P-2

4.9K 415 53
                                    





🌿🌿





"Sudah berhasil?"

Rae Na bertemu dengan Dokter Kim di koridor.

"Sudah. Sekarang sudah tidur"

Dokter Kim tersenyum. "Kau memang pandai membujuk"

"Ya. Tapi, saya sendiri sulit dibujuk" balas Rae Na sedikit bercanda.

"Sudah terlihat dari wajahmu" Dokter Kim juga membalas dengan bercanda.





~




Setelah seharian berada di rumah sakit. Akhirnya, Rae Na bisa pulang ke apartemennya. Ah, mungkin terlalu berlebihan jika disebut apartemen. Walaupun jika dilihat dari bangunannya memang mirip dengan apartemen. Ya, anggap saja apartemen. Tapi, dengan kelas menengah ke bawah.

Rae Na langsung membanting tubuhnya di sofa. "Kau bisa ambil sendiri jika mau minum"

Ya, Rae Na tidak sendiri. Dia bersama Seung Wan, teman satu profesinya.

Mereka tinggal satu gedung. Hanya saja di lantai yang berbeda. Jika, Rae Na di lantai 7 unit 093. Seung Wan di lantai 5 unit 109.

"Kau sempat membersihkan ruangan ini?"

"Sempat, tidak sempat, harus disempatkan. Aku tidak suka tempat yang berantakan"

Seung Wan duduk di seberang Rae Na sembari meminum cola yang baru saja diambilnya.

Menghela napas panjang. Lalu, berdiri. "Sepertinya, aku harus mandi terlebih dahulu. Kau mau menungguku atau kembali ke kamarmu?"

"Menunggumu. Aku masih ingin mendengar lanjutan ceritamu"

"Huh! Sebenarnya, aku malas menceritakan ini. Tapi, aku tahu, kau akan mengejarku seperti aku adalah buronan. Tunggu 15menit. Kau bisa tidur lebih dulu"

15menit, bukan waktu yang lama untuk mandi seorang perempuan. Bukankah ada perempuan yang mandi hingga setengah jam?

Belum lagi, ditambah dengan berdandan dan sebagainya. Ah, mungkin bisa memakan waktu 1jam lebih. Tapi, Rae Na tidak seperti itu. Dia cukup mandi 15menit sudah termasuk memakai baju. Lagipula, Rae Na bukan orang yang suka berdandan. Dia hanya akan berpenampilan seperti itu jika pergi ke pesta. Itupun hanya dengan polesan yang tipis.

Keluar dengan pakaian rumahan. Dilihatnya sang teman memejamkan mata. "Jadi, kau benar tidur?"

Sedikit berjengit kaget, Seung Wan segera menegakkan kembali tubuhnya. "Hampir saja"

"Matamu merah. Apa ngantuk sekali?"

"Ya... hari ini cukup melelahkan" Seung Wan menjeda ucapannya. "Jadi... Mau mulai dari mana?"

"Jadi, kau benar-benar menagih ceritaku?"

"Tentu saja"

Mengambil napas dalam-dalam. Lalu membuangnya perlahan. Rae Na terdiam sejenak. Sungguh, Rae Na tidak ingin mengingat kenangan itu jika akhirnya seperti ini.

"Satu bulan setelah apa yang tadi ku ceritakan padamu. Dia dipindahtugaskan ke luar negeri bersama beberapa rekan kerjanya. Saat itu hubungan kami sudah berjalan 2tahun"

"Kenapa? Kalian tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh?"

"Yoon, kenapa harus berpisah? Apa kau tidak percaya padaku? Aku akan menjaga hubungan kita. Kau bisa percaya padaku" Saat itu, Rae Na sudah menangis terisak, menggenggam tangan Yoongi.

"Kau mungkin bisa. Tapi, aku tidak yakin dengan diriku sendiri. Aku tidak ingin mengecewakanmu. Ku mohon, mengerti"




Rae Na kembali melanjutkan. "Bahkan, dia tidak percaya dengan dirinya sendiri"

Seung Wan diam. Menunggu kelanjutan cerita dari temannya. "Mungkin setiba di sana, dia langsung mengganti nomor ponselnya. Lalu, menutup semua akun media sosialnya. Entah tujuannya untuk apa. Dia benar-benar seolah menghindariku"

"Mungkin dia hanya takut akan merindukanmu"

"Sedikit konyol. Di zaman teknologi secanggih ini, apa yang perlu ditakutkan?"

"Rae Na, hati. Dia hanya takut tidak bisa mengendalikan hatinya, mungkin"

"Entahlah. Atau mungkin memang dia sudah memiliki orang lain"

"Kenapa kau jadi berburuk sangka?"

"Lalu, kenapa dia kukuh ingin berpisah hanya karena hubungan jarak jauh?" Rae Na mulai kesal. Hingga memekik tertahan. Dia benci mengingat masa itu. Karena itu cukup melukainya. "Aku tahu, dia akan banyak menemukan gadis cantik. Tapi, tidak seharusnya dia lakukan itu"

Seung Wan sedikit bingung. "Jadi, sebenarnya dia bekerja apa?"

"Staff agensi hiburan. Perusahaan membuka cabang di luar negeri bekerja sama dengan perusahaan lokal yang ada di sana"

"Di sana? Di mana? Apa begitu jauh?"

"Sydney"


Gadis Son itu jadi bingung sendiri untuk melanjutkan pembicaraan. Hingga memilih pertanyaan yang lebih sensitif. Sial, memang mulutnya ini. "Lalu, dengan hilang ingatan itu?"

"Aku hanya mendapat cerita. Enam bulan lalu, dia kecelakaan parah. Hingga koma 28hari. Saat bangun, dokter menyatakan dia hilang ingatan atau amnesia. Empat bulan kemudian, setelah dirasa kondisinya memungkinkan. Orang tuanya mengajak dia pulang"

"Tapi, sampai sekarang belum ingat apapun?"

Rae Na tersenyum sendu. "Begitulah"

"Kau masih mencintainya?"

"Aku sudah mencoba melepas perasaan itu sedari lama. Mungkin karena pekerjaanku juga, aku jadi tidak memikirkannya. Meski tidak dipungkiri, melihat wajahnya beberapa hari lalu terlebih melihat lagi siang tadi, ditambah kau yang bertanya membuat perasaan itu seperti masih tertinggal"

"Maaf"

"Lupakan"

"Tapi, boleh aku tanya sekali lagi?"

Dijawab dengan deheman.

"Andai, seandainya ingatannya kembali dan sudah sehat. Apa kau berharap dia masih mencintaimu?"

"Tidak. Aku tidak memaksa"





Bersambung®®

Gimana?

Jadi udah ngerti kan sejarah masalalu mereka.

Jadi udah ngerti kan sejarah masalalu mereka

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.


Nah ini tugas perawat. Beda lagi sama asisten perawat. Kalo AP itu ya yg biasa mandiin, bersihin kamar, dsb. Tp untuk kepentingan cerita mungkin nanti akan disesuaikan.

Lavyu

Ryeozka

PLEASE, GIVE ME... / ENDWhere stories live. Discover now