17

47 7 15
                                    

Di salah satu meja kantin, lebih tepat nya kantin fakultas ekonomi dan bisnis, disanalah Choco sedang menikmati kesendirian nya dengan resah. Ia sibuk men-scroll layar ponsel nya, hendak mengirim pesan pada Daniel, yang berakhir dengan tidak ada teks sama sekali yang ia ketik disana. Iya, Choco mau meluruskan semua nya hari ini, tapi sepertinya hari ini juga cuman rencana.

Enggak, Choco ga main-main kok, sama ucapan nya ke Seungwoo beberapa hari yang lalu. Ia bertekad, dan itu harus ia jalankan. Ia ga bisa, terus-terusan kejebak di situasi yang seperti ini. Minhee juga mendukung seratus persen keputusan kakak nya. Dan bilang, kalau seharusnya ini Choco lakukan sejak awal biar ga makan hati. Gapapa kan terlambat, dari pada enggak sama sekali.

Choco juga udah cerita sama Lisa, dan pasti aja kak Seungwoo juga cerita sama sepupu nya itu. Satu orang lagi yang tau tentang ini. Yeji ,yang secara ga sengaja nguping pembicaraan Lisa sama Seungwoo. Tau sendiri kan Yeji, si lambe turah. Yeji langsung heboh gitu aja, dan dengan terpaksa Lisa yang tau suara cempreng temen nya itu, membekap mulut Yeji dengan cepat. Fyi, waktu itu mereka ada di perpustakaan, yang harus tenang nya bukan main. Otomatis, semua perhatian tertuju pada Yeji, yang kadang-kadang urat malu nya udah putus, kalo soal yang begituan.

"Oiiii, ngelamun aja. Kelihatan banget jomblo nya".

"Sialan. Ngaca kali, Situ juga jomblo kan". Balas Choco pada Jihoon yang sudah duduk dengan nyaman, dengan sepiring nasi goreng yang udah hampir setengah.

"Ngapain sih Lo Hoon, ganggu aja dah".

"Yeuu, bersyukur Lo gue temenin, ntar Lo kesambet tau rasa".

"Doa nya jahat banget". Jihoon terkikik menatap Choco yang seperti habis keciduk, lalu kembali fokus dengan sisa nasi goreng nya.

Ga ada obrolan apa-apa lagi setelah itu. Choco harus bersikap senormal mungkin di depan Jihoon. Biar tuh anak satu ga banyak bacot nya, nanyain ini itu. Dari jauh Choco bisa ngelihat Daniel yang jalan ke parkiran. Di samping nya selalu ada Jisoo, yang kelihatan nya makin hari makin nempel ke Daniel.

Daniel yang sadar dengan keberadaan Choco melambai kepada sang perempuan, yang di balas dengan cengiran dan lambaian malas dari Choco.

"Siapa?". Celetuk Jihoon, yang nyelesain suapan terakhir nasi goreng nya.

"Daniel." Jawab Choco seadanya.

"Sama tuh cewek?". Tanya Jihoon lagi, yang membuat Choco gedek.

"Iyalah, sama siapa lagi."

"Biasa nya kan sama Lo"

Choco mencibir, ga nge jawab lagi, jawaban tanpa dosa nya si Jihoon. Yang untung untung ga tau menau soal permasalahan perasaan Choco.

"Gue mau pulang ah. Mau sekalian ga?". Tanya Jihoon, yang udah siap dengan tas di punggung nya.

"Loh? Kok malah pulang". Ucap Choco bingung."Wah Lo mau bolos ya. Pake ngajak ngajak lagi. Ga ah ga mau".

"Etdah bodat banget sih. Ketularan Lisa Lo ya. Megang hp tapi tetap aja ketinggalan informasi". Oceh Jihoon panjang lebar. Choco yang mendengar, hanya memasang tampang bingung, dan segera ngecek ponsel nya. Setelah itu, ia terkekeh dengan polos nya.

"Ga masuk ya? Hehehe."

Jihoon, sang lawan bicara hanya menjawab dengan deheman yang membuat Choco seperti orang bodoh.
Karna Jihoon udah kayak orang mau nerkam aja,soalnya Choco buat gemes sih. Pantas aja Seungwoo jatuh cinta kan.

"Pulang ga?". Tanya Jihoon sekali lagi.

"Ga deh, gue entaran aja."

"Gue duluan ya, bye". Choco mengangguk dan melambai sebagai balasan.

Hold Me Tight - Han SeungwooOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz