9. Nasihat Seorang Sahabat

9.9K 648 9
                                    

Sebaik-baik bacaan ialah Al-Qur'an.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

***

Kebanyakan manusia adalah mengeluh dan tidak pandai bersyukur bahkan kebanyakan manusia tidak sadar, setiap harinya mereka diberi nafas oleh Allah secara gratis, bukankah itu suatu nikmat bagi kita para manusia? Tapi apakah mereka akan ingat hal itu? Entahlah Maira juga tidak mengerti, karena itu adalah pikiran masing-masing pada diri sendiri.

Bersyukur karena kita mempunyai Allah Yang Maha Segalanya. Allah Yang Maha Pemaaf. Allah Yang Maha Tinggi atas semua kehidupan di muka bumi dan langit. Kalau Allah akan langsung menghukum manusia yang lalai terhadapnya, Maira adalah wanita yang terkena itu semua. Adzab dari Allah karena durhaka terhadap suami, Maira sebenarnya tau tentang itu, tapi ego mengalahkan semuanya. Maira belum bisa menerima Alvin menjadi suaminya, Maira belum bisa menerima kejadian itu dengan lapang dada.

Sisi lain dari Maira berkata, 'Sudahlah ini sudah ketentuan dari Allah, percaya saja suatu saat nanti kamu akan bahagia.'  Tapi Maira tidak bisa menerima begitu saja, apalagi berpura-pura tak apa padahal hatinya sakit, Maira tidak pandai drama.

"Allah maafkan aku....." lirihnya diisak tangis, lagi-lagi air matanya jatuh ketika hatinya merasakan sakit, dadanya sesak, pikiran Maira selalu teringat tentang kejadian itu.

Terdengar suara pintu terbuka menyadarkan Maira dari lamunannya, ia segera menghapus bekas air matanya. Maira tidak ingin Zahra melihatnya menangis, lalu Maira keluar kamar dan berjalan menghampiri Zahra. Maira terlonjak kaget ketika melihat Zahra dengan wajah yang penuh air mata.

"Astagfirullah, kamu nangis? Kenapa?"

Tiba-tiba Zahra memeluk Maira dan menangis di pelukan Maira, sedangkan Maira sendiri masih belum mengerti mengapa Zahra menangis?

Setelah beberapa menit akhirnya Zahra melepaskan pelukannya, Zahra menatap Maira dengan wajah sendu.

"Kamu duduk dulu, aku ambilkan minum sebentar," Maira berjalan menuju dapur, dalam hitungan menit Maira kembali dengan segelas air putih.

"Minum dulu, setelah itu cerita." 

Zahra menurut, ia meneguk air sampai habis, setelah itu barulah Zahra menceritakan semuanya kepada Maira.

"Aku dicopet."

"Innalillahi! terus kamu nggak apa-apa?"

Zahra menggeleng, "Aku nggak apa-apa, syukurlah ada pria baik yang menolongku."

Maira bernafas lega, "Alhamdulillah, tapi ada barang kamu yang diambil nggak?"

"Enggak Ra Alhamdulillah."

"Syukurlah, gimana ceritanya kamu bisa dicopet?"

Zahra pun menceritakan dari awal kejadian sampai akhir, dan Maira menyimak apa yang diceritakan oleh Zahra.

"Aku syok sih sekaligus seneng," wajah Zahra berubah berseri-seri.

"Ada ya orang yang hampir dicopet seneng?" cibir Maira.

"Seneng karena yang nolong aku cowok ganteng hwaaaaaaa!"

Untukmu ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang