P-11

2.7K 329 36
                                    




🌿🌿





"Untukku, ya?"

"Tidak"

"Ku minta. Ya, ya, ya?"

"Tidak boleh"

"Ini, kan hanya gelang. Kenapa tidak boleh?"

"Kalau kau tahu hanya gelang, kenapa kau minta?"

"Min Yoongi! Menyebalkan sekali kau ini!"

"Menurutmu kau tidak menyebalkan, huh?"

"Min Yoongi, berikan padaku gelang itu. Ya? Ayolaaah!"

"Tidak bisa!"

"Min Yoon-"






Membelalak, Yoongi melirik jam yang ada di meja nakas. Pukul dua dini hari. Hanya mimpi, ternyata. Hanya saja, siapa gadis dalam mimpinya tadi?

Ck! Mimpi yang menyebalkan baginya. Terlebih dalam mimpi itu hanya masalah gelang. Mimpi yang konyol.

Tapi, kemudian matanya menyipit. Meraba pergelangan tangan kirinya. Ada gelang yang melingkar di sana.

"Gara-gara gelang ini" gumamnya pelan. Lalu, melepas gelang itu dan meletakkannya sembarangan di meja. Kemudian, kembali tidur. Berharap jika mimpi lagi, semoga mimpinya cukup baik dan bisa membantu mengembalikan ingatannya. Bukan mimpi konyol seperti tadi.

Ya, pikir Yoongi itu hanya mimpi konyol karena ada seseorang yang memberinya gelang siang tadi.

Benar, Yoongi mendapatkan gelang itu siang tadi. Saat dia berada di rumah sakit untuk bertemu Perawat Jang.

Tadi, perawat itu sangat sibuk. Terlihat dari langkah kakinya yang selalu tergesa-gesa. Namun, Yoongi berhasil memanggilnya.

"Perawat Jang!"

Rae Na menoleh. Didapatinya Yoongi berjalan ke arahnya. "A-ada apa, Tuan?"

"Kakak" Yoongi membenarkan. "Kita hanya berdua"

"A-ah, ya. Ada yang bisa ku bantu? Apa an-, k-kakak ada jadwal dengan Dokter Lee?"

"Tidak. Aku hanya merasa perlu menemuimu"

Rae Na menyernyit tidak mengerti. Bingung harus bereaksi seperti apa, juga bingung akan maksud ucapan pria itu.

"T-tapi, maaf. Saya-, aku sedang sangat sibuk. Jika tidak ada yang penting, lain kali saja. Permisi"

Hampir beranjak. Namun, tangannya ditahan oleh Yoongi. "Sebentar saja. Apa tidak bisa?"

"Kakak bisa menunggu? Aku akan menyelesaikan pekerjaanku sebentar"

"Baiklah"

Kurang lebih dua puluh menit menunggu. Rae Na kembali menemuinya. Berakhir mereka di taman rumah sakit yang cukup sepi. Karena, saat itu waktunya para pasien beristirahat di kamar masing-masing.

"Menurutmu, apa ingatanku akan kembali?" Tanya Yoongi.

"T-tentu saja. Jika, kakak melakukan pengobatan dengan benar. Rutin melakukan terapi. Mengikuti saran Dokter Lee, ku rasa itu akan membantu"

"Bagaimana jika tetap tidak berhasil?"

'Maka aku akan kau lupakan selamanya'

"Kakak masih punya harapan. Jangan seperti itu. Lagipula, jika itu terjadi, kakak bisa memulai hidup baru. Memulai semuanya dari awal"

'Dan aku benar-benar akan terlupakan'

Hanya itu yang bisa Rae Na sarankan. Rasanya sedikit menyakitkan. Namun, sebagai seorang perawat dia harus selalu memberi motivasi pada pasiennya, bukan?

"Kau sama saja seperti ibuku"

Rae Na hanya tersenyum. Tidak tahu harus menjawab apa. Jadi, dia justru membalas dengan pertanyaan. "Tapi, kenapa kakak tanyakan ini padaku?"

"Tidak tahu. Hanya ingin bertanya padamu"

Saling diam. Membuat Rae Na diliputi rasa gugup. Tanpa sadar dia mengambil gelang yang disimpan dalam saku. Sekedar diputar-putar, pengalih rasa gugupnya.

"Kau selalu membawa gelang itu? Apa sangat berarti?"

Membalas dengan senyum canggung. "B-begitulah. Harusnya itu tidak ada artinya lagi. Tapi,,, entahlah. Aku seperti masih remaja saja. Harusnya ku buang saja. Tapi, aku tidak bisa. Aku terbiasa menyimpan benda atau barang yang menurutku memiliki kesan. Tidak peduli dari siapapun itu"

Diam lagi. Keduanya sama-sama bingung melanjutkan pembicaraan. Sampai akhirnya, Rae Na memutuskan untuk kembali pada pekerjaannya.

"Ini, ku berikan pada kakak saja" entah dapat keberanian dari mana, Rae Na meraih tangan Yoongi dan memakaikan gelang itu di pergelangan tangannya.

"Kenapa?"

Tersenyum lembut. Dengan kedua pasang mata saling menatap. "Karena orang itu juga sudah melupakanku. Ku pikir tidak ada alasan lagi menyimpan gelang ini"

Yoongi mengamati gelang itu. Terlihat seperti gelang murahan. Mungkin setelah ini dia bisa membuangnya.

"Iya, itu memang gelang murahan. Anehnya, kakak dulu mau membelinya"

Sontak, Yoongi memasang wajah bingungnya. Rae Na yang baru saja sadar akan ucapannya, segera membenarkan. "Ah, maksudku, dia mau membelinya. Kalau begitu, aku kembali bekerja. Sebentar lagi ada kunjungan ke kamar pasien. Permisi, kakak"

Rae Na berlalu. Yoongi mengamati gelang itu sejenak. Sebelum, akhirnya memilih ikut pergi dari sana dengan membiarkan gelang itu tetap di tangannya.





Bersambung®®

Diriku kembali... Yeee!

Basa basi sekali part ini. Dan masih banyak lagi part basa-basi lain. Maafkan ya?

Ada yang komennya belum terbalas? Maklum baru buka semalam jd gak scroll notif.

Lavyu

Ryeozka

PLEASE, GIVE ME... / ENDWhere stories live. Discover now