Dengan riangnya Jongho melangkah masuk ke dalam kelas, menghampiri meja yang dikelilingi teman-temannya.
"Kemana? Jangan bilang mau ke kota sebelah," tanya Seonghwa dengan dugaan yang jelas terdengar tidak suka.
"Bukan, gue belom memutuskan kita mau kemana. By the way, emang di kota sebelah ada apa?"
"Lo gak tau beritanya?"
Jongho pun menggeleng.
"Jadi, di kota sebelah ada kejadian yang gak bisa dipikir pake logika, sebab kejadiannya aneh banget dan di luar nalar."
"Aneh kenapa?"
"Tau death note? Ada 15 orang terbunuh gara-gara nama mereka ditulis di bunuh itu. Yang selamat cuma 5 orang dan 3 pelakunya ada di penjara."
"Ohh, di antara yang selamat ada detektif, kan?!" Seru San heboh sendiri.
"Iya, namanya Ham Wonjin kalo gak salah," balas Seonghwa sambil mengingat-ingat.
"Itu kan udah lalu, mending kita bicarain masalah liburan kita. Gue pengen ke pantai," kata Jongho mengutarakan pendapatnya.
"Gue pengen ke gunung, liat sunrise," sahut Wooyoung dengan susu kotak di tangannya.
"Nonton konser aja, yuk," ajak San dengan wajah memelas. Seonghwa dengan cepat menggeleng.
"Nonton konser cuma sehari, kita dikasih liburan seminggu. Gabut banget kalo gitu doang."
"Liburan ke desa di pinggir kota aja." Tiba-tiba Yeosang menyahut dengan gembira. "Disana deket pantai, deket gunung juga. Gak cuma itu, lokasi desanya juga gak jauh-jauh amat dari lokasi konser penyanyi kesukaan San. Kita bisa ngelakuin apa yang kalian pingin tanpa mikir dua kali."
"Gue setuju sama lo," sahut Hongjoong sambil menunjuk Yeosang dengan pulpennya. "Kita sewa villa yang ada disana, masalah biaya biar gue yang tanggung."
"Asik dah, kalo gitu gue bakal ikut," girang Mingi lalu bertos ria dengan Yunho.
"Oke, kalo gitu deal, ya?"
"Deal."
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
