NOW PLAYING | The Overtunes - Bicara
0:13 ━━●────────── 3:46
⇆ ◁ㅤㅤ ❚❚ㅤㅤ ▷ ↻©melkiiimel
୨୧ · ‑ - ― - ― - - ― - ‑ · ୨୧
Minggu, 15.25 P.M
Rintikan air yang turun dari langit sore ini ternyata masih setia mengguyur tanah di sepanjang kota, aroma khas dari tanah yang bercampur air hujan itu menguar begitu menyegarkan.
Sepasang netra legam dengan bulu mata lentik itu masih tak ingin terbuka, tubuh gadis mungil itu meringkuk dibawah selimutnya, bahkan sejak dua jam lalu ia hanya terus-terusan bergulung di atas ranjangnya.
Hawa dingin sore ini benar-benar membuatnya malas bergerak dan tak ingin lepas dari ranjang, seperti ada lem perekat yang membuat keduanya menyatu. Tubuhnya sedikit bergemetar, giginya menggretak karena mengiggil.
Tiba-tiba,
Duk! Duk! Duk!
"Kakakk!!!" Suara lengkingan gadis dari balik pintu bak toa masjid itu terdengar sampai dalam, sembari jarinya mengetuk pintu kamar menunggu sang empu membalasnya.
Gadis bernama Claretta Valerie yang biasa dijuluki Rere itu berusaha membuka kedua kelopak matanya, tetapi rasanya susah sekali.
"Masuk aja, Ca!" Jawabnya seadanya.
Terlalu malas, Rere kembali menenggelamkan kepalanya dibalik selimut. Ughh dingin sekali ...
Gadis yang mengetuk pintu, Calista namanya. Adik dari Rere yang biasa dipanggil Caca itu langsung menyelonong masuk setelah mendapat izin dari kakaknya.
YOU ARE READING
PAYUNG & HUJAN
Teen Fiction[ TAHAP REVISI ] [ HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] "Suka hujan itu boleh, tapi kesehatan lebih penting." Kata-kata dari bibir itu selalu terngiang-ngiang di otak Rere. Claretta Valerie -- Rere si gadis manis penyuka hujan yang begitu polos jatuh cint...