Eighteen

50.3K 5.8K 1.9K
                                    

Happy Reading :)

Taeyong segera memakai bajunya ketika dia mendengar suara bel di apartmennya. Tadi, dia sempat melakukan bercinta walau hanya sebentar dengan Jaehyun. Ya, kekasihnya terus-terusan menyerangnya. Ia hendak beranjak berdiri, namun Jaehyun menahan tangannya membuat Taeyong langsung menoleh.

" Apa sayang ? Aku harus membuka pintu. Itu pasti Eunwoo. "

Jaehyun menghela nafasnya pelan, " Lebih baik aku yang membukakan pintu. Biar kau disini. " ucapnya.

Taeyong tersenyum, dia mengusap lembut pipi Jaehyun. Menatap kepada kekasihnya itu dengan tatapan hangatnya, " Jaehyun, kau percaya padaku kan ? Aku ini kekasihmu. Aku hanya akan memberikan jaket yang pernah aku pinjam dari Eunwoo. Aku tidak akan macam-macam. Aku berjanji. "

" Baiklah. " ucap Jaehyun dengan pelan, membuat Taeyong mendekatkan wajahnya, menekan bibir Jaehyun dengan bibirnya. Berusaha untuk meyakinkan kekasihnya. " Tapi aku ikut. " jujur saja Jaehyun belum bisa sepenuhnya percaya kepada Taeyong, mengingat jika Taeyong memang menyukai Eunwoo.

" Kau masih tidak percaya padaku ? Aku hanya ingin memberikan jaket ini, dan Eunwoo juga akan berbicara empat mata denganku. Sayang, tenang saja ya, aku sama sekali tidak akan macam-macam. Lagipula, kau sudah memberikan hickeys di seluruh leherku. Dan aku sangat yakin jika Eunwoo akan mengerti jika aku memang sudah dimiliki. Kau tidak perlu takut jika aku akan mengkhianatimu. Percaya padaku. "

Jaehyun menatap ke leher Taeyong. Disana banyak hickeys darinya, dan hal itu membuat dia marasa sangat bangga. Ya, Taeyong memang miliknya. Hanya miliknya. " Baiklah. Jika kau macam-macam, aku akan membuatmu tidak bisa berjalan. "

Taeyong hanya tertawa pelan. Ia mengecup singkat pipi Jaehyun dan kemudian beranjak berdiri, mengambil kacamata tebalnya dan kemudian keluar dari kamarnya. Ia merapikan baju dan rambutnya yang terlihat acak-acakan. Dia sempat berfikir untuk menutupi lehernya yang penuh dengan hickeys dari Jaehyun, namun kemudian dia mengingat jika dia sudah berjanji kepada dirinya jika dia akan belajar untuk mencintai Jaehyun, dan melupakan Eunwoo.

Ia kemudian bergegas berjalan menuju pintu apartmen dan membukanya. Jantungnya berdetak sangat kencang ketika melihat Eunwoo yang berdiri di depannya sambil tersenyum sangat tampan. ' Dia tampan sekali. ' Taeyong langsung menundukan kepalanya, menyembunyikan rona merah yang kini mulai terlihat di wajah cantiknya.

" Hey. " Eunwoo menyentuh dagu Taeyong, membuat Taeyong dengan terpaksa menatap wajah tampan Eunwoo. Dia terkejut ketika jarak tubuh Eunwoo yang kini semakin dekat dengannya. Dia sama sekali tidak tahu kapan Eunwoo merapatkan tubuhnya dengannya. Selama beberapa detik dia hanya bisa terdiam, menatap wajah tampan Eunwoo.

Namun kemudian dia tersadar dan mundur selangkah, sedikit menjauhkan tubuhnya dari Eunwoo. Ia menarik nafasnya dalam-dalam, dan kemudian tersenyum kepada Eunwoo, " Sunbae, ayo masuk. "

Eunwoo mengangguk sambil tersenyum. Ia berjalan masuk ke dalam apartmen milik Taeyong. Sambil berjalan melewati Taeyong, tangannya mengacak lembut rambut pria mungik itu. Taeyong hanya terdiam, berusaha untuk mengontrol perasaannya yang kini tidak menentu. " Sunbae, aku buatkan minum dulu. Kau duduk saja dulu. " ucap Taeyong, ia tersenyum tipis kemudian segera berjalan menuju dapur.

Taeyong merasa jika hatinya tidak menentu saat ini. Perasaan gelisah, takut, bahagia bercampur menjadi satu. Di apartmennya sekarang ada orang yang mencintainya, dan juga orang yang dicintainya. Ya, Jaehyun memang mencintainya, dan dia juga sudah resmi menjadi kekasih pria Jung itu sejak siang tadi. Namun dia tidak bisa memungkiri jika dia masih mencintai Eunwoo walaupun dia sudah berjanji untuk melupakan pria tampan itu. Semuanya terlalu sulit untuknya. Dia tidak ingin menyakiti Jaehyun, tidak sedikitpun. Tapi dia juga tidak bisa membohongi perasaannya sendiri.

SLAVEWhere stories live. Discover now