P-22

2.6K 337 110
                                    

Hati-hati banyak narasi. Biasanya diikuti typo dan kalimat sumbang. No edit. Plisss maklum.



🌿🌿




Langit masih cerah. Matahari masih sangat terik-teriknya. Yoongi membuka mata. Kepalanya sedikit pening. Tangannya reflek tergerak untuk memijit.

Kesadarannya terkumpul saat arah pandangannya mengedar. Ternyata dia masih di dalam mobil. Lalu, meraih ponsel yang berada di kursi sebelahnya. Menyalakan, melihat hari, tanggal, tahun, dan jam yang tertera di sana.

Pukul dua siang. Ternyata hampir seharian dia pingsan. Mengingat apa yang terjadi, justru membuatnya tersenyum.

Tanpa pikir panjang. Dia langsung menghidupkan mesin mobil. Menarik pedal gas dan melaju dengan kencang. Kembali tersenyum. Namun, matanya berkaca-kaca.

Ingatannya kembali.

Dia ingat semuanya.


Dia ingat Jang Rae Na.



Jadi, tujuan utamanya saat ini adalah menemui gadis itu secepatnya. Tidak ada yang lain. Yoongi harus menyelesaikan semuanya.


Berhenti di parkir rumah sakit. Yoongi langsung berlari masuk. Mencari keberadaan gadis yang ingin ditemuinya. Tidak ada di lantai pertama, mungkin lantai dua atau tiga. Namun, lift terlalu lama. Dia pikir melewati tangga jalan satu-satunya.



Berhenti di belokan koridor, untuk memilih arah. Akhirnya, dia pilih arah kiri. Kembali berlari. Tepat saat itu, seorang perawat keluar dari sebuah ruangan. Yoongi berhenti di hadapannya dengan napas terengah.

Mata keduanya saling bertemu. Mungkin perawat itu terkejut, juga heran. Jadi, untuk beberapa detik hanya saling diam.




"Aku mengingat semuanya"


Masih tidak mengerti. Perawat itu justru bertanya. "Ada yang bisa saya bantu?"

Yoongi kembali berkaca-kaca. Diraih wajah gadis itu dengan kedua tangannya. Mengusap lembut pipinya. "Bagaimana mungkin kau bisa melakukannya? Kau banyak berubah. Kau benar-benar menjadi perawat sekarang"


"Apa maksud-"



"Jang Rae Na, aku mengingatmu. Mengingat semuanya. Ingatanku sudah kembali"

Otak Rae Na rasanya kosong. Dia terkejut. Jantungnya berdebar kuat. Membuat matanya ikut berkaca. Min Yoongi, Min Yoongi-nya telah mengingatnya. Rasanya bahagia. Namun, terselip kegelisahan di sampingnya.


"Y-Yoongi?"



















Duduk di kursi loby, Yoongi menunggu Rae Na selesai dengan pekerjaanya. Dia mengajak untuk pulang bersama. Hampir satu jam, akhirnya gadis itu menghampirinya.

Rae Na tidak biasa melihat Yoongi yang tersenyum menyambutnya. Biasanya, pria itu hanya datar saja. Tapi, saat ini dia tampak tersenyum dengan suka rela. Gadis itu justru canggung dibuatnya.


"Aku sudah selesai"



Keduanya menuju mobil Yoongi yang diparkirkan.


"Kau bawa mobil sendiri?" Tanya Rae Na.



"Ya" singkat. Keduanya jadi canggung dan tegang.



Tiba di depan mobil. Langkah keduanya berhenti. Rae Na menoleh pada Yoongi, kenapa pria itu tidak segera masuk ke mobilnya.


"Kau bisa mengemudi?" Tanya Yoongi yang dijawab dengan gelengan. "Aku ikut denganmu"


"K-kenapa?"


"Sepertinya aku tidak bisa mengemudi"


Tiba-tiba ingatan tentang kecelakaan itu terlintas jelas. Membuat Yoongi kaku di tempat.



Rae Na melirik tangan Yoongi yang memegang kontak mobil. Tampak bergetar kecil dan sedikit memucat.


"Kau trauma?"



"Ya. Sepertinya"



"Lalu, mobilmu?"



"Aku bisa menghubungi Hoseok untuk mengambil. Akan ku titipkan kontaknya pada satpam"



Menghela napas. "Baiklah. Kita bisa naik bus"








Duduk berdua menunggu bus di halte terdekat. Atensi Yoongi tidak lepas dari wajah gadis di sampingnya yang hanya menatap lurus ke depan.

Rae Na-nya, mantan kekasihnya sudah banyak berubah. Yoongi ingin segera memeluknya. Melepaskan rasa rindunya. Tapi, dia pikir ini belum saatnya.


"Yoon, ayo pulang. Bus sudah datang"



Saat itu, baru Yoongi sadar dari lamunannya.



Lagi-lagi, keduanya diselimuti keheningan. Kecuali suara bising kendaraan dan mesin bus yang menyala.


Yoongi tersenyum menatap wajah gadis di sampingnya. Jujur, ini bukan Min Yoongi yang dulu. Mungkin akibat dari amnesia itu membuatnya menjadi pribadi yang baru.


"Jangan menatapku begitu. Aku tidak nyaman"

"Berhenti seolah kita adalah orang asing"

"Faktanya kita memang seperti itu"


"Tapi, aku tidak berpikir seperti itu"



Keduanya kembali diam. Sampai Rae Na memilih topik pembicaraan lain. "Tadi kau datang dengan mobil. Kenapa sekarang kau trauma?"


Yoongi menghela napas. Lalu, membenarkan posisi duduknya.



"Tadi aku tidak ingat apapun. Tujuanku hanya ingin segera menemuimu. Tapi, saat melihat mobilku tadi, aku ingat kecelakaan itu"


"Kau turun di mana?" Rae Na segera menyela.


"Aku ikut denganmu"






Sesuai keinginan Yoongi, Rae Na membawa pria itu ke apartemennya. Meski ragu tapi, dia tidak punya pilihan lain. Cukup tahu, pria itu baru saja kembali dari ingatannya yang hilang.


Menekan sandi. Setelah pintu terbuka, Rae Na mempersilakan Yoongi masuk terlebih dulu. Kemudian, baru dia masuk dan menutup pintu.


Berbalik, Yoongi sudah menatapnya dengan lekat. Keduanya terpaku dalam tatapan yang tidak dapat diartikan. Tatapan yang sama saat di rumah sakit.

Perlahan tangan Yoongi terulur. Menangkup wajah di depannya. Membelainya dengan lembut seperti tadi.

"Bagaimana bisa kau melakukannya? Seolah kau tidak mengenalku sama sekali. Bagaimana perasaanmu?"


Rae Na menyentuh tangan yang bertengger di wajahnya. Matanya berkaca-kaca sama seperti milik pria di depannya.


"Lalu, apa yang harus ku lakukan? Kau lupa segalanya. Kau menjadi orang asing saat itu juga"

Yoongi merengkuh tubuhnya. Seiring dengan air mata yang mengalir di wajah gadis itu.


"Maafkan aku, maafkan aku"









Bersambung®®

Lanjut part depan deh.

Sedikit/banyak feelnya hancur ya. Dibayangan sih gak gini. Tp lupa 😂😂

Lavyu

Ryeozka

PLEASE, GIVE ME... / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang