Delapan

3.6K 447 94
                                    

Zayn terpaksa menunda rapatnya saat Naina, kakak dari Natya memaksa untuk bertemu dengannya. Pasti wanita itu tidak terima Zayn menolak kerja sama dengan perusahaannya.

Zayn mengamati Naina dari atas sampai bawah. Wanita bertubuh tinggi itu sama sekali tidak ada mirip-miripnya dengan Natya. Apa jangan-jangan Natya anak pungut?

Namun, dengan cepat Zayn mengubur pikiran tersebut. Ini bukan waktunya memikirkan hal seperti itu.

"Selamat Pagi, Pak Zayn."

Naina memamerkan senyumannya. Tangannya terulur untuk berjabat dengan Zayn. Namun sayang, Zayn malah mengabaikannya. Menarik kursi, untuk duduk menjahui Naina.

Naina yang mendapat perlakuan tersebut sedikit merasa kesal, namun di tahannya.

"Sorry, saya lagi social distancing."

Naina mengangguk, mencoba memahami. Kemudian dia kembali duduk. Sebenarnya Naina tidak nyaman dengan posisi seperti ini. Jarak duduk mereka sangat lah jauh. Membuat Naina harus mengencangkan suaranya saat berbicara dengan Zayn.

"Perkenalkan nama saya Naina Fidyar Darmawangsa. Saya-"

"Kayak interview aja pakek perkenalan segala."

Naina menghembuskan nafasnya. Sabar, hanya itu yang bisa dia lakukan.

"Saya kemari ingin membahas kerja sama dengan perusahaan Anda."

"Saya sudah membatalkannya."

"Anda tidak bisa membatalkannya begitu saja. Keputusan harus di sepakati oleh kedua belah pihak."

"Selama belum ada kontrak. Saya bisa melakukan hal itu."

"Kesempatan itu hanya satu kali. Jika Anda-"

"Yaiyalah satu kali. Kalau dua kali namanya kesempatan-kesempatan."

Naina melongo. Apakah benar jika laki-laki di hadapannya sekarang ini adalah pemilik perusahaan yang sedang dia incar? Kenapa sepertinya Naina salah menilai orang.

Dari fisik sih oke. Tapi dari sikap, sepertinya ada yang tidak beres.

"Saya yakin Anda akan mengubah keputusan Anda."

"Gak denger, gak denger."

Zayn menutup telinganya dengan kedua tangannya. Kemudian bangkit, pergi meninggalkan Naina yang masih terdiam.

Setelah pungguh Zayn sudah mulai menjauh. Naina menyunggingkan senyumnya.

"Boleh juga."

Zayn laki-laki itu berbeda. Dan sepertinya Zayn berhasil memikat Naina.

***
Natya terbangun dari tidurnya. Matanya masih terpejam, namun dia merasakan ada yang aneh berada di sekitar wajahnya. Natya membuka matanya perlahan. Gelap. Satu kata yang menggambarkan apa yang dilihatnya saat ini.

Natya panik, mungkinkah kini dirinya telah di culik?

"Tolong! Saya di culik!"

Natya bangkit, kini dia merubah posisinya menjadi duduk. Natya menggoyang-goyangkan kaki dan tangganya. Natya terkejut, ternyata kaki dan tangannya tidak terikat.

Segera Natya melepas benda yang menutupi wajahnya. Ternyata hanya sebuah kresek berwarna hitam. Natya menghembuskan nafasnya lega. Antara lega dan jengkel menjadi satu.

"Ini pasti ulah Kak Zayn!"

Natya mengerucut. Memang siapa lagi yang bisa melakukan hal senyeleneh ini. Natya tak mengerti kenapa dia bangun dengan kondisi tertutup kresek. Untung saja masih ada lubang udara disana, kalau tidak Natya sudah menghembuskan nyawanya.

Trapped in youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang