PART 4

4.3K 316 18
                                    

HAPPY READING 📖
_
_
_

Hari sudah semakin sore, Gatra melirik jam tangannya sekilas, 16.00. Dia segera membereskan berkas-berkasnya, masih ada beberapa pekerja yang berada di kantornya.

Gatra melajukan mobilnya ke rumah Sandra, dia sangat merindukan gadis itu padahal dia sudah menghabiskan banyak waktu bersama Sandra. Gatra telah sampai di halaman rumah Sandra, dia memarkirkan mobilnya disana.

Baru saja dia ingin mengetuk pintu, sudah ada suara yang menyapanya dari belakang.
Gatra memutar tubuhnya melihat siapa orang itu, ternyata dia adalah Sandra.

Bukankah ini sudah jam empat lebih kenapa gadis itu baru pulang sekolah, Gatra tau karena saat ini Sandra masih mengenakan seragam putih abu-abu miliknya lengkap dengan tas punggung berwarna hitam.

Sedangkan Sandra kini tengah bingung menatap Gatra yang berada di depan rumahnya, apakah ada urusan dengan papanya? Tapi jam segini papanya pasti belum pulang. Akhirnya Sandra memutuskan untuk bertanya kepada laki-laki itu.

"Em, ada perlu apa Mas?" sebenarnya Sandra geli dengan panggilan itu, tapi orangnya sendiri yang menyuruh Sandra untuk memanggil seperti itu. Katanya biar lebih akrab.

Gatra tersenyum mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut gadisnya. Suara lembut yang membuat hatinya bergetar dan sekaligus merasa tenang.

"Hanya ingin berkunjung, apakah boleh?" tanya Gatra. Sandra sedikit bingung, pasalnya sekarang di rumahnya tidak ada siapa-siapa.

Tadi mamanya memberi pesan bahwa beliau sedang ada acara arisan bersama ibu-ibu sosialita dan meminta Sandra untuk makan siang diluar saja. Melihat pesan itu Sandra tidak menyia-nyiakan kesempatan, dia pergi hangout bersama sahabatnya dan berakhir pulang jam empat sore.

"Maaf bukannya mau nolak tamu tapi di rumah sedang tidak ada siapa-siapa, jadi--" Sandra tidak melanjutkan omongannya dia merasa tidak enak kepada Gatra.

Gatra mengerti apa yang di pikirkan gadis itu. Dia berfikir ulang, lalu mendapatkan ide.

"Bagaimana kalau kita pergi ke luar mencari makanan atau barang yang kamu butuhkan saat ini?" tawar Gatra. Dia memang masih ingin berdekatan dengan gadisnya jadi tidak masalah bukan mencari alasan?

"Ah, boleh. Tunggu sebentar aku mau ganti baju dulu."

Sandra berlari ke dalam rumah. Berganti pakaian yang simpel, dia mengenakan dress selutut berwarna peach dengan hiasan pita di bagian perutnya dan sedikit memoleskan bedak di wajahnya, terakhir dia mengoleskan pelembab bibir agar tidak kering.

"Aku sudah selesai," kata Sandra memecah lamunan Gatra.

Gatra terdiam melihat penampilan Sandra yang menurutnya sangat cantik dan terkesan simpel. Ah, Gatra sangat ingin memeluk tubuh ramping gadis itu dan tidak jadi membawa gadis itu keluar, dia takut banyak laki-laki di sana yang akan menjadi saingannya.

"Mas?" yang di panggil masih belum menyadari.

"Woi, Mas!" Sandra menaikan suaranya satu oktaf dan membuat Gatra terkejut.

"Kenapa?" tanya Gatra reflek.

"Aku udah selesai, jadi pergi tidak? Kalau tidak aku mau istirahat di dalam," jawab Sandra cemberut.

"Jadi. Ayo!" Gatra menggandeng tangan Sandra. Kini giliran Sandra yang terkejut, saat tangan besar Gatra menggenggam tangan kecil miliknya. Kedua pipinya memerah malu, dia menunduk untuk menyembunyikan pipi merahnya takut di ejek oleh Gatra.

Sebenarnya Gatra juga melihat wajah blushing gadis itu tapi dia diam saja tidak mau membuat gadis itu bertambah malu. Bahkan merasa canggung kembali kepadanya.

GATRA Where stories live. Discover now