16

30 8 25
                                    

Pagi ini kuliah berjalan dengan baik seperti hari-hari biasanya. Choco juga tak seperti kemarin, ia sudah meminta maaf pada teman-temannya karna sikap ia yang tak seperti biasanya. Mereka tidak mempermasalahkan, tapi Choco kekeuh minta maaf. Hasil kerja kelompok yang mereka kerjakan di perpus kemarin juga telah  di presentasikan dan ditutup dengan pantun nyeleneh dari Yohan sebagai moderator.

Bukan Yohan nama nya kalau ga nyeleneh dan receh. Untung- untung Hangyul ga masuk satu kelompok dengan nya. Kalau enggak, bisa ga jelas presentasi mereka. Ngaku nya kerja kelompok, tapi hampir lima puluh persen Choco yang mengerjakan sendiri. Ya,Choco terlalu baik buat ngorbanin waktu dan tenaga nya sendiri. Samalah seperti ia mengorbankan perasaan nya sendiri. Tapi, lagi-lagi dia ga sendiri.

"Baiklah semua nya, saya tutup perkuliahan hari ini. Sampai jumpa Minggu depan." Tutup sang dosen, yang disambut deheman dan anggukan dari mahasiswa nya. Choco memasukkan semua buku ke dalam tas lalu menghampiri Lisa yang duduk di depan paling ujung dekat pintu dan tengah menggoda Jihoon dengan mengatai nya gembul.

"Katain aja terus. Gini-gini gue banyak yang ngejar." Sungut Jihoon tak terima dengan olokan Lisa yang terkekeh geli melihat sisi Jihoon yang imut seperti ini."gemesin banget sih lu. Ntar gue oleng, tanggung jawab yaakk." Ujar Lisa, yang langsung kena geplak dari Choco sebagai pelaku. Dan Lisa sebagai korban yang mengaduh sakit dan mengusap-usap kepala.

Jihoon mengacungkan dua jempol nya untuk Choco, Lisa menatap sengit dua orang yang ada di depan nya masih mengusap kepala nya dengan dramatis. Virus dramatis Yohan kayak nya udah mulai nular ke Lisa. Jihoon terkekeh geli melihat teman nya seakan kena karma karena mengolok dirinya. Lantas,Jihoon bangkit dari sandaran nya dan  mengusak rambut Lisa sebelum berlalu meninggalkan kelas.

"Apaan dah Cho. Main geplak aja. Gue kan cuman bercanda." Choco tertawa, ia menarik kursi yang ada didekatnya dan duduk dengan nyaman disana. Kebetulan kelas yang baru saja mereka pakai sedang kosong. Alias ga lagi di pakai. "Siapa tau aja..Lo serius ngomong nya." Jawab Choco tenang. Lisa menatap Choco tak percaya. Seakan memberikan jawaban kalo ia ga akan pernah oleng dari kak Wooseok.

Choco mengangkat kedua bahu nya, ia membuka tas dan mengeluarkan sebungkus roti dengan rasa vanilla coffe yang menjadi favorit nya dan Lisa. Mata Lisa mulai berbinar melihat roti yang di pegang oleh Choco. Choco yang menatap Lisa  mendengus geli, melihat bagaimana cepatnya Lisa menghilangkan kan rasa kesal dengan sebuah roti yang tentu aja mereka bagi dua.

"Nih, buat Lo. Cuman ada satu. Jadi kita bagi dua aja yaa."Choco memberikan setengah roti kepada Lisa yang mengiyakan dan langsung melahap roti dengan sayang."Yeji langsung pulang ya?." Tanya Choco di sela-sela ia menguyah.

"Ga tau. Tiba-tiba aja sakit perut tadi. Mungkin baru dapet." Lisa menghabiskan bagian terakhir dengan cepat, lalu membersihkan tangan nya dengan tissu."ga nanyain Daniel sekalian?". Choco berdecak malas, melambaikan tangan nya dengan cepat di depan Lisa."Lo beneran ga serius kan, sama omongan Lo yang tadi?". Tanya Choco tiba-tiba, memastikan. Lisa mendongak menatap Choco dengan malas, menghela napas berat sebelum menjawab,"Sampai kapan pun, gue ga bakal oleng." Jawab Lisa meyakinkan.

"Beneran ga bakalan oleng kan?". Tiba-tiba sebuah suara berat, menginterupsi obrolan mereka, refleks mereka menoleh pada sumber suara. Disana ada Wooseok dan Seungwoo yang di belakangnya tengah melambai dengan geli. Choco tersenyum kikuk pada Wooseok dan Seungwoo, sedangkan Lisa tengah menahan malu,ingin rasa nya menendang Choco ke planet mars saat itu juga.

***

Entah bagaimana Choco berakhir dengan Seungwoo disini. Enggak, mereka ga lagi dikelas kok. Tapi di minimarket dekat kampus mereka, Seungwoo bilang dia lagi pengen ramyeon dan juga entah dorongan dari mana Choco menawari diri nya untuk menemani Seungwoo.

Hold Me Tight - Han SeungwooWhere stories live. Discover now