P-32

2.8K 312 58
                                    






🌿🌿






Yoongi dibuat tidak mengerti. Soohyeon katanya? Bahkan mereka tidak lagi saling dekat seperti dulu. Lalu, apa masalahnya?

Bukankah yang bermasalah adalah Rae Na dengan Dokter Kim itu? Atau dengan Jimin, mungkin?

Ck!

Harus dari mana lagi Yoongi memulai?

"Yoon?"

Yoongi mendongak. Ternyata orang yang ditunggu sudah datang. Seorang perempuan yang tampak elegan dan berkelas. Meski berpenampilan sangat santai.

Dia langsung duduk di seberang Yoongi. "Sudah lama?"

"Belum"

"Kau melamun? Apa yang kau lamunkan?"

"Tidak ada. Pesanlah sesuatu. Aku sudah memesan kopi"

Perempuan itu tersenyum. "Belum berubah. Selalu kopi. Ku pikir setelah kejadian itu, kebiasaanmu minum kopi berubah"

Katanya diikuti kekehan. Sebelum akhirnya memesan sesuatu pada pelayan. Yoongi hanya mendengarkan, tidak menjawab dan memilih meminum kopinya yang tinggal setengah.

"Oh, ya. Selamat, akhirnya ingatanmu kembali sepenuhnya. Maaf, aku baru bisa menemuimu. Ya,,, aku mendapat klien dengan kasus yang lumayan besar. Jadi, sedikit sibuk" ujarnya.

"Bukan masalah" jawab Yoongi, singkat.

Soohyeon gadis itu. Dia yang mengajak Yoongi bertemu di salah satu kafe.

"Ku pikir, kau orang sibuk. Jadi tidak mungkin mengajakku" lanjut Yoongi.

"Pekerjaanku sudah tidak banyak. Jadi, aku bisa menemuimu"

"Ada hal penting apa?"

Soohyeon tersenyum. "Tidak ada. Hanya ingin mengucapkan selamat dan melihat kondisimu setelah pulih tentu saja"

Pelayan datang membawa pesanan. Mengalihkan perhatian Soohyeon sementara.

"Kau pesan makanan?" Tanya Yoongi.

Oh, Yoongi akan semakin lama di sana. Apa Soohyeon sengaja menahannya?

"Tidak baik jika kita hanya minum di sini"

Terpaksa, Yoongi ikut menikmati makanan di hadapannya. Walaupun rasanya tidak nikmat dengan suasana ini.

"Jadi, kau sudah ingat, kan gelang itu dariku?" kekeh Soohyeon memulai lagi perbincangan di antara mereka.

"Ya, dan aku memberikannya pada seseorang. Lalu, orang itu memberikannya lagi padaku"

"Kau ingat? Dulu kita akan pergi ke paris bersama. Lalu, mengunjungi Menara Eiffel dan mengelilinginya" Soohyeon menatap Yoongi. "Bagaimana? Kau ada waktu? Bagaimana kalau kita pergi ke sana dalam waktu dekat?"

Yoongi menghentikan suapannya. Membalas tatapan gadis di hadapannya. "Sepertinya, aku tidak bisa"

"Kenapa?"

"Karena, jika aku akan ke sana, aku akan bersama orang lain"

Soohyeon mengernyit. "Hoseok?"

"Bukan-"

Tiba-tiba Soohyeon meletakkan sendoknya. Lalu, menggenggam tangan Yoongi.

"Yoon, mungkin ini sedikit terlambat. Tapi, ku pikir ini waktu yang tepat. Ku harap kau masih sama. Yoon, aku menyukaimu sama seperti saat masih kuliah dulu. Jadi, ayo ke sana sebagai sepasang kekasih. Sekarang, kita bisa melakukan banyak hal seperti pasangan lain. Kau setuju, bukan?"

Perlahan Yoongi menarik tangannya. "Maaf, aku sudah mencintai orang lain. Dan dialah yang akan ku ajak ke sana jika aku akan pergi"

Jangan tanyakan bagaimana Soohyeon. Dia menjilat bibirnya yang tiba-tiba terasa kering. Matanya langsung berkaca-kaca. Susah payah menahan isak, membuatnya mengalihkan pandangan ke arah lain.

"B-baiklah, rupanya aku terlambat. Jadi, siapa gadis itu. Pasti dia adalah orang yang beruntung"

"Perawat Jang, perawat di rumah sakit Medical Park"

Soohyeon berusaha tegar. Dia meminum jus di depannya. Lalu, melanjutkan makannya.

"Maaf, jika aku menyakitimu. Tapi, aku lebih banyak menyakitinya"

"Aku tidak mengerti. Tapi, ku harap kalian bahagia"

"Dia adik tingkat kita di universitas. Kita sudah menjalin hubungan sejak wisuda dulu"

Berakhir, Yoongi menceritakan semua. Meski hanya hal-hal intinya saja. Dia tidak ingin lagi memiliki masalah. Ini demi mengembalikan hubungannya dengan orang yang dia cinta.




~



"Kapan nenek bisa pulang?"

Seorang nenek mengeluh pada Rae Na yang tengah menemaninya. Ya, nenek itu baru saja minum obat sebelum tidurnya.

Rae Na tersenyum menanggapi ucapan sang nenek. "Sabar, ya, nek. Sebentar lagi. Setelah dokter memastikan kondisi nenek benar-benar sehat, pasti akan langsung diperbolehkan"

Nenek itu mengusap tangan Rae Na. Telapak tangan yang tidak lagi halus begitu terasa di tangannya. "Kau begitu lugu. Apa kau sudah punya pasangan?" Nenek itu tersenyum sebelum melanjutkan. "Nenek punya cucu seusiamu"

Rae Na tertegun. Apa maksudnya? Nenek itu mau menjodohkannya?

"Kakak perawat!"

Belum juga menjawab sang nenek. Seorang anak kisaran 6 tahun muncul di ambang pintu mendekap boneka.

Oh, ya. Jangan heran jika banyak anak memanggil Rae Na kakak perawat. Karena itu keinginannya. Katanya, agar anak-anak lebih dekat dengannya.

"Hei! Kenapa ke sini? Kau harus tidur, sayang"

Di belakang muncul sang ibu yang menemaninya. "Maaf, Perawat Jang. Dia dari tadi mencarimu. Katanya tidak bisa tidur"

Rae Na tersenyum ramah. "Tidak apa-apa, nyonya"

Lalu, mengalihkan perhatiannya pada sang nenek. "Nek, sebaiknya nenek istirahat. Saya permisi"

Berjalan menghampiri anak itu.


"Ayo, bacakan cerita lagi untukku"






Bersambung®®

Masalah sama Soohyeon kelar, ya. Walaupun kasian juga sih. Dia ngajak ketemu. Niat nyatain cinta. Eh, fakta menyakitkan yang dia dapat.

Si nenek juga ada ada aja.

Lavyu

Ryeozka

PLEASE, GIVE ME... / ENDWhere stories live. Discover now