PART 6

4K 279 15
                                    

HAPPY READING 📖
_
_
_

Pagi ini terasa begitu berbeda untuk Sandra. Ia terlihat lebih ceria dari pada biasanya mungkin karena perkataan Gatra semalam. Tapi masih terasa mengganjal dihatinya. Apakah dia tulus menyukainya?

Di sekolahan Sandra menceritakan kejadian yang ia alami kepada sahabat, Rara dan Anggun. Mereka terkejut mendengar penjelasan Sandra apalagi pria yang di ceritakan berusia dua puluh lima tahun. Sangat jauh dari usia Sandra.

"Lo suka sama dia, San?" tanya Rara.

"Gak tau juga sih, Ra soalnya kalau di bilang gak suka ya gue bohong banget kesannya. Asal lo tau ya, dia beliin gue empat novel plus hoodie tau," jawab Sandra dengan semangat.

"Tapi lo gak mikir gitu, dia kasih barang ke lo biar bisa bikin lo punya hutang sama doi," ujar Anggun. Cewek itu sangat pintar bila menilai buruk orang.

"Dia gak kayak gitu kok. Papa aja percaya sama dia, jadi kenapa gue gak?" Sandra menaik-turunkan kedua alisnya.

Kedua sahabat Sandra mengangguk sambil mulutnya bergumam 'O' panjang membuat Sandra memutar matanya malas.

Kring...kring...

Bel masuk telah berbunyi, semua siswa maupun siswi memasuki kelasnya masing-masing untuk melaksanakan kegiatan belajarnya. Lima menit setelah bel berbunyi, guru datang ke kelas Sandra

"Pagi anak-anak...Keluarkan buku paket IPA kalian masing-masing!" perintah pak Sakti, guru tersebut masih cukup muda mungkin baru kepala tiga.

"Pak, izin bertanya," ucap salah satu siswa dengan mengacungkan jari telunjuknya.

"Ya, silahkan Roni."

"Materi hari ini apa, Pak?" Roni memang siswa yang rajin, lain dari yang lain. Di saat semua temannya asik bercanda dia malah asik dengan bukunya. Selain itu Roni juga siswa yang aktif disekolahan, dia menjadi ketua PBB dan sering mengikuti lomba cerdas cermat.

"Pertanyaan yang bagus. Hari ini materi kita mengenai alat produksi laki-laki dan perempuan. Kalian pasti sudah diajarkan di sekolah menengah pertama jadi saya akan memberikan penjelasan sekilas," jelas pak Sakti atas pertanyaan Roni.

"Yessss!"

"Alhamdulillah..."

"Wouhhhh, kalau itu gue mah semangat!"

"Anjirrr, Sann gue seneng bagian ini!" bisik Rara kepada Sandra. Jika Anggun orang yang mudah berfikir negatif tentang orang beda lagi dengan Rara, dia perempuan yang suka berbau mesum. Kalau ada orang berkata sesuatu pasti yang ia pikirkan ujung-ujungnya mesum. Tapi Rara masih bisa mengontrol dirinya, dia juga tidak ingin terjerumus di dunia gelap.

"Sudah-sudah. Mari kita mulai pembelajaran ini harap tenang," pak Sakti mulai menerangkan materi hari ini sesekali menimpali candaan dari siswa-siswinya.

Pukul 09.15.

Waktunya istirahat telah tiba, semua anggota kelas berhamburan keluar menuju kantin. Sama halnya dengan Sandra, dia ke kantin bersama kedua sahabatnya.

Sekarang mereka sedang duduk di bangku kantin menunggu pesanan mereka datang.

"Eh San, Ra itu bukanya Dimas ya? Kok dari tadi liat ke arah bangku kita terus sih. Gue jadi risih nih," ujar Anggun yang masih melirik Dimas and the geng.

"Eh, iya yah kok gue baru nyadar. Tapi lihat dia kayak fokus sama Sandra ya gak sih?" timpal Rara.

"Udah lah gak usah di lihat! Ke-ge er-an nanti," sahut Sandra. Dia melanjutkan makannya.

GATRA Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz