Epilog

17.6K 4K 1.3K
                                    

[BREAKING NEWS]

Villa yang terletak di Jalan XXX ternyata dibangun di tanah yang sama dengan rumah berhantu lokasi pembunuhan sadis satu tahun yang lalu.

Pelaku berinisial KTH mengaku sengaja membeli tanah tersebut untuk membalas dendam pada detektif yang dulu menangani kasusnya.

Korban pembunuhan KTH berjumlah lima orang dewasa. Sementara itu, satu orang lagi masih dirawat intensif sampai saat ini dan mengalami koma.

Pihak kepolisian mengatakan akan menutup wilayah tersebut untuk sementara waktu sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Saya Jeon Wonwoo pamit undur diri, selamat siang.


Pip!


Yunho menghela nafas bosan. Hanya itu, itu, dan itu yang muncul di televisi. Dia kan ingin menonton boboiboy dan upin&ipin.

"Nonton apaan tuh? Serius amat."

Yunho menoleh ke arah pintu, senyumnya pun merekah melihat Jongho datang dengan dua kantong plastik berisi makanan dan soda.

"Lama banget, gue kan udah laper," celetuk Yunho sambil mematikan televisi.

"Tadi ngantri, untung gue dapet nih makanan," balas Jongho sembari menata makanan dan minuman yang dia beli ke atas meja.

"Disana lo gak kesel, kan?" Tanya Yunho bercanda. "Takutnya kalau lo kesel, nanti orang-orang yang lagi ngantri lo dorong."

"Enak aja, sini lo gue dorong."

Yunho langsung mengangkat kedua tangan sebatas dada, maksudnya jangan. Jongho kalau sudah kesal pasti tidak pernah main-main. Bisa-bisa badannya sakit semua kalau beneran di dorong ke lantai.

"Makasih ya, coba aja gak ada lo, gue bakal depresi karena sendirian," kata Yunho disela makannya.

Pergerakan Jongho terhenti, dia menggeleng tak setuju. "Justru gue yang makasih sama lo. Lo rela donorin satu ginjal lo buat Kak Wooyoung."

Dulu, Yunho segera menjawab bahwa dirinya yang akan mendonorkan ginjalnya.

"Gue rela gue punya satu ginjal, Wooyoung lebih butuh. Cita-cita dia lumayan menguras tenaga, dia pasti bakal cepet sakit dan lelah kalau punya satu ginjal aja."

Jongho tersenyum bangga sambil menepuk-nepuk pundak Yunho. Kemudian, dia tersenyum sendu, menatap Wooyoung yang setia memejamkan mata di bangsal rumah sakit sejak satu bulan yang lalu.

"Gue takut Kak Wooyoung ketemu temen-temen di sana. Mungkin itu alasannya dia gak bangun-bangun."

Yunho berhenti mengunyah, lalu ikut memandang Wooyoung yang terbaring lemah di bangsal.

"Jangan berpikiran kayak gitu, dia pasti bangun. Wooyoung pasti tahu mana yang bakal dia pilih."

Jongho menghela nafasnya. "Lo bener, Kak Wooyoung pasti bisa nentuin pilihan yang terbaik buat dia."

Death Holiday | Ateez ✓Where stories live. Discover now