[06] - Wafer Dua Ribuan

639 160 48
                                    

NOW PLAYING | Cheerybelle cover Willy - Pura-pura Cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOW PLAYING | Cheerybelle cover Willy - Pura-pura Cinta

0:14 ━━●────────── 3:26
⇆       ◁ㅤㅤ ❚❚ㅤㅤ ▷         ↻

©melkiiimel

HAPPY READING ! ❤

୨୧ · – — ― — ― — — ― — – · ୨୧


Sabtu, 06.05 A.M

     Gadis itu — Rere berjalan dengan santai di sepanjang koridor yang masih sepi, rambutnya yang di kuncir kuda bergerak kekanan dan kekiri seiras.

Melihat tas ransel yang masih ia tenteng di kedua bahunya, Rere baru saja tiba di sekolah. Masih terlalu pagi, tak banyak anak yang sudah di sekolah, bahkan Rere yakin kalau sekarang Ara baru saja bangun tidur.

Rere hanya terlalu rajin hari ini.

Langkah Rere sedikit terseok, lututnya yang terbalut plaster ternyata masih lebam karena kejadian kemarin, ia tersungkur terlalu keras.

Mengingat kejadian kemarin — Rere masih sangat syok, ia menjadi khawatir Lexa dan teman-temannya akan mengusik dirinya lagi, atau bisa saja lebih parah dari kemarin.

Tidak, Rere tidak takut dengan mereka kok. Hanya saja, Rere tak mau membuat masalah di sekolah ini, ia hanya ingin menjalankan hari-hari di sekolah seperti pada umumnya.

Apalagi kalau masalah ini sampai ke telinga keluarganya, pasti dia akan kembali membuat beban.

Hahhhh ....

Rere mengadahkan kepalanya ke atas langit-langit koridor, menghela nafasnya perlahan. Semoga saja hal itu tak terjadi.

Eh, omong-omong soal kejadian kemarin. Rere menjadi mengingat Agam yang menolongnya. Lelaki itu walaupun sangat jutek, galak, dan judes. Ia tetap terlihat perfect di mata Rere, apalagi kemarin saat menolongnya, manis sekali!

"Duh, kan jadi kangen!" Rere bermonolog sendiri. Tiba-tiba ia menghentikan langkah saat hampir memasuki ruang kelasnya.

Tersenyum lebar, Rere langsung memutar balik arahnya dan malah melangkah menuju kantin.

Setelah membeli dua bungkus wafer cokelat harga dua ribuan di warung mbak Inem, Rere melangkahkan kakinya kembali menuju tempat tujuan awalnya tadi.

Mengendap-endap takut ketahuan, Rere mengintip dari jendela kelas mencari sosok empu yang ingin ia temui.

Dan ya, matanya langsung menangkap objek tersebut, seperti dugaannya Agam memang sudah datang di kelas dan kini sedang duduk tenang sekali sembari memegangi novelnya.

PAYUNG & HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang