Enam

4K 460 97
                                    

Tidur Natya terusik saat dia merasakan sesuatu menyentuh pipinya. Natya mengerjap, masih belum sepenuhnya sadar. Natya membuka setengah matanya, dan dilihatnya Zayn ada dihapadannya.

Natya mengambil jemari Zayn yang bertengger di pipinya, kemudian menggenggamnya dan kembali tertidur.

Beberapa detik kemudian, Zayn melepaskan tangannya dari genggaman Natya. Dan kembali mengusap pipi gadis itu. Natya kembali terbangung, akhirnya dia menyerah. Natya bangkit dari tidurnya, melihat jam yang menunjukan setengah lima pagi. Natya mengumpulkan nyawanya, baru dia bersuara.

"Kenapa Kak? Tumben banget pagi buta gini bangunin aku."

"Kamu udan selesai mens kan?"

Natya mengangguk. Kemarin adalah hari terakhir Natya datang bulan. Natya ingat, saat datang kesini dirinya sempat menyulitkan Zayn untuk membelikannya pembalut.

Untung saja saat itu Zayn sabar ketika Natya memarahinya karena salah membelikan pembalut. Natya tidak suka memakai yang bersayap, karena tidak bisa merekat dengan baik. Sedangkan Zayn tidak paham dengan sayap-sayapan roti itu.

Tapi, bagaimana bisa Zayn tau jika dirinya sudah selesai datang bulan? Perasaan Natya belum memberi tau apapun.

"Kok Kak Zayn bisa tau?"

"Pembalut di kamar mandi udah ga ada. Kamu itu jangan sembarangan kalau buang barang kayak gitu."

"Iya Kak maaf, tapi selalu aku kreseik kok sebelum di buang."

"Yaudah, ayo sholat subuh."

Natya terdiam, ini pertama kalinya Zayn mengajaknya sholat. Memang selama Natya disini, Zayn adalah laki-laki yang tidak pernah meninggalkan sholat. Natya juga pernah menemui Zayn bangun jam dua pagi untung sholat malam.

Dan disini masalahnya ada di Natya. Gadis itu sudah lama sekali meninggalkan kewajibannya sebagai umat muslim. Mungkin terakhir Natya sholat lebaran taun lalu, itupun sholat Id, bukan sholat fardu.

Kebiasaan ini tertanam di keluarganya. Kedua orang tua Natya juga jarang mengerjakan sholat. Dan Natya tidak pernah mendapat teguran saat dirinya meninggalkan kewajibannya.

"Kak Zayn aja deh yang sholat."

"Kamu bisa sholat kan?"

"Bisa sih Kak, tapi.."

Zayn bisa membaca pikiran Natya lewat raut muka gadis itu. Zayn sering menemui orang-orang seperti Natya. Terlalu sibuk dengan duniawi dan lupa dengan kewajibannya.

Tidak usah jauh-jauh, kembarannya saja bisa di jadikan contoh. Maksiat mulu kerjaannya!

Zayn bukanlah orang yang ahli dalam agama. Zayn masih banyak kekurangan dan kesalahan, tapi Zayn memiliki prinsip jika dirinya tidak akan meninggalkan Sholat. Itulah yang Mamanya ajarkan kepadanya.

"Kalau kamu masih mau tinggal disini, kamu harus nurut."

"Iya Kak."

"Ambil wudhu sana. Kita sholat bareng, nanti aku yang imamin."

***

Hari ini Zayn ingin mengajak Natya ke kantornya. Zayn rasanya trauma meninggalkan Natya sendirian di rumah. Gadis itu selalu menganggunya dengan panggilan telepon. Tapi sebelum itu, Zayn mengajak Natya berbelanja. Zayn tak tega jika Natya hanya menggunakan pakaian yang itu-itu saja. Lagi pula dirinya akan mengajak Natya ke kantornya. Tidak mungkin Zayn membiarkan Natya menggunakan kaos dan celana pendek saja.

Sebenarnya niat awal mereka ke sini untuk membeli pakaian terlebih dahulu. Tapi, Natya malah berbelok ke tempat makeup.

"Kamu ngapain sih beli makeup segala?"

Trapped in youWhere stories live. Discover now