6. Pisau Pemotong Daging

1K 175 70
                                    

Pria itu terus mengejar Jisoo. Sampai di lantai 4, malah menjatuhkan kunci hingga tercecer cukup jauh. Tidak ada waktu untuk mengambil. Hanya tersisa sebuah pilihan. Berteriaklah!
_____

Menerima tawaran kerja yang diajukan oleh Seokmin ternyata bukanlah tindakan buruk. Itulah kesan yang berhasil Jisoo tarik kesimpulannya, setelah selama seminggu menikmati profesi baru sebagai Sugar Baby. Ralat, teman belajar. Sejujurnya Jisoo masih sangat keberatan dengan istilah itu. Terdengar ambigu. Kalau orang yang tidak tahu apa-apa mendengar istilah profesi nyelenehnya ini, pasti akan salah sangka. Berpikir Jisoo adalah simpanan kakek-kakek mesum berduit dengan memberi pelayanan plus-plus.

Tindakan terakhir dan teraman, Seokmin dan Jisoo membuat kesepakatan lainnya. Peraturan ke-4. Istilah Sugar Boy dan Sugar Baby harus disembunyikan. Hanya mereka berdua yang tahu. Jisoo sempat marah besar, begitu Seokmin mengaku bahwa salah satu sahabatnya sudah tahu. Peraturan diralat. Hanya Seokmin, Jisoo, dan sahabat Seokmin yang tahu. Memberi banyak ancaman jika sampai sahabat Seokmin yang katanya bernama Kim Mingyu itu melanggar peraturan. Tidak akan pernah ada lagi suntikan dana untuk berkencan.

Lantas, ada hal menakjubkan apa di balik profesi Sugar Baby yang Jisoo emban?
Hal menarik apa yang bisa Jisoo lakukan setelah seminggu bekerja dengan Seokmin?

Bagian yang paling menyenangkan adalah kenyataan bahwa ia bisa dengan bebas bangun di jam berapa pun, tanpa merasa takut akan terlambat atau ketinggalan bus. Hanya perlu keluar di siang hari untuk berburu berita. Selalu disediakan hidangan makan malam yang super lezat. Dan mengingat bahwa apartemen Seokmin bersebelahan langsung dengan rumah susun yang Jisoo tempati, menambah keuntungan lebih. Jisoo tidak perlu mengeluarkan uang transportasi.

Sekali lagi. Selama seminggu pertama, tidak ada kesan menakutkan sesuai dengan ekspektasi Jisoo sebelumnya. Seokmin benar-benar hanya meminta Jisoo untuk menemaninya mengerjakan tugas. Cukup duduk di dekatnya, terserah hendak melakukan apa pun. Hendak tidur pun bukan masalah. Yang penting temani. Titik. Bukan tanda koma, tanya, seru, ataupun strip.

Membuat Jisoo bertanya-tanya, tentu saja. Apa alasan Seokmin hingga berani membayarnya mahal hanya untuk minta ditemani mengerjakan tugas? Minta tolong pada temannya pasti bisa, kan? Kalau pun Seokmin tidak punya teman di apartemen, teman-temannya di kampus pasti tidak terhitung berapa jumlahnya. Dan argumen ini terbukti dengan seberapa seringnya Seokmin menerima panggilan telepon maupun pesan melalui aplikasi chatting. Tertawa sendiri. Asik berbincang. Seakan Jisoo tidak ada di sana.

Jisoo coba menelisik kembali seluruh sisi apartemen mewah milik pemuda Lee ini melalui kedua mata. Mewah, tanpa ada barang berkarat, rusak, apalagi rongsok. Sungguh berbanding terbalik dengan kondisi barang-barang yang ada di dalam kamar Jisoo. Menurut realita kehidupan, mustahil anak orang kaya raya tidak memiliki teman perempuan. Semakin banyak duitnya, semakin banyak pula perempuan yang mengantri minta dikencani. Benar, kan?

Jadi, bagaimana bisa Seokmin rela menggaji Jisoo mahal, hingga setara gaji pegawai kantoran, hanya untuk ditemani belajar?

Bagaimana dengan fisik Seokmin? Kini mata Jisoo beralih pada bosnya itu. Bos Seokmin. Bisa dibilang begitu, bukan? Karena Seokmin-lah yang memberi Jisoo gaji. Rambutnya sedikit panjang, hingga poni menutup seluruh alis tebalnya. Hampir menyentuh mata. Nampak jelas Seokmin sedikit terganggu, hingga beberapa kali berusaha menyingkirkannya. Ditarik ke belakang dan menampilkan jidatnya yang lebar. Hanya mengenakan kacamata saat mengerjakan tugas. Disingkirkan begitu seluruhnya selesai.

Jisoo masih serius memperhatikan ciri-ciri fisik Seokmin hingga mendetail. Postur tubuh tidak perlu dipertanyakan. Tinggi, tegap, lengan berotot. Selain hidungnya yang mancung, poin lain yang tidak bisa Jisoo lupakan begitu saja sejak pertama kali mereka bertemu adalah tahi lalat kecil. Berada tepat di bawah matanya. Menambah kesan manis.

Sugar Boy (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang