11.| The Sun From Evoleth

246 40 0
                                    

Eunha tersenyum kecut ketika memandang pandangan yang memanaskan hati dan matanya.

Haruskah ia menangis sekarang? Melihat seseorang yang ia cintai sedang berdansa bersama di lantai itu, beserta dengan yang lainnya.

Benar, mereka adalah Vernon si pemilik pesta dan Umji yang tidak lain adalah tunangan Vernon.

Menurutnya, Umji benar benar cukup bagai mentari untuk Evoleth. Menurut Eunha juga, Umji adalah gadis yang beruntung.

("Kata siapa huh?! Kenapa begitu? Aku saja sangat menderita!"-Umji)

Eunha sangat senang, ketika Suga benar benar telah mengakui dan bersikap adil kembali kepada Umji. Tapi, ia merasakan hal aneh ketika Suga benar benar memberikan perhatian lebih kepada Umji.

Dibandingkan dirinya.

Selama masa kecilnya, Eunha hanya tinggal dengan pamannya, merindukan sosok ibu dan mendambakan sosok ayah.

Sedangkan Umji? Ia sudah memiliki sesosok ibu dan juga sesosok ayah. Apakah Eunha salah jika meminta ibunda Umji untuk mati? Bukankah itu adil?

Bahkan.. Ketika Eunha sudah kembali ke Evoleth pun ia masih merasa kesepian. Hanya ditemani oleh boneka berfigure Umji dan Suga.

Eunha senang ketika ia bisa mendapatkan kasih sayang dari Suga pada akhirnya, itu pun juga berkat Umji. Namun, Eunha tak mengerti kenapa Umji tiba tiba membencinya.

Dan, tibalah sekarang, Umji benar benar berubah! Sebenarnya.. Eunha yakin bahwa Umji benar benar berubah, Eunha juga sakit ketika melihat Umji yang tak diakui oleh Suga.

Namun, ya.. Seperti itu! Eunha juga membenci melihat Umji yang lebih diperhatikan oleh Suga seperti sekarang.

Entahlah.. Eunha memang egois!

Seperti saat ini, Eunha juga kecewa ketika melihat Suga yang sedang memandang Umji dan Vernon yang sedang berdansa bersama.

Suga memberika perhatian kembali kepada Umji, tidak bisakah Eunha merasakan kebahagiaan itu? Seperti disayang oleh dayang dayang istana, diberikan perhatian lebih oleh Suga, dan juga memiliki tunangan seperti Vernon.

Eunha kesepian, setiap harinya ia hanya bisa bertemu dengan bunga mawarnya saja. Bahkan, Eunha juga sempat marah ketika Umji berada di kebun mawarnya.

Sebenarnya Eunha tidak keberatan Umji berada disana, hanya saja saat itu Eunha sedang kecewa terhadap Umji.

Bahkan berita pun kini berganti, Umji lah anak kesayangan sang raja, bukan Eunha.

Eunha menunduk, ia hanya memegang gelas minuman di dekat pantry.

"Kau.. Melamun?" Eunha menatap kearah sebelahnya.

"Hm? Ah.. Iya.. Eh tidak! Ada apa?" Pria itu tersenyum ralat, Ia seperti seorang pangeran.

"Kau terlihat masih muda sekali.. Berapa usiamu?" Eunha tersenyum, ia hanya menunjukkan sisi yang selama ini ia tunjukkan kepada orang lain. Anggun.

"Aku dua belas tahun, kakak sendiri?" Pria itu tersenyum.

"Brian Mikenath Jungkook dari Grellian" Jungkook, pangeran itu tersenyum kepada Eunha.

"Ah.. Iya"

"Padahal aku tak beratanya nama nya.."

"Aku Marioline Eunha, dari Evoleth" Jungkook tersenyum, ia mengambil satu gelas kaca minuman dari pantry.

"Kau saudara tiri dari Putri Alodie Yewona? Ah Putri Umji?" Eunha mengangguk. Toh, semua orang mengenalnya karena Umji juga.

"Hmm jika dilihat lihat.. Aku sangat kagum dengan putri Umji, ia sudah terlihat seperti putri sungguhan.. Bahkan bisa menerima pangeran Vernon juga.. Pasti ia akan menerima banyak cinta dari semua orang disekitarnya," Jungkook tersenyum menatap kearah Umji dan Vernon yang (masih) berdansa.

Pasti ia akan menerima banyak cinta dari semua orang disekitarnya

Kata kata itu, lisan yang diucapkan oleh Jungkook. Entahlah.. Itu membuat hati Eunha sedikit meresan.

"Begitu juga dengan kakak bukan? Kakak juga akan memberikan cinta untuk Umji?" Jungkook kini menoleh kearah Eunha. Ia tersenyum simpul.

"Tentu.. Tapi hanya sebatas kekagumanku saja.. Entahlah, hatiku sudah direbut oleh seseorang.. Dan kini orang itu ada disini juga," Eunha tersenyum.

"Pasti gadis itu lebih sempurna dariku.. Ngomong ngomong.. Aku kenapa?"

"Eunha!"

Eunha menatap kearah Suga, dan Umji yang berada di belakangnya.

"Ah.. Senang bertemu anda yang mulia raja Evoleth, dan Tuan putri Umji," Jungkook membungkuk hormat kepada Suga.

"Hmm.. Eunha, ayo kita kembali.." Eunha mengangguk. Ia melambaikan lengan kearah Jungkook.

"Sampai bertemu nanti, kakak.."

Jungkook tersenyum ketika melihat Suga, Eunha, dan juga Umji pergi.

"Gadis itu.. Eunha.. Menarik"
...

Umji menatap kearah jendela di dalam kereta kudanya, ia memandang langit malam  hari ini.

"Kata siapa aku tak pantas? Nyatanya.. Semua orang kagum padaku.. Eunha selalu begitu!"

Umji menatap langit malam dengan wajah yang kesal.

"Emh.. Apakah akhir akhir ini kalian tidak akur?" Suga menatap Umji dan Eunha secara bergantian.

Mereka yang ditatap pun hanya diam saja

"Aku pikir.. Aku sangat akur dengan Eunha, ayahanda.." Suga menatap datar Umji. Lalu mengangguk sesudahnya.

Eunha menatap Umji diam diam. Eunha masih menunjukkan wajah kagumnya terhadap Umji.

Sungguh, Umji terlihat cantik dan menawan hari ini, tidak.. Bahkan Umji selalu cantik setiap hari.

Eunha memandang Umji bagaikan Umji yang sedar bersinar terang, menyinari dunia bak matahari.

Umji yang merasa dilihat terus menerua oleh Eunha akhirnya melirik kearah Eunha juga.

Eunha segera memalingkan pandangannya.

Namun, Umji tersenyum tipis. Entahlah.. Hatinya selalu berkata bahwa jika membenci Eunha bukanlah hal yang baik.

Umji juga tahu, selama ini Eunha kesepian. Hanya menyimpan boneka dengan figure berbentuk Umji dan Suga saja.

Umji benar benar ingin sekali memberikan kebahagiaan juga kepada Eunha.

Namun, Umji juga tidak tahu.. Ternyata Suga tak pernah bisa adil. Ia memperlakukan Eunha dan Umji dengan cara berbeda. Satu pihak selalu tersakiti.

Umji mengerti bagaimana rasanya menjadi Eunha.

"Seharusnya.. Dulu aku tak perlu mendekati kak Umji, mungkin jika aku tak mendekatinya.. Setidaknya aku tak akan tahu bagaimana rasanya sakit hati.."

...

To be continued...

If I'm In A Story [UMGA/SUMJI]✔️Where stories live. Discover now