap kecil dan Taehyung menyadari bahwa sang buah hati telah terbangun dari tidurnya.

" Younghoon? Awal sekali bangunnya, apa kau terganggu dengan kegiatan Ayah? " tanya Taehyung, Younghoon jelas saja tidak terbangun karena hal itu, Taehyung sangat tenang ketika menjahit, tidak mengeluarkan bunyi mengganggu sama sekali. Alasan mengapa Younghoon terbangun adalah, rencana kepergiaan Jungkook. Younghoon tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bertemu Jungkook untuk yang terakhir kalinya.

Gelengan Younghoon berikan.

" Apa kau haus? Biar Ayah ambilkan air minum, " kata Taehyung sambil menyimpan semua alat jahitnya tadi di atas meja kecil dan hendak berdiri untuk pergi kedapur mengambilkan minuman untuk Younghoon, namun Younghoon menghentikannya dengan menarik lengan bajunya. " Ada apa? Lapar? " tanya Taehyung yang di balas gelengan lagi. Younghoon berdiri dari tempat dan beranjak dari futon, langkahnya terbilang terburu-buru keluar kamar untuk memastikan Jungkook belum pergi dari rumahnya. Taehyung sangat panik ketika melihat sang Putra keluar dari kamar dengan kesan terburu seperti itu, iapun bergegas menyusul.

Diruang tamu Younghoon berdiri terpaku melihat persiapan Jungkook, Jimin, serta Jihoon yang telah rapi. Air mata anak itu kembali muncul karena Jungkook benar-benar akan pergi tanpa berniat memberitahuinya.

" Abeoji benar-benar tidak menginginkan Younghoon, " batin Younghoon.

Jungkook tidak bisa berkata -kata, niatannya pergi tanpa sepengetahuan Younghoon gagal, sebab anak itu telah berdiri beberapa langkah didepannya dengan raut kecewa dan sedih yang terpancar nyata dikedua mata indah itu.

" Abeoji, ayo katanya kita mau pergi ? " suara Jihoon mengalihkan perhatian Jungkook.

" Younghoon -ah! " Younghoon menoleh pada sang Ayah yang baru saja memanggil namanya dengan suara lembut nan penuh kasih. Kedua mata anak itu berkaca -kaca, pemandangan yang sangat menyesakkan bagi Taehyung. " Kemari, Nak! " pinta Taehyung.

Dengan kepala yang menunduk Younghoon kecil mendekati sang Ayah, menubrukkan tubuh kecilnya pada kaki jenjang Taehyung, melingkarkan kedua lengan mungilnya pada kaki jenjang itu dan ia menangis tersedu-sedu disana.

Kedua tangan Jungkook mengepal erat, ada rasa bersalah dan ingin ia menarik tubuh mungil anaknya itu dalam dekapannya, tetapi egonya terlalu besar.

" Younghoon ... " panggil Taehyung sambil mengusap surai legam sang Putra dengan lembut berkali-kali. Matanya pun memanas seiring isakan demi isakan dikeluarkan Younghoon, ia tidak peduli bahwa celananya akan basah oleh air mata sang Putra, justru ia merasa sesak yang amat sangat.
" Pergilah! Younghoon akan tenang sendiri nanti. " kata Taehyung tanpa ekspresi. Rasa gagal menjadi orangtua terlalu menyakitkan baginya. Ia tak mampu memberikan keluarga yang lengkap bagi Younghoonnya yang malang. Ia menyumpahi takdir peliknya untuk yang pertama kalinya sepanjang hidupnya.





.



WARNING !!

- Typo!
- KookV / VKook ( Vottom ) Slight KookMin
DLDR!

You Don't Understand My Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang