Awakening : Hercules - part 2

472 72 10
                                    

Rusa Kerineia

Pemandangan hutan yang lebat memiliki caranya sendiri dalam menyempurnakan keindahan alam. Pohon-pohon yang bersusun acak, tumbuh dengan subur tanpa aturan. Daun-daun lebat pada semua dahan, bersatu dan menjadi payung untuk makhluk-makhluk lain di bawah mereka.

Semak belukar tumbuh sesuka hati mereka. Merambat dan memenuhi setiap sisi hutan, seakan tercipta khusus untuk menyembunyikan sesuatu dibaliknya.

Hercules dan Tydeus sedang tiarap diantara semak. Bersembunyi sejak tiga jam yang lalu. Mereka sengaja menyembunyikan keberadaan mereka untuk mengintai sesuatu.

Jauh di ujung mata, mungkin sekitar 30 meter, mereka meletakkan beberapa ikat rumput tortera di sana. Rumput ini bukan rumput biasa. Karena kabarnya, rumput ini adalah rumput terlezat yang sangat disukai sapi, kuda, rusa dan domba. Bahkan rumput ini dapat meningkatkan kualitas penghasilan pada hewan ternak.

Tapi, mereka meletakkan rumput berharga itu di tanah begitu saja bukan tanpa alasan. Karena rumput lezat dan mahal itu merupakan umpan untuk menjerat sesuatu.

"Kau yakin rencana ini akan berhasil?" tanya Hercules.

"Sudahlah, kita ikuti saja rencana istriku. Aku rasa, cara ini sudah yang terbaik," sahut Tydeus sambil berbisik. "Dia sudah datang ... dia sudah datang."

"Aku tahu. Kecilkan suaramu," sahut Hercules agak kesal.

Dua pasang mata yang bersembunyi di dalam semak, menatap tajam pada sesosok hewan langka yang sekarang mereka buru. Seekor Rusa Kerineia.

Rusa itu berjalan penuh arogan, namun tetap dengan kewaspadaan tinggi, menghampiri rumput terlezat yang pernah ada. Mungkin aroma pada rumput tersebut menarik minatnya untuk datang ke tempat ini.

Dengan jarak kedua laki-laki itu dengan sang rusa, mereka berdua dapat melihat keindahan pada diri rusa tersebut. Tanduk emasnya tampak berkilauan terpapar matahari. Sangat pas dengan tubuh bagian depannya yang tinggi, seakan ia sedang membusungkan dadanya dengan sombong.

Tidak hanya itu. Bagian kaki bawah rusa itu terbalut dengan kuningan. Sehingga siapa pun yang melihatnya, akan salah sangka dan menganggapnya sebagai sepatu.

Sang rusa mendekat dengan perlahan. Ia sangat tertarik dengan rumput tortera tersebut. Lidahnya sudah tidak sabar ingin mengecap rasa rumputnya. Namun dalam hati kecilnya, ia tahu kalau ini adalah jebakan. Tapi, rasa percaya diri yang tinggi akan kecepatannya berlari, menutup pemikirannya bahwa hutan ini sudah dipenuhi dengan perangkap.

Rusa Kerineia memakan rumput terlezat itu.

Kresek!!

Semak tak jauh darinya bergerak. Sang rusa dengan cepat mengangkat kepanya. Ia menatap ke arah tumpukan semak yang kemungkinan tadi bergoyang.

Angin sejuk menerpa perlahan. Membuat rumput, daun dan bulu sang rusa bergoyang pelan. Mungkin suara riak semak tadi disebabkan oleh angin yang menerpa, setidaknya itulah yang dipikirkan sang rusa. Ia kembali menyantap rumput tortera tanpa kecemasan sedikitpun di hatinya.

"Apa yang kau lakukan!" seru Hercules berbisik.

"Maaf, kawan. Pantatku gatal," sahut Tydeus yang juga berbisik.

Angin yang tadi berhembus berasal dari mantra sihir Megara. Sepertinya, gadis penyihir itu tahu persis apa yang harus ia lakukan.

Kedua mata pemuda itu kembali fokus pada tujuan awal mereka. Jika dilihat dengan serius, ada seutas tambang terselip di bawah rumput tertora. Tambang yang sengaja disiapkan.

Tiba-tiba tambang menegang, Medusa menarik jebakannya. Tambang yang diikat melingkar mencuat dari tanah bersiap akan menjerat kaki Rusa Kerineia. Dengan reflek yang memukau, rusa jantan itu mengangkat cepat kakinya dan melesat berlari.

Dungeon Hallow 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang