3.| Kind Princess

320 47 0
                                    

"Hei! Umji? Kau kenapa.. Tumben sekali dirimu begini?" Umji memandang wajah adiwarna milik SinB dengan bingung.

"Emangnya aku kenapa Bi-ie?" SinB hanya menggelengkan kepalanya.

"Kamu biasanya memanggilku dengan panggilan nona Agatha, atau Puteri Adelyn, kamu juga bukan orang yang humoris begini.. Kenapa tiba tiba--"

"Hei! Kau ini kenapa sih? Ini kan cuma mimpi.. Santai saja, oh iya.. Ternyata dimimpi ini juga ada Eunha ya? Kenapa ia seperti takut padaku? Padahal.. Di dunia nyata ia menakutkan bagiku!"

"Tuan puteri Alodie.. Saya harap kamu baik baik saja!" Umji mengernyitkan dahinya.

"Kenapa sih?!"

"Tapi baguslah! Itu membuatku menjadi nyaman dekatmu daripada aku harus menunduk takut ketika melihatmu," Umji hanya mengangguk mengerti.

Walau sebenarnya ia tidak mengerti.

"Oh iya.. Yang mulia raja memanggilmu kan? Kenapa? Apakah ada sesuatu?"

Umji menunduk sedih, "Iya.. Ayahanda memarahiku karena menghancurkan taman milik Eunha," SinB terdiam seribu bahasa.

"Hei! Kenapa kau menunjukkan seolah olah kau bersedih?"

Umji tal habis pikir kepada gadis di hadapannya ini.

"Kau pikir siapa yang tak sedih jika ayahnya marah, huh?" SinB kembali terdiam.

"Biasanya.. Emmm.. Maaf, tapi bukankah kau tak peduli dengan itu? Perlakuan sang raja padamu.. Kau tidak peduli bukan?" Umji terdiam.

Sedikit berpikir,

Benar juga.. Benar kata SinB.

Kenapa ia bersedih? Diceritakan.. Alodie Yewona Elvarette atau sering disebut dengan Umji. Ia adalah orang yang tak acuh, egois, dingin, datar, tak tersentuh, pendendam.

Sangat mirip sekali dengan sang raja Alexander Suga Elvram.

Ia-Puteri Umji-tak pernah peduli semua orang menyukai, menyayangi ataupun membenci pada dirinya. Puteri Umji juga diceritakan bahwa ia seringkali melukai hati, ataupun fisik banyak orang.

Tapi, siapa tau bukan? Ternyata ada alasan dari balik semua itu? Entahlah~

Umji sangat senang memiliki Eunha disampingnya, gadis manis itu berhasil meluluhkan hati dingin Puteri Umji.

Dan, kini Puteri Umji menyimpan dendam kepada adik yang ia sayang sebelumnya.

"Lalu apa yang harus kulakukan? Mengembalikan puteri Umji baik hati? Itu tentu tak mudah.."
...

Rambut hitam kecoklatan milik Umji terurai begitu saja.

Langit malam yang menemaninya saat ini begitu indah, entah.. Apa yang puteri Umji lakukan jika malam malam begini.

"Tunggu.. Dipikir pikir.. Kenapa aku menikmati semuanya? Kenapa.. Aku tidur lama sekali? Tak bangun bangun.."

Umji terdiam, teringat perkataan ibunya. Jika kita berada di alam bawah sadar, sebaiknya cubit lenganmu dengan keras. Jika itu terasa kamu benar benar ada di dalam dunia tersebut.

Umji perlahan menarik kulit lengannya dengan kencang.

"Awwwwshhh!"

Cklek

"Tuan puteri?! Apa ada sesuatu?" Umji menatap kearah (sepertinya) kepala dayang yang tiba tiba saja memasuki kamar pribadi Umji.

Umji hanya terdiam menatap kepala dayang tersebut, terlihat kepala dayang tersebut membungkuk hormat.

"Maafkan saya Tuan Puteri Alodie.. Saya sudah lancang memasuki kamar anda, saya hanya khawatir kepada anda.. Saya mohon jangan hukum saya," Umji terdiam membisu.

"Ini.. Nyata?!"

Umji melangkahkan kakinya ke arah kepala dayang tersebut.

Kepala dayang tersebut sudah berkeringat dingin dan bergemetar.

Umji memegang pundaknya, "Bangunlah.. Aku tak akan menghukummu," Kepala dayang itu terlihat terkejut.

Dengan buru buru ia-kepala dayang-berdiri di hadapan Umji.

Umji adalah gadis berusia 17 tahun (di dunia nya) namun disini ia memerankan Umji yang bengis di usia 13 tahun.

Umji jadi bingung, bagaimana bisa Umji di dalam cerita menjadi seorang pribadi yang bengis diusianya yang masih belia itu.

"Terimakasih telah mengkhawatirkanku," bagaimana? Umji sudah memerankan Putri alodie dengan baik bukan?

Bagaimana bisa Alodie Yewona Elvarette de Evoleth berterimakasih pada orang orang kalangan bawah? Tentu.. Itu sudah menjadi misi pertama bagi Umji.

"Kau boleh keluar dari kamarku, aku baik baik saja.." Kepala dayang itu mengangguk lalu pergi dari hadapan Umji.

Umji terkulai lemas, "bagaimana bisa ini semua menjadi nyata?"

Ah.. Memikirkan itu.. Umji jadi ingat sesuatu..

"Apakah kau ingin mendengar suatu cerita?"

"Tentang seorang gadis bangsawan yang selalu di nomer duakan oleh semua orang. Menderita. Satu kata yang mencermin gadis itu."

"Bukankah cerita seperti itu sudah sangat Klise sekali?!"

"Tapi.. Bagaimana jika kau sendiri yang mengalami kejadian seperti gadis itu, Umji?"

Ah.. Iya, benar sekali.. Beberapa jam sebelumnya (sebelum Umji berada di dunia aneh ini, lebih tepatnya dalam cerita) ia mengingat kejadian tadi.

Puteri Umji selalu dinomerduakan, dan juga menderita.

Apakah benar puteri Umji se-sedih itu? Sedangkan Puteri Umji sendiri adalah puteri yang tak berperasaan dan tak memiliki hati.

Beda sekali dengan Eunha.

Umji menaiki kasur berukuran king size itu, semuanya hanya untuk Eunha.

"Tidak di dunia nyata, dunia dalam cerita pasti aku akan menjadi orang yang menderita dan menyedihkan"

"Semuanya hanya untuk Eunha, Eunha yang mendapatkannya.. Bahkan kedua orang tuaku di dunia nyata saja lebih menyayangi Eunha yang notabenya adalah orang asing."

"Disini juga.. Sama.."

"Kenapa aku harus memerankan Umji sih? Apa karena nama lengkap dan nama panggilanku sama seperti tokoh puteri dalam cerita tersebut?" Umji makin bingung.

Ia segera memejamkan matanya lalu tak dirasa ia sudah terlelap.

Selamat tinggal untuk hari ini, terimakasih telah memberikan kenangan untuk hari esok..

...

Tbc.. Jangan lupa votement ><

If I'm In A Story [UMGA/SUMJI]✔️Where stories live. Discover now