Dungeon Hallow 2

47 : Langkah Awal

Perkemahan sederhana sudah tercipta dalam waktu singkat jauh di luar Tembok Besar Nara. Pondok-pondok tempat tinggal dan layak pakai sudah menjamur. Sebagian besar ras yang tergabung, mulai menyiapkan lahan untuk membuat greenhouse yang nantinya akan menambahkan stok makanan.

Mereka masih memiliki beberapa bibit yang diselamatkan para dwarf dari serangan sebelumnya, dan dengan kemampuan bangsa Totempest yang dapat mempercepat proses pertumbuhan, mereka akan selamat untuk melewati musim dingin.

Mereka bahu membahu bekerja sama untuk membangun banguan tersebut yang sianggap lebih penting dari tempat tinggal mereka.

Untuk makanan, sekarang Kekaisaran Sakuran dan Negara Alexis membantu menyuplai bahan pangan. Kerajaan Ardesdale juga ikut membantu mengingat Erix dianggap sebagai pahlawan di negara tersebut dan dia juga memiliki Lencana Ardesdale - semacam simbolis kalau Erix dan kelompoknya waktu itu dianggap sederajad sebagai bangsawan - sehingga menjadi suatu kewajiban kerajaan untuk membantu mereka. Namun, meski begitu, Erix tidak bisa terus menerus menjadi parasit di tiga negara tersebut. Dia harus mandiri.

Para ninja yang tidak menederita luka parah akibat perang, tampak bekerja sama dengan pasukan goblin dan harpy untuk mengumpulkan dungeon stone dan drop item yang tersebar di seluruh medan perang.

Para malaikat jatuh burung ababil berkerumun ke hutan sebelah selatan untuk mencari stok makanan seperti rumput pakis, jelatang, buah hutan, juga berry.

Anak-anak dari berbagai ras pun mulai belajar di tenda pendidikan. Beatrice dan Alatar yang sebelumnya menjadi guru, kini melanjutkan kegiatan ajar mengajar mereka.

Dari penelitian bersama antara Mathilda, Hiel dan Prof, Alvor bahwa daging monster kadal titan peliharaan Agares dapat dimakan. Tidak ada kandungan buruk dari daging tersebut. Jadi, mereka mengawetkan daging itu dengan cara membekukannya menggunakan Tombak Poseidon yang dipegang Alatar. Kulit, cakar dan tulang pun dapat mereka olah menjadi benda lain yang bermanfaat. Sedangkan kristal besar di dalam perutnya, sekarang masih diteliti lebih lanjut oleh Merlin.

Yang sedikit menarik perhatian adalah Edward. Pemuda keturunan Loncelot itu meminta beberapa war gorilla untuk mencari sebuah batu besar dan diletakkan dekat bibir kawah hasil bom yang sudha ia tetapkan sebelumnya. Ia meminta para dwarf untuk memahat batu besar tersebut sehingga menjadi semacam altar gerbang. Setelah itu, ia susun lima batu di lima arah berbeda mengelilingi altar gerbang tersebut. Ia ukir semua batu yang ada dengan simbol yang aneh. Setelah menyelesaikan semuanya, ia meminta izin untuk kembali ke Negara Alexis bersama Tanin - dragon tercepat bawahan Shin.

Tidak hanya Edward yang disibukkan dengan kegiatannya, Vespiquen pun mulai bekerja. Sudah waktunya bagi ratu lebah deidara itu untuk membuat sarang. Menurut data dari para ninja, hutan selatan sekarang sudah tidak ada lagi monster, bahkan beberapa shinobi membuat semacam benteng sederhana di dalam hutan itu.

Vespiqueen menerima izin Erix untuk membuat sarang di kaki Perbukitan Zawein di dalam hutan. Para laki-laki kaum Arthurian, Zombi, Dark Elf dan War Gorilla bekerja sama menebang pohon untuk dibuatkan jalan menuju sarang baru lebah deidara tersebut. Sedangkan kayu pohon tersebut dibuat untuk pembangunan.

Sedangkan Lucius, di waktu senggangnya ia menciptakan alat telekomunikasi jangka luas yang sederhana. Kedepannya ia juga akan membuat alat pemancar gelombang radio dengan frekuensi kecil sehingga tidak berpenaruh apa pun dengan lingkungan. Meski sebagai hasilnya ia, tidak bisa bermimpi lebih jauh untuk membuat jaringan internet karena radiasi frekuensi skala besar yang ditimbulkan membuat pengaruh buruk bagi lebah deidara dan harpy.

Secara garis besar, pasukan Camelot mulai membangun kehidupan mereka.

Di tenda terbesar pada pertendaan itu, Erix tampak menyilangkan tangannya menghadap peta. Otaknya tampak berputar cepat dalam memikirkan rencana selanjutnya. Terutama untuk menyelamatkan Tatsumi dan Tharfoc yang terjebak di Kerajaan Illinixhina.