14.| Will It All Be Over?

290 37 0
                                    

Umji memandang langit malam hari ini dengan mata berbinar, dan senyuman yang mengembang.

Ia senang, Eunha.. Eunha adalah Eunha yang di dunia nyata Umji kenal, Eunha telah menyesali perbuatan keji yang dilakukannya saat di dunia nyata dan.. Di dunia (novel) ini.

Sebenarnya.. Umji dan Eunha adalah saudara tiri, (Dalam dunia nyata) mereka adalah dua gadis yang memiliki perlakuan berbeda.

Eunha adalah anak dari selingkuhan ayah Umji, sampai akhirnya Ibu Umji mengetahui perbuatan yang ayah Umji lakukan.

Ibu Eunha telah meninggal karena tewas kecelakaan mobil, Namun.. Dengan hati malaikatnya ibu Umji menerima Eunha sebagai putri nya juga.

Tapi, Eunha bukanlah anak yang diberikan watak yang baik, ia malah berbuat buruk kepada Umji, seperti merebut kasih sayang kedua orang tua Umji.

Umji sangat tersiksa karena itu semua..

Namun, dari balik kejahatan yang Eunha lakukan.. Suatu alasan lah Eunha melakukan semuanya. Eunha membenci semua orang karena mereka berkata bahwa ibunya adakah seorang pelacur.

Padahal jelas jelas bahwa ayah Umji kah yang memaksa dan menodai ibu kandung Eunha saat itu. Maka dari itu, Eunha mencoba untuk menghancurkan kehidupan Umji. Ia ingin Umji merasakan apa yang ia rasakan.

Dan.. Sepertinya keingin Eunha terkabul bukan? Umji sudah merasakan apa yang Eunha rasakan.

Umji senang.. Ia bisa mendengar kata 'maaf' dari bibir Eunha.

"Aku sudah merasakan apa yang kau rasakan selama ini Eunha-ssi.." Eunha tersenyum, lalu menggenggam lengan Umji erat.

"Gomawo.. Telah mengerti diriku Umji-ya.." Eunha tersenyum.

Tapi.. Umji tak pernah merasakan bagaimana memiliki keluarga yang hangat, seperti orang tua yang menyayanginya pun hanya bersifat sementara.

"Kalau begitu... Aku pergi dulu ya," Umji mengangguk dilihatnya Eunha yang menghilang dari balik pintu kamar Umji.

Umji menunduk, setidaknya.. Ia sekarang merasa lega..

Umji kembali pergi ke dekat jendela kamarnya, menatap bulan yang indah bagaikan suasana hatinya.

"Aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya disayangi oleh ayah dan ibu.. Seperti kamu Eunha.."

"Suga bahkan tidak menyayangiku juga.. Dia tidak bisa membuktikan bahwa dia menyayangiku!"

"Lalu kau ingin aku menyayangimu dengan bukti apalagi?" Umji membulatkan matanya. Ia menoleh kebelakang.

"Ayahanda?!"

Greb

"Eh?" Umji semakin terkejut ketika dirasa Suga memeluk tubuhnya.

"Apakah bukti sayang ku kepadamu kurang cukup? Lalu apa yang aku lakukan di Debut mu itu juga tidak cukup? Apa yang kau inginkan putri kecilku?" Umji menatap mata milik Suga.

Wajah nya masih sama, datar.. Namun, kata katanya membuat Umji makin menghangat di pelukan Suga.

"Tidak... Emm.. Terimakasih untuk tarian pertamanya Ayah.."

Suga hanya terdiam, "Bisa bisanya kau tadi menyebut namaku begitu saja.."

Umji terdiam seketika,

"Suga bahkan tidak menyayangiku juga.. Dia tidak bisa membuktikan bahwa dia menyayangiku!"

"Ah.. Maafkan aku ayahanda.." Suga makin mempererat pelukannya kepada Umji.

"Umji.. Apakah perkataanmu benar saat itu?"

"Kapan?"

"Pada hari Selasa tempo lalu.. Kamu mengatakan bahwa kamu menyukai dan mencintaiku.. Apakah itu benar?" Umji terdiam.

Apa sebenarnya yang sedang terjadi?

Umji melepaskan pelukan itu, "Apa?"

Tiba tiba sebuah cahaya yang sangat terang muncul membuat Umji menyipitkan matanya.

Samar samar pula Umji melihat Suga yang tersenyum tipis.

Lalu semuanya..

Gelap.

Kringggg

Tak

"Umji-ya.. Palli ireona.." Umji mengerjapkan matanya.

Eh? Apa yang sedang terjadi dengannya? Dia kenapa?

Dilihatnya SinB yang sedang menatap Umji dengan datar. Lalu SinB pun berlalu begitu saja dari hadapan Umji.

Umji terdiam, sedikit terkejut sebenarnya.. Dia, baru sadar kini dia tengah berada di perpustakaan sekolah.

Dilihatnya kearah samping, terdapat Novel "Sialan" (Pendapat Umji) itu.

"Apakah.. Benar benar aku berada dalam novel tadi?" Umji menutuo matanya, berharap untuk kembali.

Namun, ketika ia membuka matanya, ia masih berada di perpustakaan sekolah.

Satu tatapan mata yang Umji pandang, itu Eunha. Yang sedang menatap kearahnya juga, lalu pergi begitu saja.

"Sudah bel masuk ya?" Umji berdiri dari duduknya, nyatanya sedari tadi ia bersandar disalah satu rak buku.

Ia-Umji-keluar dari perpustakaan tersebut, meninggalkan Novel itu begitu saja.

Umji berniat untuk pergi ke toilet sebentar, ingin mencuci wajahnya.

Umji pergi kearah westafel lalu mencuci wajahnya. Samar samar Umji melihat kearah kaca dihadapannya.

Seseorang dengan jubah serba hitamnya menatap Umji intens tak lupa dengan senyuman sinisnya.

Umji terkejut ketika dia tiba tiba hilang begitu saja.

"Ah.. Sudahlah.."

...

Sekalian aja deh double update, hehehe :v

If I'm In A Story [UMGA/SUMJI]✔️Where stories live. Discover now