11. Fragile Heart

8K 900 32
                                    


So forget your past.

And we can dream tomorrow.

Save our hearts for care and loving too.

It's hard I know, but oh one thing's for sure.

Don't go and break this fragile heart.

**

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam ketika Manu mengetuk apartemen Vandra.

Semoga si mungil belum tidur.

Satu kali ketukan.

Dua kali.

Tiga..

Pintu terbuka sedikit dari dalam menampilkan sepasang mata sembab habis menangis.

Mata itu melebar ketika melihat Manu.

"Gue bawa sate padang sama wedang ronde." Kata Manu sambil mengacungkan plastik bawaannya.

Tanpa menunggu undangan, Manu melebarkan sendiri pintu didepannya dan berjalan masuk.

Sepi.

Si bus Tayo nggak ada kelihatan batang hidungnya.

"Lo udah dinner belom? Pasti belom kan?"

"Gue bawa dua porsi sate padang sama lontong."

"Wedang rondenya kita minum sesudah makan makanan padat biar tubuh anget." Cerocos Manu sambil menaruh bawaannya di meja counter dapur.

Ia kemudian menyibukkan diri mengambil piring dan sendok, lalu kembali ke meja untuk menata makanannya.

Vandra sendiri masih mematung didepan TV.

"Ngapain diem di situ, mau gue jual buat souvenir lo? Ayok makan." Seru Manu sambil berdecak geli.

Seperti robot Vandra berjalan mendekat ke arah Manu lalu duduk didepannya.

"Bubur yang tadi siang gue beli udah dimakan atau dibuang?" Tanya Manu sambil meletakkan sepiring lontong dan sate padang didepan Vandra.

Ia memang tidak melihat penampakan bungkusan belanjaannya yang tadi siang ia letakkan di meja.

Bahan makanan yang ia beli pun tak ada.

Entah sudah ditaruh kulkas atau dibuang?

Vandra mengangguk sebagai jawaban.

"Belanjaannya juga udah gue masukin kulkas. Thanks ya." Kata Vandra kemudian.

Manu mengangguk riang.

Senang mengetahui Vandra tidak membuangnya.

"Yuk makan, mumpung masih anget. Keburu dingin." Perintah Manu lagi sambil ikut duduk.

Vandra menurutinya, mengambil sendok dan mulai menyuap.

Hening.

Lama keduanya terdiam, menikmati makanan masing-masing.

Manu pun bingung ingin mengajak ngobrol apa.

Ia hanya makan dalam diam sambil sesekali melirik Vandra yang wajahnya terlihat sedih dan pucat.

"Gue udah putus sama Tama." Bisik Vandra pelan ketika ia sudah menghabiskan makanannya.

Manu menatap ke arah Vandra.

Ia meletakkan sendoknya lalu tangannya terulur mengusak lembut rambut pria imut didepannya.

"I know." Jawabnya singkat.

TRUTH OR DARE (Completed)✓Where stories live. Discover now