5. Can't Help Falling in Love

9.1K 971 40
                                    

Wise men say.

Only fools rush in.

But I can't help falling in love with you.

Shall I stay?

Would it be a sin?

If I can't help falling in love with you.

****

Manu baru selesai latihan basket dan sedang berlari-lari kecil menuju parkiran ketika matanya menangkap siluet punggung kecil yang berjalan seorang diri di balik pagar parkiran kampus.

Vandra baru pulang sore gini?

Tumben.

Manu segera mengambil motornya, lalu menyusul pria mungil yang menghantui pikirannya semingguan ini.

Setelah menghabiskan waktu bersama selama dua jam kemarin malam, ia memang tidak lagi bertemu Vandra.

Dan karena kesibukannya antara kuliah dan latihan basket yang jadwalnya dipadatkan menjelang turnamen antar fakultas membuat Manu tidak leluasa menguntit Vandra lagi keesokan harinya.

"Mau pulang lo?" Tanya Manu setelah berhasil mengejar si mungil.

Vandra yang sedang duduk seorang diri di depan halte kampus mendongak dan memandang ke arah Manu.

Ia tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban. Tangannya sibuk mengetik sesuatu dalam handphonenya.

"Ayo, gue anter." Tawar Manu.

"Nggak usah. Gue dijemput." Tolak Vandra halus.

Motor Manu memang cuma matic sih. Tapi ia tidak pernah ditolak bila menawarkan boncengan. Baru kali ini.

"Sapa yang jemput? Abang grab apa gojek? Lagi rush hour ini, jam karyawan pulang. Dah ayo cepeten naik." Balas Manu pantang ditolak.

Manu auto terkekeh gemas ketika melihat Vandra walaupun sambil menggerutu tetap saja mendekat ke arahnya, lalu naik ke boncengan.

"Sesuai aplikasi ya kak." Goda Manu jahil.

"Buru jalan, gue kasih bintang satu ntar." Jawab Vandra galak.

"Ahsiap kak."

Mereka tidak berbicara sepanjang perjalanan, duduk mereka pun tidak mepet dan tangan Vandra juga tidak memeluk perut Manu seperti layaknya pasangan.

Tapi, jantung Manu sedari tadi sudah berdebar lebih kencang.

Pertama kalinya ia tidak percaya diri membonceng seseorang.

Kenapa tadi nggak semprot parfum dulu sebelum nyamperin Vandra?

Gimana kalo tubuh Manu bau banget? Secara dia tadi abis latian basket dan kepanasan lebih dari tiga jam.

Setengah jam kemudian mereka sudah membelok ke dalam parkiran depan gedung apartemen Vandra.

"Thanks ya Nu. Untung ada lo." Kata Vandra manis setelah turun.

"No prob. Jangan lupa bintang limanya ya kak."

Vandra tersenyum kecil mendengar candaan Manu.

Kampret.

Dia cowok beneran nggak sih?

Kenapa senyumnya manis gitu?

"Mau mampir ke tempat gue nggak? Yuk." Ajak Vandra tiba-tiba.

Eh?

Pengen nolak, Manu pengen cepet sampai rumah dan mandi.

Tapi..

TRUTH OR DARE (Completed)✓Where stories live. Discover now