Sebelas

3.1K 486 83
                                    

"Jadi, kamu calon menantu saya?"

Natya mengerjap, dia sama sekali tidak mengerti maksud perkataan wanita paruh baya ini. Natya menggigit bibir bawahnya, tak tau harus menjawab apa. Tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Natya, merasakan aura mencekam disekitarnya. Wanita ini memang terlihat ramah, namun tatapan intimidasi dari wanita itu membuat Natya sedikit takut.

Natya masih diam, hingga suara langkah kaki di belakangnya semakin dekat. Semoga Zayn bisa membantunya dalam situasi ini.

"Siapa Na--loh, Mama!"

Mata Natya membulat, jadi wanita ini adalah Ibu dari Zayn. Natya kembali menatap wanita itu dengan pandangan bertanya, dan wanita dengan nama Qira itu mengangguk.

Tapi, Natya masih tidak mengerti. Kenapa Ibu dari Zayn memanggilnya dengan sebutan calon menantu. Padahal ini kali pertama mereka bertemu.

Pandangan Natya teralih pada Zayn yang semakin mendekat. Zayn mencium punggung tangan Ibunya, melihat itu membuat Natya mengikuti pergerakan Zayn. Natya ikut menyalami tangan Qira, dan untungnya Qira tidak menolak.

"Mama sendirian aja kesini?"

Belum sempat Qira menjawab, suara seseorang laki-laki tiba-tiba menggema disana.

"Susurupris, Papa juga ikut dong!"

Natya dibuat terkejut saat laki-laki paruh baya tiba-tiba muncul di balik dinding. Oh, ternyata ini ya Papanya Kak Zayn. Ga jauh beda sama anaknya.

Lain halnya dengan Natya, Zayn sudah menduga jika Papanya akan ikut. Kemana-mana Mamanya pergi kan, Papanya itu ngintil mulu. Namanya juga bucin akut!

"Papa ngapain ikut sih?"

"Heh kamu anak manusia! Kamu tuh--"

"Udah ayo masuk, kalau mau berantem di dalem aja. Jangan di depan pintu kayak gini."

Qira mencoba menengahi. Sedangkan Natya semakin binggung, berada di antara keluarga ini. Orang berantem kok malah di dukung.

Natya memberikan jalan kepada Mama dan Papanya Zayn untuk berjalan terlebih dahulu. Saat mata Natya berpapasan dengan Arkan, laki-laki itu tersenyum konyol membuat Natya salah tingkah.

Setelah sampai di ruang tamu, Natya sengaja berbelok didapur untuk menyiapkan makanan. Natya menjadi gugup, karena setiap gerak geriknya tak lepas dari mata Qira. Natya udah kayak ikutan Masterchef, lebih tegang dari dilihat chef Juna.

Setelah selesai, Natya kembali ke ruang tamu dan meletakan minuman. Kemudian dia duduk disebelah Zayn.

"Kamu kenapa ga kasih tau Mama kalo udah punya pacar?"

Zayn yang ditodong pertanyaan seperti ini mengerutkan dahinya. Pacar? Mana mungkin. Orang cintanya sama Veronika aja bertepuk sebelah hand.

"Laras yang kasih tau, katanya kamu punya pacar. Katanya Laras pacar kamu masih kecil."

Qira menatap Natya, kemudian tersenyum.

Kini Zayn tau, siapa yang di maksud pacar oleh orang tuanya. Apalagi yang menyampaikan berita itu adalah Laras. Mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu, saat dirinya memeperkenalnya Natya sebagai tunangannya.

Zayn masih bungkam, dirinya tidak tau harus menjawab apa. Zayn takut memilih kosa kata yang nantinya bisa memperburuk masalah. Tapi yang jelas, dirinya harus jujur perihal hubungannya dengan Natya.

"Papa sih terserah kamu mau pacaran sama siapa aja. Cuma--ya ga sama anak SMP juga dong, Zayn!"

Natya tau jika kalimat itu di tujukan untuknya. Natya paling sebal jika ada yang menganggapnya masih kecil. Natya tau, dia emang baby face banget, cuma ya ga SMP juga dong ya. Bocil banget dong kesannya.

Trapped in youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang